Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, generasi muda berada pada posisi yang sangat strategis sekaligus rentan dalam membangun cara pandang keberagamaan. Kesulitan utama yang dihadapi generasi muda saat ini bukanlah sekadar memahami ajaran agama, melainkan bagaimana menerapkan ajaran tersebut dalam masyarakat yang beragam, tanpa terjerumus ke dalam pandangan yang terlalu keras atau eksklusif.
Salah satu tantangan nyata yang dihadapi generasi muda adalah paparan konten keagamaan yang tidak selalu sehat di media sosial. Banyak informasi keagamaan disajikan secara sepotong, tidak kontekstual, dan terkadang penuh dengan semangat intoleransi. Ketika literasi digital dan literasi keagamaan tidak berjalan seimbang, anak muda bisa mudah terjebak dalam narasi kebencian atas nama agama. Selain itu, lingkungan sosial yang terpecah belah oleh perbedaan ideologi dapat memicu semangat fanatisme yang membara di kalangan pemuda, terutama jika mereka tidak dibekali dengan pondasi spiritual dan intelektual yang kokoh.
Namun di balik tantangan-tantangan tersebut, tersimpan pula harapan yang besar. Generasi muda dikenal sebagai kelompok yang adaptif, terbuka terhadap perubahan, dan kreatif dalam menyampaikan gagasan. Inilah modal utama yang bisa dimanfaatkan untuk membangun narasi moderasi beragama. Dengan pendekatan yang inklusif dan penuh empati, generasi muda bisa menjadi jembatan antarumat beragama, sekaligus agen perdamaian di lingkungan sekitarnya. Banyak di antara mereka yang kini aktif membuat konten dakwah moderat di media sosial, membuat forum diskusi lintas iman, hingga menginisiasi gerakan sosial berbasis nilai-nilai keagamaan yang rahmatan lil 'alamin.
Penting bagi institusi pendidikan, tokoh agama, dan negara untuk terus mendampingi dan mendukung peran generasi muda dalam menjaga semangat moderasi beragama. Pendidikan yang holistik, ruang dialog yang terbuka, dan keteladanan dari para pemimpin sangat dibutuhkan agar nilai-nilai moderasi bisa benar-benar tumbuh dan mengakar. Karena sejatinya, masa depan kehidupan beragama yang damai dan harmonis sangat bergantung pada bagaimana kita membekali anak-anak muda hari ini.
Biodata Penulis:
Nur Azizah saat ini aktif sebagai mahasiswa, Pendidikan Agama Islam, di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.