Analisis Puisi:
Puisi "Takdir" karya Aspar Paturusi menghadirkan gambaran dialog ringan dalam keluarga, antara orang tua dan anak, yang sebenarnya mengandung refleksi mendalam tentang makna kebebasan dan perjalanan hidup seorang anak. Dengan gaya sederhana dan mudah dipahami, puisi ini menyisipkan pesan yang sangat bermakna tentang takdir dan kebebasan menentukan masa depan.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kebebasan menentukan jalan hidup dan penerimaan terhadap takdir. Puisi ini menyoroti bagaimana orang tua sering kali khawatir dan ingin mengarahkan masa depan anak, tetapi pada akhirnya anak berhak memilih sendiri jalannya sesuai takdirnya.
Makna Tersirat
Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa setiap anak memiliki hak untuk menentukan takdirnya sendiri. Orang tua boleh khawatir, boleh memberi nasihat, tetapi mereka tidak bisa sepenuhnya mengatur masa depan anak sesuai keinginan mereka. Ada garis takdir yang harus dijalani sendiri oleh sang anak, yang dipandu oleh kehendak Tuhan.
Puisi ini bercerita tentang percakapan sehari-hari antara orang tua dan anak saat bermain di taman. Sang anak berlari-lari, sang ibu khawatir ia jatuh, sedangkan sang ayah melihat jatuh sebagai bagian dari proses belajar. Dari obrolan ringan itu, mengalir refleksi lebih dalam tentang bagaimana orang tua seharusnya bersikap terhadap masa depan anak: apakah mengatur sepenuhnya atau membiarkan sang anak menemukan jalannya sendiri.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini hangat, penuh kasih sayang, namun juga memuat refleksi tentang kebebasan dan takdir. Percakapan antara orang tua yang berbeda pandangan menciptakan suasana yang akrab sekaligus sarat makna.
Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi
Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa setiap anak memiliki hak atas masa depannya sendiri. Orang tua cukup mendampingi, memberi nasihat, tetapi bukan untuk mengatur sepenuhnya. Biarkan anak belajar dari jatuh dan bangun, agar ia memahami arti kehidupan dan tanggung jawab atas pilihannya sendiri.
Imaji
Puisi ini menghadirkan beberapa imaji yang cukup kuat:
- “lihat aku bisa berlari, kukitari taman berkali” menghadirkan imaji visual tentang anak kecil yang ceria berlarian di taman.
- “putera jatuh dekat batu, kakinya bakal terkilir” menghadirkan imaji tentang kekhawatiran orang tua.
- “membawa lembaran takdir sebagaimana garis ilahi” menciptakan imaji spiritual tentang takdir yang telah digariskan Tuhan.
Majas
Beberapa majas yang hadir dalam puisi ini meliputi:
- Metafora: “lembaran takdir” sebagai simbol perjalanan hidup.
- Hiperbola: “lebih hebat dari Ronaldo” yang menunjukkan impian atau harapan besar dari orang tua.
- Personifikasi: “takdir yang dibawa sendiri” memberi sifat aktif kepada takdir, seolah-olah takdir bisa digenggam dan dibawa.
Karya: Aspar Paturusi
Biodata Aspar Paturusi:
- Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
- Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.