Puisi: Takdir (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Takdir" karya Aspar Paturusi menghadirkan gambaran dialog ringan dalam keluarga, antara orang tua dan anak, yang sebenarnya mengandung ...
Takdir

selamat pagi, mama
selamat pagi, papa
lihat aku bisa berlari
kukitari taman berkali

sang mama khawatir
putera jatuh dekat batu
kakinya bakal terkilir

pa, gendong anakmu
takut kakinya patah
nanti tak bisa main bola
lebih hebat dari ronaldo

ma, biarkan saja
agar tahu rasa jatuh
tak mudah terguling
seperti robben

pa, adilkah kita
mengatur masa depan
biarkan dia memilih
kemana dia melangkah

ma, ya tak harus main bola
biarkan dia berlari sendiri
membawa lembaran takdir
sebagaimana garis ilahi

Jakarta, 8 Juli 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Takdir" karya Aspar Paturusi menghadirkan gambaran dialog ringan dalam keluarga, antara orang tua dan anak, yang sebenarnya mengandung refleksi mendalam tentang makna kebebasan dan perjalanan hidup seorang anak. Dengan gaya sederhana dan mudah dipahami, puisi ini menyisipkan pesan yang sangat bermakna tentang takdir dan kebebasan menentukan masa depan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kebebasan menentukan jalan hidup dan penerimaan terhadap takdir. Puisi ini menyoroti bagaimana orang tua sering kali khawatir dan ingin mengarahkan masa depan anak, tetapi pada akhirnya anak berhak memilih sendiri jalannya sesuai takdirnya.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa setiap anak memiliki hak untuk menentukan takdirnya sendiri. Orang tua boleh khawatir, boleh memberi nasihat, tetapi mereka tidak bisa sepenuhnya mengatur masa depan anak sesuai keinginan mereka. Ada garis takdir yang harus dijalani sendiri oleh sang anak, yang dipandu oleh kehendak Tuhan.

Puisi ini bercerita tentang percakapan sehari-hari antara orang tua dan anak saat bermain di taman. Sang anak berlari-lari, sang ibu khawatir ia jatuh, sedangkan sang ayah melihat jatuh sebagai bagian dari proses belajar. Dari obrolan ringan itu, mengalir refleksi lebih dalam tentang bagaimana orang tua seharusnya bersikap terhadap masa depan anak: apakah mengatur sepenuhnya atau membiarkan sang anak menemukan jalannya sendiri.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini hangat, penuh kasih sayang, namun juga memuat refleksi tentang kebebasan dan takdir. Percakapan antara orang tua yang berbeda pandangan menciptakan suasana yang akrab sekaligus sarat makna.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa setiap anak memiliki hak atas masa depannya sendiri. Orang tua cukup mendampingi, memberi nasihat, tetapi bukan untuk mengatur sepenuhnya. Biarkan anak belajar dari jatuh dan bangun, agar ia memahami arti kehidupan dan tanggung jawab atas pilihannya sendiri.

Imaji

Puisi ini menghadirkan beberapa imaji yang cukup kuat:
  • “lihat aku bisa berlari, kukitari taman berkali” menghadirkan imaji visual tentang anak kecil yang ceria berlarian di taman.
  • “putera jatuh dekat batu, kakinya bakal terkilir” menghadirkan imaji tentang kekhawatiran orang tua.
  • “membawa lembaran takdir sebagaimana garis ilahi” menciptakan imaji spiritual tentang takdir yang telah digariskan Tuhan.

Majas

Beberapa majas yang hadir dalam puisi ini meliputi:
  • Metafora: “lembaran takdir” sebagai simbol perjalanan hidup.
  • Hiperbola: “lebih hebat dari Ronaldo” yang menunjukkan impian atau harapan besar dari orang tua.
  • Personifikasi: “takdir yang dibawa sendiri” memberi sifat aktif kepada takdir, seolah-olah takdir bisa digenggam dan dibawa.

Aspar Paturusi
Puisi: Takdir
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • KemerdekaanAda kemerdekaanlagi terlukamencoba tersenyum padamuAda kemerdekaanbergulat di ambang dukamelambaikan tangan padamuAda kemerdekaanhati siapa tetap satugigih menyelamatkan…
  • Rakyat Kecilenak menjadi rakyat kecilhidup sebagaimana adanyamimpi pun amat sederhanaharapan tak setinggi awantak berlari sekencang anginrakyat kecil, impian diciciltak peduli pada…
  • Damaijangan coret namaku dari catatanmupercayalah aku tetap siap sebagai sahabatpersahabatan adalah karunia-Nyakita wajib turut menjaga duniaperang di mana-mana sangat menakutkanne…
  • Merah PutihInimerah putihberkibar di hatikuBolehkah pula kutancapkan di hatimuKibarkan dengan tiang kehormatan bangaterikat kukuh pada seutas tali setia dan cintaIni bara merd…
  • BADIK jangan sentuh lagi badik kakek kini tenang tergeletak di peti genggamlah sebilah badik perkasa penakluk segala masalah badik itu tidak terselip di pingg…
  • Sebelum Merdeka Sampai Kinikala angin menyeret awanlalu hujan deras turun kencangbisakah diikutkan seluruh dukatercurah di atas ladang dan sawahhujan adalah sahabat manusiawalau se…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.