Puisi: Perempuan Senja (Karya Weni Suryandari)

Puisi "Perempuan Senja" menggambarkan perjalanan emosional perempuan senja, dari kelelahan hingga tekad untuk mencari kembali cinta yang ranum dan ...
Perempuan Senja

Perempuan senja termangu letih
Menghitung masa di helai putih
Bercermin pada mata laut
menjejak kerutmerut
di wajah bulan yang membungkus
rindu di balik kerudung hijau pupus

bertanya tentang cinta yang dulu
pernah memberinya pelangi

Perempuan senja bangkit mencari cintanya
Yang masih ranum dan kenyal
Lalu ia temukan prasasti tertulis
"di sini ada cinta purba"

Juni, 2009

Sumber: Kompas (16 Desember 2009)

Analisis Puisi:

Puisi "Perempuan Senja" karya Weni Suryandari adalah sebuah karya yang memancarkan keindahan dan kedalaman emosi, menggambarkan perempuan senja dalam pencarian dan refleksi akan cinta yang pernah dimilikinya.

Gambaran Perempuan Senja: Puisi dibuka dengan gambaran perempuan senja yang termangu letih. Perempuan ini mencerminkan kelelahan, mungkin fisik maupun emosional, dan sedang merenungkan masa lalu yang terukir di helai putih, seperti catatan hidup yang tertulis di langit senja.

Refleksi di Mata Laut: Perempuan senja mencerminkan dirinya pada mata laut, mengamati kerut-merut di wajah bulan yang membungkus rindu di balik kerudung hijau pupus. Ini menciptakan citra visual yang indah dan merangkum perasaan nostalgia terhadap cinta yang pernah ada.

Rindu pada Cinta yang Dulu: Puisi menyoroti pertanyaan perempuan senja tentang cinta yang dulu pernah memberinya pelangi. Ini menciptakan rasa rindu terhadap masa lalu yang penuh warna dan kebahagiaan. Pelangi di sini bisa diartikan sebagai simbol keindahan dan keceriaan cinta yang telah berlalu.

Pergulatan Mencari Cinta yang Ranum dan Kenyal: Perempuan senja bangkit mencari cintanya yang masih ranum dan kenyal. Langkah ini menciptakan gambaran perempuan yang tak menyerah pada usia dan waktu. Ia masih memiliki hasrat untuk menemukan dan merasakan kehangatan cinta yang sesungguhnya.

Prasasti "di Sini Ada Cinta Purba": Perempuan senja menemukan prasasti yang tertulis "di sini ada cinta purba". Kata-kata ini memberikan nuansa klasik dan abadi pada cinta, menciptakan rasa bahwa cinta tidak hanya tentang pelangi yang warna-warni, tetapi juga tentang keabadian dan keindahan yang sederhana.

Puisi "Perempuan Senja" adalah karya puitis yang memikat dengan gambaran senja dan perempuan yang mencari makna dalam kehidupan dan cinta. Weni Suryandari berhasil menggambarkan perjalanan emosional perempuan senja, dari kelelahan hingga tekad untuk mencari kembali cinta yang ranum dan kenyal. Puisi ini menunjukkan keindahan bahasa dan kemampuan penyair untuk menggambarkan kehidupan dan emosi dengan nada yang mendalam dan indah.

Weni Suryandari
Puisi: Perempuan Senja
Karya: Weni Suryandari

Biodata Weni Suryandari:
  • Weni Suryandari lahir pada tanggal 4 Februari 1966 di Surabaya, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Demi CintaDatanglah dengan segenap peluhkan kujilati api matamu biar leburSegala jenuh penantianSirna segala lukaDatanglah dengan segenap debarKan kubuka setiap kunci penutupmimpim…
  • Melati SenjaPada rona merah melati terang tanahAku menggali ingatan sensualSaat perawan digunting ajalPersetubuhan kabut perjanjian palsuHidup dan maut di lipatan masaPerjamuan tel…
  • LakonSebuah pementasan telah memecah tubuhkuMenjadi beberapa bagian, dan kepalaku tinggal ronggaTak kusediakan nyawa yang lain, penyambungpotongan kata-kata, halaman demi halamanya…
  • Cinta BiruDari pintu ke pintu, kusaksikan matahariMenyala, membawa penyair lahir darikesepian, menguntai kata-kata cintauntuk sebuah puisiAda surga dalam keabadian, sematkanbelengg…
  • Sisa Kanak-KanakOrang-orang berlalu lalang dalam keramaian pesta karapanKulihat cemara udang di tepi laut, membungkuk takjubseperti nasib perawan saat cinta dan asmara hanya dituli…
  • Musim HujanKuucap cinta dari merah hatikuSedalam laut, sedahsyat ombakSambil mereguk nafas cintamuYang berpilin di urat darahmuAh, bunga-bunga cinta, betapa hujanmatamu, Februari m…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.