Analisis Puisi:
Puisi "Sedang Apa" mengangkat tema tentang perjalanan kreatif seorang penyair yang bergulat dengan kata-kata, penciptaan karya, dan kesadaran akan kefanaan. Puisi ini menyentuh hubungan antara puisi, proses kreatif, dan kematian.
Makna Tersirat
Makna tersirat dalam puisi ini adalah refleksi eksistensial tentang menulis sebagai bentuk persiapan menuju kematian. Penyair seolah menyadari bahwa setiap kata yang ditulis bukan sekadar karya seni, tetapi juga batu nisan simbolis untuk dirinya sendiri.
Dengan kata lain, puisi yang ia ciptakan adalah jejak peninggalan hidupnya—warisan yang akan berbicara setelah ia tiada. Ini menegaskan bahwa menulis bagi seorang penyair bukan sekadar aktivitas kreatif, tetapi juga bentuk perenungan tentang hidup dan mati.
Puisi ini bercerita tentang seorang penyair yang tengah bergulat dengan kata-kata di malam hari. Saat ditanya apakah ia sedang menciptakan patung dirinya (sebagai simbol penciptaan identitas dalam karya), sang penyair menjawab bahwa ia sedang membuat batu nisannya sendiri.
Kata-kata yang ditempa bukan hanya karya seni, tetapi juga penanda perjalanan hidup dan akhir dirinya. Proses mencipta menjadi proses merangkul kematian secara perlahan melalui kata-kata.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini terasa hening, kontemplatif, dan sarat refleksi. Ada nuansa sepi malam yang bersanding dengan kesadaran tentang kematian, menjadikan puisi ini lirih sekaligus penuh kedalaman makna.
Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi
Puisi ini menyampaikan pesan bahwa menulis adalah cara seorang penyair berdamai dengan kefanaan. Melalui kata-kata, penyair menciptakan jejak abadi yang akan terus dikenang meski dirinya telah tiada.
Selain itu, puisi ini juga mengingatkan bahwa kreativitas sejati lahir dari kesadaran akan waktu yang terbatas. Menulis bukan sekadar mengejar estetika, melainkan juga upaya mendokumentasikan hidup dan kematian sekaligus.
Imaji
Beberapa imaji yang tercipta dalam puisi ini:
- Penyair yang sibuk menempa dan memahat kata — menciptakan gambaran seorang seniman yang berkutat dengan kreativitas di tengah malam.
- Patung diri — imaji tentang karya yang mencerminkan penciptanya.
- Batu nisan — imaji yang kuat tentang kematian, sekaligus simbol bahwa puisi adalah monumen abadi bagi penyairnya sendiri.
Majas
Majas yang digunakan dalam puisi ini meliputi:
- Metafora: Proses menulis disamakan dengan membuat patung dan batu nisan, melambangkan bagaimana kata-kata menjadi warisan abadi.
- Ironi: Menulis yang biasanya dianggap sebagai proses kreatif yang hidup, justru disandingkan dengan kematian (batu nisan), menciptakan kontras yang mendalam.
- Personifikasi: Kata-kata diperlakukan seperti benda hidup yang bisa ditempa dan dipahat.
Puisi "Sedang Apa" karya Joko Pinurbo adalah refleksi puitis tentang hubungan erat antara proses kreatif dan kematian. Dengan gaya khasnya yang ringkas, padat makna, dan bernuansa satire halus, Jokpin mengajak kita merenungkan bahwa setiap karya adalah warisan, dan setiap kata adalah jejak menuju keabadian.

Puisi: Sedang Apa
Karya: Joko Pinurbo