Analisis Puisi:
Puisi "Sajak tentang Katak" karya Sujarwanto merupakan puisi yang sarat dengan kritik sosial dan ekologi. Dengan menggunakan katak sebagai simbol, penyair menggambarkan perubahan lingkungan, kesulitan petani, dan dampak modernisasi terhadap kehidupan pedesaan.
Tema
Puisi ini mengangkat tema perubahan lingkungan, kehidupan pedesaan, dan keterasingan. Ada juga sentuhan kritik sosial terhadap dampak industrialisasi dan modernisasi yang mengusik keseimbangan alam serta kehidupan petani.
Makna Tersirat
Makna tersirat dalam puisi ini adalah kepedihan akibat perubahan zaman yang menggeser kehidupan alami serta kesulitan yang dihadapi masyarakat desa. Katak, yang biasanya hidup di rawa-rawa, kini terpaksa bernyanyi di pekarangan karena ekosistem mereka terganggu. Hal ini bisa menjadi metafora bagi masyarakat pedesaan yang semakin terdesak oleh perubahan ekonomi dan industri yang tidak berpihak pada mereka.
Puisi ini bercerita tentang katak-katak yang masih bernyanyi di kampung meskipun lingkungan mereka telah berubah. Mereka berkisah tentang angin musim, perburuan lahan, serta dampak penggunaan urea yang mengusir mereka dari habitat aslinya. Di sisi lain, petani yang seharusnya menjadi bagian dari alam kini justru disibukkan oleh hama wereng, kesulitan mendapatkan obat, panen yang terancam gagal, serta harga-harga yang melonjak.
Suasana dalam Puisi
Puisi ini menciptakan suasana sendu, haru, dan kesunyian yang mendalam. Ada kesan keterasingan, baik bagi katak yang terusir dari habitatnya maupun bagi petani yang semakin jauh dari alam dan terhimpit oleh persoalan ekonomi.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah betapa perubahan lingkungan dan kebijakan ekonomi dapat memberikan dampak besar bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia dan hewan. Keharmonisan alam terganggu oleh industrialisasi dan modernisasi yang sering kali tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji visual dan auditif, seperti:
- Imaji visual: "senja semarak dan gerimis mereda", "kolam-kolam pekarangan", "padang-padang perburuan yang gersang" – menghadirkan gambaran nyata tentang perubahan lingkungan.
- Imaji auditif: "dengung mereka seperti bunyi-bunyi tambur", "katak-katak itu masih bernyanyi" – menciptakan suasana pedesaan yang penuh suara alam namun kini semakin asing.
Majas
Puisi ini menggunakan berbagai majas yang memperkuat maknanya, seperti:
- Personifikasi: "di desir angin menyapa sepi malam" – angin digambarkan seolah menyapa malam.
- Metafora: "mengusir mereka dari perkampungan hidup yang damai" – menggambarkan dampak lingkungan terhadap katak dan kehidupan desa.
- Simbolisme: Katak melambangkan kehidupan tradisional yang semakin terpinggirkan oleh modernisasi dan eksploitasi lingkungan.
Puisi "Sajak tentang Katak" karya Sujarwanto adalah sebuah refleksi mendalam tentang perubahan ekosistem, kehidupan pedesaan, dan keterasingan akibat modernisasi. Dengan simbolisme yang kuat dan suasana yang sendu, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana perubahan zaman mempengaruhi hubungan manusia dengan alam.
Biodata Sujarwanto:
- Sujarwanto lahir pada tanggal 28 Februari 1955 di Bantul, Yogyakarta.