Puisi: Sebuah Malam di Antara Nyanyian-Nyanyian (Karya Fitri Yani)

Puisi "Sebuah Malam di Antara Nyanyian-Nyanyian" karya Fitri Yani bercerita tentang perjalanan batin seorang individu yang merenungkan kenangan dan ..
Sebuah Malam;
Di Antara Nyanyian-Nyanyian

kau abadi di dalam sajak-sajakku
dan sajakku adalah cakrawala
tubuhku lahir di tepi mata sendumu
di mata sendumu mimpiku bermula

apa artinya kemarin dan besok
kenangan telah menyusup
ke dalam kematian-kematian kecil
aku seperti tak pernah memiliki masa kini
hutan yang menyala hijau
pohon-pohonnya tumbang
dirambati tumbuhan liar
lalu segera tumbuh tunas baru

ada lelaki dan perempuan yang sendiri
cinta, cahaya, jalan setapak, dan padang rumput.

Mei, 2012

Sumber: Lampung Post (26 Agustus 2012)

Analisis Puisi:

Puisi "Sebuah Malam di Antara Nyanyian-Nyanyian" karya Fitri Yani mengajak pembaca untuk merenungkan waktu, kenangan, dan siklus kehidupan dalam konteks cinta dan perpisahan. Dengan bahasa yang puitis dan reflektif, puisi ini menggambarkan perjalanan batin seorang individu dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan kenangan, kehilangan, dan harapan baru.

Tema Puisi

Tema utama dalam puisi ini adalah waktu, kenangan, dan perenungan tentang kehidupan yang tak terlepas dari perasaan cinta dan kehilangan. Penyair menggambarkan bagaimana kenangan masa lalu, meskipun telah berlalu, tetap hidup dalam pikiran dan mempengaruhi perjalanan hidup seseorang. Ada juga tema tentang transformasi dan siklus kehidupan yang tak pernah berhenti, seiring dengan tumbuhnya tunas baru setelah kehancuran.

Makna Tersirat

Secara tersirat, puisi ini mengungkapkan bahwa hidup adalah sebuah siklus yang terus berputar, di mana setiap kenangan dan perasaan yang dialami akan terus meninggalkan jejak. Meskipun kenangan dan perasaan masa lalu mungkin tampak seperti kematian yang kecil, selalu ada sesuatu yang baru yang tumbuh setelahnya—sebuah kesempatan atau harapan baru yang datang setelah perpisahan atau kehilangan. Penyair seolah mengajak pembaca untuk menerima kenyataan bahwa meskipun segala hal akan berakhir, ada selalu sesuatu yang baru yang akan menggantikan yang lama.

Puisi ini bercerita tentang perjalanan batin seorang individu yang merenungkan kenangan dan siklus kehidupan. Penyair mengungkapkan perasaan yang terhubung dengan seseorang—mungkin seseorang yang telah pergi atau suatu masa lalu—yang terus hidup dalam sajak-sajak yang ditulis. Kehidupan dan perasaan yang pernah ada di masa lalu menciptakan jejak yang terus membayangi, tetapi pada saat yang sama, ada harapan dan kebaruan yang tumbuh dari kehancuran dan kehilangan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa melankolis, penuh perenungan, dan sedikit penuh dengan rasa kehilangan. Meskipun ada sedikit nuansa harapan dengan hadirnya tunas baru yang tumbuh setelah kehancuran, ada juga rasa kekosongan yang tercipta akibat kenangan dan perasaan yang terus berlanjut meskipun waktu telah berlalu.

Amanat/Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah kesadaran bahwa waktu terus berjalan dan membawa kita melalui siklus kehidupan yang penuh dengan kenangan, perasaan, dan harapan baru. Puisi ini mengajak pembaca untuk menerima kenyataan bahwa meskipun kita kehilangan sesuatu, akan selalu ada hal baru yang datang untuk menggantikannya. Kehidupan adalah sebuah perjalanan yang tak terhentikan, dan meskipun ada bagian yang hilang, selalu ada ruang untuk sesuatu yang baru.

Imaji dalam Puisi

Puisi ini penuh dengan imaji yang kuat dan menggugah, antara lain:
  • Imaji visual → "hutan yang menyala hijau / pohon-pohonnya tumbang / dirambati tumbuhan liar / lalu segera tumbuh tunas baru" memberikan gambaran visual yang kuat tentang siklus kehidupan dan pembaruan setelah kehancuran.
  • Imaji perasaan → "di mata sendumu mimpiku bermula" menciptakan kesan perasaan yang datang dari keheningan dan kesedihan, namun juga mengandung harapan.
  • Imaji temporal → "kenangan telah menyusup ke dalam kematian-kematian kecil" menunjukkan bagaimana kenangan akan masa lalu terus mengisi ruang batin, meskipun tampaknya telah berlalu.

Majas dalam Puisi

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora → "sajakku adalah cakrawala" menggambarkan puisi sebagai sesuatu yang luas dan penuh makna, seperti cakrawala yang tak terbatas.
  • Personifikasi → "kenangan telah menyusup ke dalam kematian-kematian kecil" memberi sifat manusiawi pada kenangan yang seolah-olah memiliki kemampuan untuk menyusup dan mempengaruhi seseorang.
  • Antitesis → "ada lelaki dan perempuan yang sendiri / cinta, cahaya, jalan setapak, dan padang rumput" menciptakan kontras antara kesendirian dan harapan, cinta, serta perjalanan yang penuh kemungkinan.
Puisi "Sebuah Malam di Antara Nyanyian-Nyanyian" karya Fitri Yani adalah sebuah karya puitis yang merenungkan waktu, kenangan, dan siklus kehidupan. Dengan imaji yang kuat dan bahasa yang puitis, puisi ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa meskipun ada kehilangan dan perasaan yang terikat pada masa lalu, selalu ada harapan dan kebaruan yang tumbuh setelahnya. Puisi ini mengandung pesan bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh dengan perubahan, dan dalam setiap akhir selalu ada permulaan baru.

Fitri Yani
Puisi: Sebuah Malam di Antara Nyanyian-Nyanyian
Karya: Fitri Yani

Biodata Fitri Yani:
  • Fitri Yani lahir pada tanggal 28 Februari 1986 di Liwa, Lampung Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Suatu Malam di Pantaibagai sosok puisi yang hilangketika kutemu jejak-jejak basah ketam di pasirombak menerpa jejak-jejak terbawaada yang kurasakan tapi aku tinggal termangubagai s…
  • Pelabuhan MalamLarut, kapal sungai singgahmenguak senyap sawang malam. Rumah-rumahyang ditidurkan embun terjaga. Kabar apadari jauh, kerinduan atau kematianDi seberang, lampu-lampu…
  • Malam Malam adalah ladang pembantaian abadi Jiwa-jiwa tandus yang digerus sepi Yang tak menyisakan apa-apa selain puisi. 2016  …
  • Malam Putihada terasa bebas setelah segala menjadi abuada terasa sakit setelah hati dibelah sembiluada terpancang bulan menjadi cerah: bintang jadi terangada terpancang di hati: ny…
  • MalamInang berbaju kelamberhati pualamyang menuntun matahari masuk peraduanyang menurunkan kelambu kantukmu perlahan-lahandan mengayun kamu dalam tidur yang tenterammengayun bumi d…
  • Merasuk MalamSaatnya tiba untuk berbisik perlahanpada Tuhanaku sudah siap tapi ingintahubilakah saat dirikuKau ambilAgar kurasakan nikmat maut menjemputdalam terang tanpa berkabutd…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.