2003
Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007)
Analisis Puisi:
Puisi "Selain Hujan" karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah refleksi puitis tentang waktu, keheningan, dan kedekatan dalam suasana yang melankolis. Penyair memanfaatkan hujan sebagai simbol utama, tetapi juga menyiratkan hal-hal lain yang "berjatuhan" dalam hidup, seperti kenangan, kesepian, dan kata-kata yang tak terucap.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah waktu, kesepian, dan kedekatan emosional. Puisi ini menggambarkan bagaimana hujan bukan satu-satunya hal yang jatuh pada malam itu, tetapi juga kenangan dan perasaan yang mengalir bersama waktu.
Makna Tersirat
Puisi ini menyiratkan perjalanan waktu dan perubahan perasaan.
- "Selain hujan, malam itu ada yang berjatuhan" mengindikasikan bahwa hujan hanyalah satu dari banyak hal yang turun, bisa jadi kenangan, kata-kata yang tak tersampaikan, atau keheningan yang mengisi ruang di antara dua orang.
- "Detik-detik yang berpulang ke haribaan usia" menunjukkan bagaimana waktu terus berjalan, membawa pergi momen-momen yang telah berlalu.
- "Seperti ada yang berloncatan dari rambutmu, huruf-huruf yang disimpan kerlip lampu" memberikan gambaran tentang kata-kata yang tak terucapkan, mungkin berupa perasaan yang terpendam dalam kesunyian malam.
- "Lalu kita berpelukan lama seperti dinding yang menahan angin dan udara" menggambarkan kehangatan dalam kebersamaan, meskipun di tengah kesunyian dan kesedihan.
Puisi ini bercerita tentang sebuah momen reflektif di malam hujan, di mana dua orang berbagi keheningan, kenangan, dan kata-kata yang tersimpan dalam perasaan mereka. Ada kesan bahwa waktu terus berjalan, membawa kenangan pergi, tetapi dalam momen itu, ada kebersamaan yang menenangkan.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini terasa melankolis, tenang, tetapi juga penuh makna. Hujan menciptakan latar yang mendukung perasaan reflektif dan kesepian, tetapi di sisi lain, ada kehangatan dalam kebersamaan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Puisi ini menyampaikan pesan bahwa waktu terus berjalan, membawa pergi detik-detik kehidupan, tetapi dalam keheningan dan kebersamaan, kita bisa menemukan kehangatan dan makna.
Imaji
- Imaji visual (penglihatan) → "Benang-benang cahaya yang tunduk pada cuaca," "huruf-huruf yang disimpan kerlip lampu," menciptakan gambaran suasana malam yang temaram dan penuh makna.
- Imaji auditorik (pendengaran) → "Selain hujan," menunjukkan suara hujan yang menjadi latar suasana dalam puisi.
- Imaji kinestetik (gerakan) → "Berloncatan dari rambutmu," memberikan kesan sesuatu yang bergerak, mungkin berupa pikiran atau kenangan yang melayang dalam suasana malam.
Majas
- Metafora → "Benang-benang cahaya yang tunduk pada cuaca," menggambarkan sinar lampu yang redup karena suasana hujan.
- Personifikasi → "Huruf-huruf yang disimpan kerlip lampu," memberikan sifat manusia pada huruf-huruf yang seolah-olah bersembunyi dalam cahaya.
- Simile → "Lalu kita berpelukan lama seperti dinding yang menahan angin dan udara," menggambarkan bagaimana kebersamaan dalam diam bisa menjadi sesuatu yang kuat dan kokoh.
Puisi "Selain Hujan" karya Acep Zamzam Noor adalah puisi yang menyentuh tentang waktu, keheningan, dan kehangatan dalam kesunyian. Hujan menjadi latar yang memperkuat suasana reflektif, di mana kenangan, kata-kata, dan kesepian jatuh bersama butiran air.
Dengan bahasa yang lembut tetapi penuh makna, puisi ini mengajak kita untuk merenungi bagaimana waktu berlalu dan bagaimana kita menemukan makna dalam keheningan serta kebersamaan.
Biodata Acep Zamzam Noor:
- Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
- Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.