Tugas Partai
hatiku riang gembira
menerima tugas partai
membawa berita bahagia
ulang tahun empat-lima PKI
kuemban erat
kupegang ketat
ku'kan sampaikan sepenuh jiwa
kepada rakyat pekerja, didesa
dan kota
tugas dirimu partai
segala cuaca melanda
terik matahari, gelap gulita malam,
dan...
embun pagi membasah tubuh
aku datangi desa demi desa,
gubuk demi gubuk,
kawan demi kawan,
rombongan demi rombongan
ku-sampaikan undangan partai
ku-ceritakan berita acara
semua kawan senyum tawa
tekad bulat penuh semangat
jarak jauh 'kan ditempuh
semua jalan menuju senayan
setan-setan penghalang 'kan
diganyang
untuk partai dan revolusi
pria dan wanita, berbaris tegap
menatap
dua panji berdampingan
merah putih dan PKI, melambai
menghias angkasa
derap langkah bersuka ria
maju, maju, maju terus, menuju
rapat perkasa PKI
PKI anak zaman melahirkan zaman
Marxisme-Leninisme api abadi
Jakarta, Mei 1965
Harian Rakyat, 4 Juli 1965
Sumber: Gugur Merah (2008)
Analisis Puisi:
Puisi "Tugas Partai" mengangkat tema perjuangan politik dan pengabdian kepada partai. Puisi ini menggambarkan semangat seorang kader dalam menjalankan tugasnya untuk menyebarkan pesan partai kepada rakyat, baik di desa maupun di kota.
Makna Tersirat
Secara tersirat, puisi ini menggambarkan semangat revolusi dan keyakinan kuat terhadap ideologi partai.
- "Hatiku riang gembira menerima tugas partai" → Menunjukkan bahwa tugas yang diberikan partai dianggap sebagai kehormatan dan kebanggaan.
- "Kuemban erat, kupegang ketat, ku'kan sampaikan sepenuh jiwa" → Menggambarkan dedikasi penuh terhadap tugas partai.
- "Segala cuaca melanda, terik matahari, gelap gulita malam" → Menunjukkan bahwa perjuangan dilakukan tanpa mengenal lelah atau hambatan.
- "Setan-setan penghalang 'kan diganyang" → Menunjukkan adanya semangat perlawanan terhadap segala rintangan dalam perjuangan.
- "PKI anak zaman melahirkan zaman" → Mengindikasikan bahwa partai dianggap sebagai bagian dari perubahan besar dalam sejarah.
Puisi ini bercerita tentang seorang kader partai yang menjalankan tugas menyebarkan pesan partai ke rakyat pekerja di berbagai daerah.
Ia dengan penuh semangat berkeliling desa, bertemu rakyat, dan mengajak mereka untuk bersatu dalam perjuangan politik. Ada tekad yang kuat dalam menghadapi tantangan, dan harapan besar bahwa perjuangan partai akan membawa perubahan besar.
Suasana dalam Puisi
Puisi ini memiliki suasana bersemangat, optimis, dan penuh gairah perjuangan. Tidak ada rasa ragu atau putus asa, melainkan keyakinan penuh terhadap keberhasilan perjuangan.
Majas
Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
- Metafora – "PKI anak zaman melahirkan zaman", yang menggambarkan PKI sebagai kekuatan perubahan dalam sejarah.
- Personifikasi – "dua panji berdampingan, merah putih dan PKI, melambai menghias angkasa", yang memberikan kesan bahwa bendera memiliki kehidupan dan semangat perjuangan.
- Hiperbola – "setan-setan penghalang 'kan diganyang", yang menggambarkan semangat untuk mengatasi segala rintangan dengan cara yang dramatis.
- Repetisi – "maju, maju, maju terus", yang menegaskan semangat pantang mundur dalam perjuangan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Puisi ini menyampaikan pesan bahwa perjuangan politik memerlukan dedikasi penuh, pengorbanan, dan semangat juang yang tak tergoyahkan.
Setiap kader partai harus berperan aktif dalam menyampaikan pesan perjuangan kepada rakyat dan tetap teguh menghadapi segala tantangan.
Imaji
Puisi ini menghadirkan berbagai imaji yang memperkuat maknanya, seperti:
- Imaji visual – "dua panji berdampingan, merah putih dan PKI, melambai menghias angkasa", yang memberikan gambaran simbolis tentang perjuangan.
- Imaji perasaan – "hatiku riang gembira menerima tugas partai", yang menunjukkan kebanggaan dan kebahagiaan dalam berjuang.
- Imaji gerak – "aku datangi desa demi desa, gubuk demi gubuk, kawan demi kawan", yang memperlihatkan aktivitas tanpa henti dalam menjalankan tugas partai.
Puisi "Tugas Partai" karya D.N. Aidit adalah puisi yang penuh dengan semangat perjuangan politik dan pengabdian kepada partai.
Melalui simbol-simbol perjuangan dan semangat yang membara, puisi ini menggambarkan keyakinan kuat bahwa partai adalah bagian dari perubahan besar dalam sejarah, dan bahwa setiap kader harus menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi.
Karya: D.N. Aidit
Biodata D.N. Aidit / Dipa Nusantara Aidit:
- D.N. Aidit (nama lahir Achmad Aidit) lahir pada tanggal 30 Juli 1923 di Tanjungpandan, Belitung, Hindia Belanda.
- D.N. Aidit meninggal dunia pada tanggal 22 November 1965 di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia.