Puisi: Sajak tentang Katak (Karya Sujarwanto)

Puisi "Sajak tentang Katak" karya Sujarwanto adalah sebuah refleksi mendalam tentang perubahan ekosistem, kehidupan pedesaan, dan keterasingan ...
Sajak tentang Katak

di kampung ini masih ada katak menyanyi
kala senja semarak dan gerimis mereda
di kolam-kolam pekarangan, terjauh dari rawa-rawa
mereka berkisah tentang angin musim
yang datang dari benak-benak kota
dan padang-padang perburuan yang gersang
lantaran urea
mengusir mereka dari perkampungan hidup yang damai
di desir angin menyapa sepi malam
dengung mereka seperti bunyi-bunyi tambur
yang dipukul dari tanah surga
ada sendu
ada haru
pada kisah mereka tentang petani
yang disibukkan wereng dan sulitnya obat-obat
yang dihantui panen gagal dan harga-harga melonjak

di sungkup sepi
dan malam yang makin larut
dengung mereka makin asing dan jauh
dari petani yang lelap disapa lelah kerja sesiang
sementara mereka telah terasing
dari teori-teori ekonomi dan percaturan politik
di larut malam
katak-katak itu masih bernyanyi
di kampung sunyi
terjauh dari rawa-rawa

Bantul, 1979

Sumber: Astana Kastawa 2 (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak tentang Katak" karya Sujarwanto merupakan puisi yang sarat dengan kritik sosial dan ekologi. Dengan menggunakan katak sebagai simbol, penyair menggambarkan perubahan lingkungan, kesulitan petani, dan dampak modernisasi terhadap kehidupan pedesaan.

Tema

Puisi ini mengangkat tema perubahan lingkungan, kehidupan pedesaan, dan keterasingan. Ada juga sentuhan kritik sosial terhadap dampak industrialisasi dan modernisasi yang mengusik keseimbangan alam serta kehidupan petani.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah kepedihan akibat perubahan zaman yang menggeser kehidupan alami serta kesulitan yang dihadapi masyarakat desa. Katak, yang biasanya hidup di rawa-rawa, kini terpaksa bernyanyi di pekarangan karena ekosistem mereka terganggu. Hal ini bisa menjadi metafora bagi masyarakat pedesaan yang semakin terdesak oleh perubahan ekonomi dan industri yang tidak berpihak pada mereka.

Puisi ini bercerita tentang katak-katak yang masih bernyanyi di kampung meskipun lingkungan mereka telah berubah. Mereka berkisah tentang angin musim, perburuan lahan, serta dampak penggunaan urea yang mengusir mereka dari habitat aslinya. Di sisi lain, petani yang seharusnya menjadi bagian dari alam kini justru disibukkan oleh hama wereng, kesulitan mendapatkan obat, panen yang terancam gagal, serta harga-harga yang melonjak.

Suasana dalam Puisi

Puisi ini menciptakan suasana sendu, haru, dan kesunyian yang mendalam. Ada kesan keterasingan, baik bagi katak yang terusir dari habitatnya maupun bagi petani yang semakin jauh dari alam dan terhimpit oleh persoalan ekonomi.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah betapa perubahan lingkungan dan kebijakan ekonomi dapat memberikan dampak besar bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia dan hewan. Keharmonisan alam terganggu oleh industrialisasi dan modernisasi yang sering kali tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji visual dan auditif, seperti:
  • Imaji visual: "senja semarak dan gerimis mereda", "kolam-kolam pekarangan", "padang-padang perburuan yang gersang" – menghadirkan gambaran nyata tentang perubahan lingkungan.
  • Imaji auditif: "dengung mereka seperti bunyi-bunyi tambur", "katak-katak itu masih bernyanyi" – menciptakan suasana pedesaan yang penuh suara alam namun kini semakin asing.

Majas

Puisi ini menggunakan berbagai majas yang memperkuat maknanya, seperti:
  • Personifikasi: "di desir angin menyapa sepi malam" – angin digambarkan seolah menyapa malam.
  • Metafora: "mengusir mereka dari perkampungan hidup yang damai" – menggambarkan dampak lingkungan terhadap katak dan kehidupan desa.
  • Simbolisme: Katak melambangkan kehidupan tradisional yang semakin terpinggirkan oleh modernisasi dan eksploitasi lingkungan.
Puisi "Sajak tentang Katak" karya Sujarwanto adalah sebuah refleksi mendalam tentang perubahan ekosistem, kehidupan pedesaan, dan keterasingan akibat modernisasi. Dengan simbolisme yang kuat dan suasana yang sendu, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana perubahan zaman mempengaruhi hubungan manusia dengan alam.

Sepenuhnya Puisi
Puisi: Sajak tentang Katak
Karya: Sujarwanto

Biodata Sujarwanto:
  • Sujarwanto lahir pada tanggal 28 Februari 1955 di Bantul, Yogyakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sajak tentang Katak di kampung ini masih ada katak menyanyi kala senja semarak dan gerimis mereda di kolam-kolam pekarangan, terjauh dari rawa-rawa mereka berkisah t…
  • Mutiara-Mutiara Untuk: luluk-lulukku Telah kupungut dari dasar laut, Putih dari warna hitam yang kelam Kuasah dari hari ke hari, asa yang kian menipis Aku berharap,…
  • Sajak Burung Perenjak Hari ini bakal datang berita dari jauh Nyanyinya meningkahi gemerisik daun Pada dahan-dahan rendah di depan rumah Sepotong kue dan segelas susu Meny…
  • Perburuan Dari musim ke musim Telah kutikam sepi itu Dan darah telah mengucur sepanjang langkah Mengumpul bersama sejuta harap Tak pernah sampai Langkahku yang tertatih di…
  • Potret-Potret Tua Di album ini, Seperti semesta yang semakin tua Langkah-langkah gagah dan napas-napas yang gairah Berangkai-rangkai, memilih kurun Pandanglah Kerna …
  • Dermaga Di sini, perjalanan yang panjang Kita susuri Sepanjang usia Kurun demi kurun, melintasi nasib Kita pun termangu menyapa Kapal-kapal merapat Daun-daun meluruh Den…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.