Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Mengingat Rumah (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Mengingat Rumah" menghadirkan kesan kuat tentang nostalgia, perasaan terhadap ibu, dan keinginan yang mendalam untuk kembali ke rumah.
Mengingat Rumah

kusembahkan malamku
bagi pagimu

letihmu sejauh malam lalu
menderas dalam tawar menawar
di pasar-pasar cintamu, ibu

namun jika esok pagi
aku tak pulang, ibu
jangan kunci pintu
biar saja jendela terbuka
agar ruh pagiku leluasa
menghirup hawa kasihmu

di halaman
bunga-bunga jambu
berguguran
aku memungutnya satu-satu
merangkainya jadi kasih puisi
coba mengobati letihmu, ibu

apalah aku
selain ruhmu juga

1997

Analisis Puisi:

Puisi "Mengingat Rumah" karya Wayan Jengki Sunarta membawa pembaca ke dalam suasana melankolis, nostalgia, dan rindu akan rumah dan ibu. Penyair dengan cermat menggambarkan perasaan perjalanan dan keterikatan kuat terhadap rumah.

Rasa Rindu Terhadap Rumah: Penyair merindukan rumah dengan menggunakan kata-kata yang merenung, menunjukkan keinginan yang sangat kuat untuk kembali. Gambaran tentang memberikan malam untuk pagi, memberi penghormatan dan kesetiaan pada pagi hari yang diharapkan.

Kehadiran Ibu: Penyair mengungkapkan perasaan terhadap ibu, menunjukkan rasa hormat, cinta, dan kasih sayang yang mendalam. Penyair merenungkan letihnya ibu yang mendera di pasar cinta, menambah kedalaman dan penghormatan terhadap perjuangan ibu.

Simbol Bunga Jambu: Simbol bunga jambu yang berguguran dalam puisi ini mungkin merepresentasikan keindahan yang hilang, nostalgia akan masa lalu, serta keinginan untuk merangkai kembali kenangan yang hilang. Penyair ingin memberikan puisi sebagai hadiah untuk meringankan letih ibu.

Identitas dalam Ruhaninya: Penutup puisi ini menunjukkan penyair merenungkan perannya dalam hubungan rumah dan ibu, dengan mengakui dirinya sebagai refleksi atau ruh dari ibu itu sendiri.

Puisi "Mengingat Rumah" menghadirkan kesan kuat tentang nostalgia, perasaan terhadap ibu, dan keinginan yang mendalam untuk kembali ke rumah. Dalam ungkapan hati, penyair mencurahkan perasaan cintanya pada rumah dan ibunya, memberikan penghormatan dan kesetiaan yang amat tulus. Bagian akhir puisi menegaskan keterikatan penyair dengan identitas dan peran dalam konteks keluarga dan rumah.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Mengingat Rumah
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.