Analisis Puisi:
Puisi "Sebuah Pertemuan" karya Nenden Lilis Aisyah mengangkat tema pertemuan dan persatuan. Puisi ini menggambarkan pertemuan antara dua individu yang memiliki kesamaan latar belakang, baik secara fisik maupun emosional. Selain itu, puisi ini juga mengandung tema identitas budaya dan koneksi emosional yang kuat antara dua manusia.
Makna Tersirat
Di balik kata-kata yang digunakan, puisi ini menyiratkan makna tentang keterikatan batin dan persatuan yang tidak dapat digoyahkan oleh faktor eksternal. Penyair menggambarkan bahwa kesamaan dalam asal-usul dan pengalaman hidup menciptakan hubungan yang mendalam, yang tidak mudah dipecah oleh angin dengki atau pengaruh negatif lainnya.
Puisi ini bercerita tentang pertemuan antara dua individu yang memiliki latar belakang serupa. Salah satu dari mereka telah menempuh perjalanan panjang, melintasi selat, untuk akhirnya bertemu dengan yang lain. Melalui pertemuan ini, keduanya merasakan kedekatan yang mendalam, baik dari segi fisik maupun emosional. Kesamaan pengalaman, warna kulit, dan aroma tanah selepas hujan menjadi simbol kesatuan dan keharmonisan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan utama yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah pentingnya persatuan dan kesetiaan terhadap akar budaya. Penyair menunjukkan bahwa persamaan dalam identitas dan pengalaman hidup dapat memperkuat hubungan antarmanusia, serta menjadi pelindung dari berbagai pengaruh negatif. Selain itu, puisi ini juga mengajarkan tentang kehangatan dan ketulusan dalam menjalin hubungan dengan sesama.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji yang menggambarkan suasana hangat dan akrab. Contohnya, "hitam rambut dan kulit coklatnya (seperti juga aku) meruapkan harum tanah selepas hujan" menciptakan gambaran yang jelas tentang kesamaan fisik dan kedekatan dengan alam. Imaji lainnya seperti "kutahu, hatiku dan hatinya sejernih sungai di hutan hijau" memberikan kesan ketulusan dan kejernihan hubungan antar tokoh dalam puisi.
Majas
Penyair menggunakan beberapa majas untuk memperindah puisinya. Salah satunya adalah majas metafora, seperti dalam "senyumnya mengembangkan cahaya gemilang menara kembar," yang menggambarkan senyum seseorang dengan kemegahan menara kembar. Selain itu, ada pula personifikasi dalam "jiwaku dan jiwanya lembut melambai bagai nyiur di tepi pantai," yang memberikan kesan hidup pada jiwa yang diibaratkan seperti nyiur.
Puisi "Sebuah Pertemuan" karya Nenden Lilis Aisyah bukan hanya menggambarkan sebuah pertemuan fisik, tetapi juga pertemuan batin yang erat, penuh makna, dan memperkuat identitas serta hubungan antarmanusia.
Puisi: Sebuah Pertemuan
Karya: Nenden Lilis Aisyah
Biodata Nenden Lilis Aisyah:
- Nenden Lilis Aisyah lahir di Malangbong, Garut, Jawa Barat, pada tanggal 26 September 1971.