Puisi: Jangan Jadikan Nasib Bagai Bola (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Jangan Jadikan Nasib Bagai Bola" mengajak pembaca untuk berpikir kritis tentang bagaimana mereka mengelola kehidupan mereka sendiri serta ...
Jangan Jadikan
Nasib Bagai Bola

bola membawa gemuruh
di stadion dan di mana-mana
ditendang  ke depan
dihalau ke belakang
digiring dipinggir
di tengah dihadang
 
gemuruh kebangsaan
gelora kehormatan
bendera dikibarkan
lalu khidmat bernyanyi
 
bola menendang semangatnya
bola memainkan emosinya
serentak tegak kegirangan
serempak tertunduk lesu
 
bola membuat mereka mabuk
bola menyihir amarahnya
bola menggerakkan tangannya
lalu menghajar siapa saja
 
bola membawa nama bangsa
bola menggiring perdamaian
bola menciptakan permusuhan
bola mengobarkan perang
 
bila engkau ingin tenang
di hatimu jangan ada bola
              menggelinding
 
jangan biarkan nasib bagai bola
setiap saat ditendang berkali-kali
              dihalau kesana kemari

Jakarta, 14 Juni 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Jangan Jadikan Nasib Bagai Bola" karya Aspar Paturusi mengangkat tema tentang nasib dan kehidupan manusia yang tidak boleh dibiarkan dikendalikan oleh keadaan atau pihak lain. Puisi ini juga menyinggung dinamika sosial dalam dunia sepak bola, yang mencerminkan berbagai aspek kehidupan, seperti semangat, kebanggaan, kekalahan, hingga permusuhan.

Makna Tersirat

Secara tersirat, puisi ini mengingatkan bahwa hidup dan nasib seseorang tidak boleh pasrah seperti bola yang terus ditendang ke sana kemari tanpa kendali. Manusia harus mampu mengendalikan takdirnya sendiri, bukan membiarkannya dimainkan oleh keadaan atau kekuatan eksternal. Selain itu, puisi ini juga menggambarkan bagaimana fanatisme dalam sepak bola dapat menjadi pedang bermata dua—dapat membangun persatuan, tetapi juga dapat memicu perpecahan dan konflik.

Puisi ini bercerita tentang bagaimana sepak bola bukan sekadar permainan, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap emosi, semangat, dan bahkan kehormatan suatu bangsa. Sepak bola bisa membangkitkan semangat juang, tetapi juga bisa memicu pertikaian. Pada akhirnya, penyair mengajak pembaca untuk tidak membiarkan nasib mereka seperti bola yang terus ditendang dan dikendalikan oleh orang lain.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan utama puisi ini adalah pentingnya mengendalikan nasib sendiri dan tidak membiarkan hidup terombang-ambing seperti bola yang ditendang ke sana kemari. Puisi ini juga menyiratkan kritik terhadap sikap fanatisme yang berlebihan dalam dunia sepak bola, yang bisa menimbulkan dampak negatif jika tidak dikendalikan dengan baik.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas, antara lain:
  • Metafora – Bola dijadikan simbol kehidupan atau nasib yang bisa dimainkan oleh berbagai pihak.
  • Personifikasi – Bola digambarkan seolah-olah memiliki kekuatan untuk menendang semangat, memainkan emosi, dan bahkan menciptakan permusuhan.
  • Hiperbola – Penggambaran bagaimana bola bisa "menggerakkan tangan lalu menghajar siapa saja" memberikan efek dramatis tentang fanatisme dalam sepak bola.
Puisi "Jangan Jadikan Nasib Bagai Bola" mengajak pembaca untuk berpikir kritis tentang bagaimana mereka mengelola kehidupan mereka sendiri serta melihat sepak bola bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai cerminan dari dinamika sosial yang lebih luas.

Aspar Paturusi
Puisi: Jangan Jadikan Nasib Bagai Bola
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.