Puisi: Pohon Rambat (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Pohon Rambat" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan sebuah pohon rambat yang tumbuh di pekarangan belakang rumah, dan bagaimana pohon ini ..
Pohon Rambat

Pohon rambat itu mendaki anjang-anjang yang
kaujalin di pekarangan belakang rumahmu.

Pada pagi hari warna sekeliling menjadi kuning seperti
bunganya meskipun daun-daunnya bertahan hijau.

Tanpa pernah memperhatikan warna apa sebenarnya
yang dikehendakinya, pohon itu terus mendaki sampai
seluruh jaringan yang kaubuat itu penuh.

Dan belalainya mulai berpikir ke mana lagi harus
mendaki untuk menunjukkan bahwa apa yang sudah
kaukerjakan itu tidak tampak sia-sia.

Sumber: Melipat Jarak (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Pohon Rambat" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan sebuah pohon rambat yang tumbuh di pekarangan belakang rumah, dan bagaimana pohon ini melambangkan kerja keras, ketekunan, dan perjuangan untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki.
  • Ketekunan dan Perjuangan: Puisi ini mencatat ketekunan pohon rambat yang terus mendaki anjang-anjang yang disiapkan di pekarangan rumah. Gambaran ini menggambarkan bahwa pohon tidak pernah menyerah dan terus berjuang untuk mencapai tujuannya, meskipun mungkin tidak jelas apa yang ingin dicapai oleh pohon tersebut.
  • Metafora Kerja Keras dan Hasilnya: Pohon rambat ini menjadi metafora bagi kerja keras seseorang dalam mencapai sesuatu. Meskipun pohon ini tidak "memperhatikan warna apa sebenarnya yang dikehendakinya", hal ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan lebih berfokus pada proses daripada hasil akhir. Meskipun demikian, pohon tersebut terus mendaki untuk menunjukkan bahwa semua usaha yang dilakukan tidak sia-sia.
  • Warna dan Kontras Alam: Deskripsi pagi yang kuning seperti bunga pohon rambat menyoroti kontras antara warna yang cerah dan hijau daun-daunnya yang tetap terjaga. Ini menciptakan gambaran visual yang kuat tentang keindahan alam dan perubahan yang terjadi sepanjang waktu, meskipun pohon rambat tetap fokus pada tujuannya.

Struktur dan Bahasa

  1. Bahasa Deskriptif dan Simbolis: Sapardi Djoko Damono menggunakan bahasa yang deskriptif dan simbolis untuk mengekspresikan tema puisi ini. Deskripsi tentang pohon rambat dan pekarangan rumah memberikan gambaran yang hidup dan memperkuat makna yang tersembunyi di balik kata-kata.
  2. Simetri dan Ritme: Puisi ini memiliki simetri yang kuat dalam strukturnya, dengan pengulangan kata-kata seperti "mendaki" untuk menekankan ketekunan pohon rambat. Ritme puisi ini juga memberikan kesan gerakan yang terus-menerus, mencerminkan upaya berkelanjutan pohon dalam mencapai tujuannya.
  3. Makna Filosofis: Melalui gambaran pohon rambat, puisi ini juga menyiratkan makna filosofis tentang kerja keras, ketekunan, dan makna dari pencapaian itu sendiri. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari usaha tanpa henti dalam mencapai sesuatu yang diidamkan.
Puisi "Pohon Rambat" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah puisi yang menggambarkan ketekunan dan perjuangan melalui metafora pohon rambat yang terus mendaki. Dengan bahasa yang indah dan gambaran alam yang khas, puisi ini tidak hanya menggambarkan keindahan alam namun juga mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari usaha tanpa henti dalam mencapai tujuan hidup. Puisi ini menawarkan gambaran yang mendalam tentang makna kerja keras dan ketekunan dalam perjalanan kehidupan.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Pohon Rambat
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.