Puisi: Tengah Hari (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Tengah Hari" karya Sapardi Djoko Damono mengangkat tema ketenangan yang datang setelah kekacauan. Suasana jalanan yang sunyi setelah ...
Tengah Hari

jalanan mengombak tanpa suara
aku pun kaupanggil ketika mereka sudah pulang
sehabis huru-hara
ada yang mendadak rembang, ada yang bergegas petang

1966

Sumber: Mata Jendela (2001)

Analisis Puisi:

Puisi "Tengah Hari" karya Sapardi Djoko Damono merupakan puisi singkat yang padat dengan nuansa dan imaji. Melalui penggunaan kata-kata yang sederhana namun penuh makna, Sapardi menciptakan suasana yang menggugah perasaan tentang momen-momen di tengah hari yang penuh dengan refleksi dan ketenangan.

Tema Sentral: Ketenangan Pasca Huru-Hara

Puisi ini mengangkat tema ketenangan yang datang setelah kekacauan. Suasana jalanan yang sunyi setelah keramaian menggambarkan momen refleksi dan introspeksi yang sering muncul setelah periode aktivitas yang intens.

Imaji dan Bahasa

  • "Jalanan mengombak tanpa suara": Imaji ini memberikan gambaran visual tentang jalanan yang berombak, mungkin karena panas siang hari yang membuat permukaan jalan berkilauan. Frasa "tanpa suara" menekankan ketenangan dan kesunyian, kontras dengan hiruk-pikuk yang mungkin terjadi sebelumnya.
  • "Aku pun kaupanggil ketika mereka sudah pulang": Ini menunjukkan momen pribadi atau intim yang terjadi setelah keramaian berakhir. Ada perasaan dipanggil atau diundang ke dalam suasana yang lebih tenang dan damai.
  • "Sehabis huru-hara": Frasa ini memperjelas bahwa ketenangan ini datang setelah periode kekacauan atau keramaian. Ini bisa diartikan sebagai refleksi setelah peristiwa yang sibuk atau penuh gejolak.
  • "Ada yang mendadak rembang, ada yang bergegas petang": Baris ini menggambarkan transisi waktu dari siang ke sore. "Rembang" yang mendadak dan "petang" yang bergegas memberikan kesan pergerakan waktu yang cepat, namun tetap dalam suasana tenang.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari empat baris yang sederhana namun kaya makna. Sapardi menggunakan bahasa yang sederhana dan langsung, namun penuh dengan nuansa dan imaji yang mendalam. Struktur yang ringkas ini memungkinkan pembaca untuk fokus pada setiap kata dan frasa, menggali makna yang lebih dalam dari setiap baris.

Simbolis

  • Ketenangan Setelah Kekacauan: Puisi ini menggambarkan ketenangan yang datang setelah periode kekacauan atau aktivitas yang intens. Ini bisa diartikan sebagai momen refleksi dan introspeksi yang sering muncul setelah masa-masa yang sibuk.
  • Transisi Waktu: Pergerakan waktu dari siang ke sore dalam puisi ini menunjukkan perubahan yang tak terhindarkan dalam hidup. Ini juga menggambarkan bagaimana waktu terus berjalan meskipun ada momen-momen ketenangan dan refleksi.
  • Panggilan untuk Refleksi: Baris "aku pun kaupanggil ketika mereka sudah pulang" menunjukkan undangan untuk merenung dan introspeksi setelah semua orang pergi. Ini menciptakan suasana pribadi dan intim, di mana seseorang diundang untuk merenung dalam kesunyian.
Puisi "Tengah Hari" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya yang menggambarkan ketenangan dan refleksi yang datang setelah periode kekacauan. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Sapardi menciptakan suasana yang menggugah perasaan dan mendorong pembaca untuk merenung tentang momen-momen tenang dalam hidup mereka.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Tengah Hari
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.