Puisi: Tombak Kemiskinan (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Tombak Kemiskinan" karya Aspar Paturusi menceritakan tentang kemiskinan sebagai musuh yang sulit dikalahkan, yang telah ada sejak zaman ...
Tombak Kemiskinan

Seandainya kemiskinan itu adalah panah-panah yang dilesatkan musuh dari atas langit tanahair, maka akan dibentangkan perisai baja seluas wilayah tanahair. Perisai berikutnya kita bentangkan di setiap rumah terutama di wilayah kumuh. Dan inti perisai terpasang di hati, di mata, di pikiran, di setiap langkah, hingga kemiskinan tak berdaya menghunjamkan cakar.

Ternyata kemiskinan itu adalah musuh negeri ini sejak berabad-abad, musuh paling tangguh, tak punya belas kasihan, tak mau tawar-menawar. Kemiskinan itu dimanfaatkan oleh kaum penjajah, oleh para penguasa, agar untuk atas nama kemiskinan justru melanggengkan kekuasaan.

Sampai detik ini kemiskinan tetap berkeliaran di halaman rumahmu dan juga di halaman rumahku.

Kemiskinan itu tombak yang menancap ke ulu hati.

Jakarta, 2 Februari 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Tombak Kemiskinan" karya Aspar Paturusi mengangkat tema tentang penderitaan sosial akibat kemiskinan yang sudah berlangsung lama. Penyair menggambarkan kemiskinan sebagai musuh yang terus menghantui masyarakat dan menjadi alat bagi pihak tertentu untuk mempertahankan kekuasaan.

Makna Tersirat

Secara tersirat, puisi ini menunjukkan bahwa kemiskinan bukan hanya sekadar kondisi ekonomi, tetapi juga merupakan hasil dari sistem sosial dan politik yang tidak adil. Penyair menyoroti bagaimana kemiskinan telah menjadi alat bagi penjajah dan penguasa untuk mengekang masyarakat. Ada juga pesan bahwa melawan kemiskinan memerlukan kesadaran kolektif dan tindakan nyata.

Puisi ini menceritakan tentang kemiskinan sebagai musuh yang sulit dikalahkan, yang telah ada sejak zaman dahulu dan masih bertahan hingga sekarang. Penyair membayangkan bagaimana jika kemiskinan bisa dihalau dengan perisai, tetapi kenyataannya, ia tetap merajalela dan bahkan digunakan oleh penguasa untuk kepentingan mereka sendiri.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan utama dari puisi ini adalah bahwa kemiskinan bukan hanya sekadar masalah individu, tetapi masalah bersama yang harus diperangi dengan kesadaran dan perjuangan. Penyair juga mengajak pembaca untuk tidak pasrah terhadap keadaan dan melihat kemiskinan sebagai sesuatu yang harus diatasi, bukan diterima begitu saja.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas, di antaranya:
  • Personifikasi – Kemiskinan digambarkan sebagai musuh yang tangguh, berkeliaran, dan tidak memiliki belas kasihan. Ini memberikan kesan bahwa kemiskinan adalah sesuatu yang hidup dan aktif menindas masyarakat.
  • Metafora – Kemiskinan diibaratkan sebagai "tombak yang menancap ke ulu hati," menggambarkan penderitaan yang mendalam akibat kemiskinan.
  • Hiperbola – Penggambaran kemiskinan sebagai musuh yang tidak bisa ditawar dan selalu berkeliaran memperkuat kesan bahwa kemiskinan adalah ancaman yang sangat besar.
Puisi "Tombak Kemiskinan" memberikan refleksi mendalam tentang realitas sosial yang masih relevan hingga saat ini. Dengan bahasa yang kuat dan penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk menyadari dan melawan ketidakadilan yang terjadi di sekitar mereka.

Aspar Paturusi
Puisi: Tombak Kemiskinan
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.