Tragedi
aku mencium bau busa dari mulutmu. kepada
perempuanmu di rumah sudah kupesan: suara lelaki
secepat gerakan angin. siapa mampu membaca
geraknya?
kemarin aku memburu kau di antara lobi-lobi
hotel dan pub. juga di arena bola sodok yang
anyir alkohol. kutahu kau tak ditemani
perempuanmu yang berenang di air matanya
sendiri.
lelaki, o lelaki. mengapa kau jual
kepasrahan perempuan di pasar sandiwara?
1997
Sumber: Horison (September, 2000)
Analisis Puisi:
Puisi "Tragedi" karya Isbedy Stiawan ZS mengangkat tema tentang pengkhianatan dan kehancuran nilai kesetiaan dalam hubungan. Puisi ini menggambarkan bagaimana seorang lelaki mengkhianati pasangannya dan larut dalam dunia malam yang penuh kepalsuan.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah kritik sosial terhadap perilaku sebagian lelaki yang mengabaikan kesetiaan dan tanggung jawab kepada pasangannya. Di sisi lain, puisi ini juga menyiratkan kepedihan seorang perempuan yang dikhianati dan ditinggalkan pasangannya untuk mengejar kesenangan semu. Perempuan menjadi korban, sementara lelaki melarikan diri ke dunia hiburan malam yang semu dan fana.
Puisi ini bercerita tentang seorang lelaki yang mengkhianati pasangannya. Dia menghabiskan waktu di hotel, pub, dan tempat hiburan malam lainnya, sementara perempuan yang ia tinggalkan menangis dalam kesendirian di rumah. Puisi ini juga menunjukkan bagaimana lelaki tersebut menjual cinta dan kesetiaan perempuan sebagai bahan sandiwara di kehidupannya sendiri, seolah kesetiaan itu tak lagi berarti.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini dipenuhi nuansa muram, getir, dan menyedihkan. Ada kesan kelam dari dunia malam yang digambarkan lewat lobi hotel, pub, dan aroma alkohol. Di sisi lain, suasana kesedihan mendalam juga terasa melalui gambaran perempuan yang “berenang di air matanya sendiri.”
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah:
- Kesetiaan dalam hubungan adalah sesuatu yang berharga dan tidak seharusnya dipermainkan.
- Mengkhianati pasangan demi kesenangan sesaat hanya akan melahirkan luka yang mendalam.
- Kehidupan malam yang penuh kepalsuan dan sandiwara tidak akan pernah benar-benar memberi kebahagiaan.
- Perempuan bukan objek yang bisa diperjualbelikan atau dipermainkan demi ego lelaki.
Imaji
Puisi ini menampilkan beberapa imaji yang kuat dan jelas:
- Imaji penciuman: “aku mencium bau busa dari mulutmu,” memberikan kesan aroma sisa alkohol atau minuman keras.
- Imaji penglihatan: lobi hotel, pub, dan meja bola sodok menciptakan gambaran visual dunia malam yang kelam.
- Imaji rasa: perempuan yang berenang di air matanya sendiri menghadirkan sensasi kesedihan yang menyayat.
- Imaji pendengaran: “suara lelaki secepat gerakan angin” menciptakan kesan sesuatu yang cepat berlalu dan sulit ditangkap.
Majas
Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
- Metafora: “berenang di air matanya sendiri” menggambarkan perempuan yang tenggelam dalam kesedihan.
- Personifikasi: “suara lelaki secepat gerakan angin” memberikan sifat manusia pada suara yang bergerak seperti angin.
- Hiperbola: “menjual kepasrahan perempuan di pasar sandiwara” mempertegas bagaimana pengkhianatan lelaki dieksploitasi sebagai hiburan semu.
Puisi: Tragedi
Karya: Isbedy Stiawan ZS
Biodata Isbedy Stiawan ZS:
- Isbedy Stiawan ZS lahir di Tanjungkarang, Bandar Lampung, pada tanggal 5 Juni 1958.