Pergi ke Dokter
Sakit di badannya kian tambah berpusat
Lelaki itu pun pergi ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya
di ruang tunggu dari kejauhan terdengar seperti lantunan ayat-ayat
yang mungkin sudah sejak sekian lamanya ia seperti pernah melafalkannya
mengingat saat ini ia ingin cepat-cepat mendapat obat
agar segera sembuh dari sakitnya
Analisis Puisi:
Puisi "Pergi ke Dokter" karya Darwanto merupakan sebuah refleksi sederhana namun mendalam tentang seseorang yang sedang mengalami sakit dan berharap kesembuhan melalui pengobatan. Dalam puisi ini, terdapat nuansa perenungan yang lebih dalam dari sekadar kunjungan medis biasa.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah penyakit dan harapan akan kesembuhan. Selain itu, puisi ini juga menyiratkan perenungan hidup dan keterhubungan manusia dengan spiritualitas, terutama dalam menghadapi rasa sakit dan ketidakpastian.
Makna Tersirat
Di balik kisah tentang seorang lelaki yang pergi ke dokter, puisi ini menyiratkan bahwa sakit tidak hanya dialami oleh tubuh, tetapi juga bisa menjadi refleksi spiritual. Lantunan ayat-ayat yang terdengar di ruang tunggu mengisyaratkan bahwa dalam kondisi sakit, seseorang sering kali mengingat kembali nilai-nilai spiritual yang mungkin pernah ia lupakan.
Ada kemungkinan bahwa sakit yang dialami oleh lelaki dalam puisi ini bukan hanya penyakit fisik, tetapi juga metafora dari beban kehidupan, penderitaan batin, atau penyesalan yang selama ini ia rasakan. Keinginannya untuk segera mendapatkan obat dan sembuh mencerminkan harapan manusia akan pemulihan, baik jasmani maupun rohani.
Puisi ini bercerita tentang seorang lelaki yang sedang sakit dan pergi ke dokter untuk berobat. Di ruang tunggu, ia mendengar lantunan ayat-ayat yang terasa familiar, seolah pernah ia lafalkan sebelumnya. Momen ini membawa kembali kenangan atau kesadaran spiritualnya yang mungkin telah lama terabaikan.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini terasa melankolis dan reflektif. Ada kesan bahwa lelaki dalam puisi ini sedang berada dalam kondisi yang lemah, baik secara fisik maupun emosional. Namun, ada juga harapan yang tersirat dalam keinginannya untuk segera mendapatkan obat dan sembuh.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Puisi ini mengajarkan bahwa sakit bukan hanya sekadar gangguan fisik, tetapi juga bisa menjadi pengingat bagi seseorang untuk merenungkan kehidupannya, termasuk hubungan spiritualnya. Dalam keadaan lemah, manusia sering kali lebih mudah tersentuh oleh hal-hal yang sebelumnya terabaikan, seperti nilai-nilai keagamaan atau kenangan masa lalu.
Selain itu, puisi ini juga mengandung pesan bahwa setiap manusia memiliki harapan untuk sembuh dan kembali sehat, baik secara fisik maupun mental.
Imaji
Puisi ini menghadirkan beberapa imaji yang kuat, di antaranya:
- Imaji pendengaran: "lantunan ayat-ayat yang mungkin sudah sejak sekian lamanya ia seperti pernah melafalkannya", menggambarkan suasana di ruang tunggu yang dipenuhi suara-suara yang membangkitkan kenangan.
- Imaji perasaan: "ingin cepat-cepat mendapat obat agar segera sembuh dari sakitnya", memperlihatkan rasa cemas dan harapan untuk pulih.
Majas
Beberapa majas yang terdapat dalam puisi ini antara lain:
- Metafora: "sakit di badannya kian tambah berpusat", yang bisa diartikan tidak hanya sebagai penyakit fisik tetapi juga penderitaan batin.
- Repetisi: Pengulangan frasa "sudah sejak sekian lamanya" dan "ingin cepat-cepat mendapat obat" memberikan penekanan pada lamanya penderitaan dan urgensi harapan untuk sembuh.
Puisi "Pergi ke Dokter" karya Darwanto tidak hanya menggambarkan perjalanan seseorang yang sakit dan ingin berobat, tetapi juga menghadirkan dimensi reflektif dan spiritual. Lantunan ayat-ayat yang terdengar di ruang tunggu membawa kembali ingatan akan sesuatu yang pernah ada dalam hidupnya, mungkin tentang keimanan atau nilai-nilai yang pernah ia pegang.
Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bahwa sakit bukan sekadar kondisi fisik, tetapi juga bisa menjadi jalan untuk menemukan kembali kesadaran batin dan harapan akan kesembuhan, baik secara jasmani maupun rohani.
Karya: Darwanto
Biodata Darwanto:
- Darwanto lahir pada tanggal 6 Maret 1994.