Puisi: Uban (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Uban" karya Joko Pinurbo menggambarkan perubahan, pertempuran dalam diri, dan makna sejati dalam penuaan.
Uban

Pasukan uban telah datang memasuki wilayah hitam.
Hitam merasa terancam dan segera merapatkan barisan.
"Putih lambang kematangan, hitam harus kita lumpuhkan."
"Hitam lambang kesuburan, putih harus kita enyahkan."

Tiap malam pasukan putih dan pasukan hitam bertempur
memperebutkan daerah kekuasaan sampai akhirnya
seluruh dataran kepala berhasil dikuasai masyarakat uban.
"Hore, kita menang. Kita penguasa masa depan."

Tapi uban jelek di lubang hidungmu memperingatkan:
"Jangan salah paham. Putih adalah hitam yang telah luluh
dalam derita dan lebur dalam pertobatan."

"Demikian sabda uban," sindir uban-uban pengecut
yang tiap hari minta didandani dengan semir hitam.

1999

Analisis Puisi:

Puisi "Uban" karya Joko Pinurbo menggambarkan perjuangan antara warna rambut putih dan hitam dalam proses penuaan. Penyair menyampaikan pesan-pesan mendalam tentang penuaan, perubahan, dan makna sejati dalam beberapa baris puisi yang sederhana.

Perbandingan Antara Putih dan Hitam: Puisi ini menggunakan metafora warna rambut, yaitu uban (putih) dan rambut hitam, sebagai representasi perubahan yang terjadi dengan penuaan. Putih dan hitam dipersonifikasikan sebagai pasukan yang bersaing untuk menguasai kepala seseorang, yang secara simbolis mewakili kehidupan.

Pertempuran dalam Penuaan: Puisi ini menyajikan gambaran pertempuran antara rambut putih dan hitam. Hal ini mencerminkan konsep penuaan sebagai proses alami yang melibatkan perubahan fisik dan psikologis. Penyair menggunakan konflik ini untuk menggambarkan perasaan dan ketidakpastian yang mungkin dialami oleh seseorang yang menua.

Makna Dalam Perubahan: Melalui puisi ini, Joko Pinurbo mengingatkan pembaca bahwa penuaan adalah bagian alami dari kehidupan. Walaupun rambut hitam mewakili kekuatan dan kesuburan, rambut putih juga memiliki makna yang dalam. Putih adalah simbol kematangan, pengalaman, dan kedewasaan yang datang dengan usia. Penyair menyoroti pentingnya menerima perubahan ini sebagai bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari.

Perubahan dan Pertobatan: Pernyataan terakhir dalam puisi, "Putih adalah hitam yang telah luluh dalam derita dan lebur dalam pertobatan," adalah penekanan pada makna perubahan dan proses pertobatan dalam kehidupan. Walaupun putih adalah perubahan yang mungkin dianggap sebagai tanda penuaan, ia juga bisa dianggap sebagai hasil dari pengalaman dan proses belajar.

Struktur Puisi: Puisi ini menggunakan struktur yang singkat dan langsung ke intinya. Penggunaan bahasa yang sederhana membantu dalam menyampaikan pesan dengan jelas tanpa perlu penjelasan yang panjang.

Puisi "Uban" adalah contoh bagus tentang bagaimana penyair bisa menyampaikan makna mendalam dalam beberapa kata saja. Melalui perumpamaan sederhana tentang warna rambut, puisi ini menggambarkan perubahan, pertempuran dalam diri, dan makna sejati dalam penuaan.

Puisi: Uban
Puisi: Uban
Karya: Joko Pinurbo

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Piano : Ananda Sukarlan Telah kuserahkan hatiku yang lelah ke dalam tanganmu, piano. Cepat, cepat mainkan lagu terbaikmu. Di padang henin…
  • Pemulung Kecil Tengah malam pemulung kecil itu datang memungut barang-barang yang berserakan di lantai rumah: onggokan sepi, pecahan bulan, bangkai celana, bekas nasib, kepi…
  • Lupa Pekerjaan yang paling mudah dilakukan adalah lupa. Tidak butuh kecerdasan. Tidak perlu pendidikan. Hanya perlu sedikit berpikir. Itulah …
  • Pasar Sentir Pasar sentir. Tampatnya di bawah pohon beringin di alun-alun kota kami yang kecil dan tenang. Saya suka iseng main ke sana men…
  • Koma Menjelang dinihari pengarang itu mati. Kepalanya terkulai di atas meja, batuknya serasa masih menggema, sementara rokok yang belum habis …
  • Surat Surat-surat datang silih berganti, semuanya minta dijawab, segera, kalau bisa hari ini. Konon menulis surat bisa membasmi sepi. Padahal hanya kalau sepi aku bisa den…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.