UIN Gus Dur merupakan kampus yang cukup terkenal di kota Pekalongan, khususnya di Jawa Tengah. Mahasiswanya tidak hanya dari kota Pekalongan saja, banyak dari luar kota sampai ada yang dari luar negeri, seperti Filipina dan Thailand.
Kampus bukan hanya sekadar tempat untuk menuntut ilmu saja, tetapi juga tempat bertemunya individu dengan individu lain yang dari berbagai latar belakang yang berbeda seperti bahasa, agama, daerah, bahkan negara, dan masih banyak lagi. Perbedaan ini yang menciptakan suasana yang perspektif yang sangat mendukung proses pembelajaran, bukan hanya bisa menambah wawasan akademis tetapi juga melatih toleransi dari keberagaman setiap mahasiswa entah kepercayaan, bahasa, tradisi setiap daerah dan masih banyak lagi keberagaman setiap mahasiswa, karena mahasiswa UIN Gus Dur tidak hanya dari satu daerah saja tapi dari berbagai daerah sampai berbagai negara.
"Saya sangat senang bisa belajar di kampus UIN Gus Dur Pekalongan, saya menemukan perbedaan-perbedaan yang tidak ada di negara saya, seperti orang Pekalongan orangnya ramah-ramah. Ada tradisi pawai obor, saya pernah mencicipi kuliner nasi megono, rasanya aneh tapi lumayan enak, dan masih banyak lagi. Saya mendapatkan banyak pengalaman yang menyenangkan yang pastinya berbeda dengan negara saya" ucap Masanusi Rehbaru, salah satu mahasiswa berasal dari negara Thailand.
Nggak semua orang Pekalongan tahu kalau di kampus UIN Gus Dur mahasiswanya tidak hanya orang Pekalongan saja, bahkan mereka nggak percaya kalau di kampus UIN Gus Dur mahasiswanya banyak yang dari luar negeri.
Dengan adanya mahasiswa yang tidak hanya dari Pekalongan saja, dari luar kota bahkan luar negeri, pastinya banyak sekali perbedaan seperti bahasa, tradisi dan lain-lain. Contoh perbedaan bahasa kota Pekalongan dan kota Tegal, logat bahasanya saja sudah beda.
Kalau di Pekalongan menggunakan logat kata O, contohnya "koe nangopo?" sedangkan di kota Tegal "koe nangapa?"
Itu contoh bahasa yang berbeda dan masih banyak lagi perbedaan setiap daerah. Dengan adanya perbedaan tersebut bukanlah penghalang untuk para mahasiswa menuntut ilmu, perbedaan tersebut justru memperluas wawasan dan menambah pengalaman. Perbedaan tersebut membentuk karakter mahasiswa menjadi pribadi yang inklusif dan toleran terhadap keberagaman.
Penulis: Nuraini Irmasari