Puisi: Ode buat Ibu (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Ode buat Ibu" menggambarkan berbagai aspek perempuan sebagai ibu dan menghargai kasih sayang, cahaya, ketabahan, dan dedikasi mereka dalam ...
Ode buat Ibu

perempuan adalah ibu
di hatinya ada mata air
mengalirkan kasih sayang

perempuan adalah lilin kehidupan
di matanya ada cahaya
menyorotkan cinta

perempuan adalah gunung
tegak menjulang
menyiratkan ketabahan

dengan tangis ia menyapa bulan
dengan senyum ia menatap matahari
dengan cinta ia memetik bunga-bunga
dengan rindu ia melagukan kenangan
dengan tabah ia menunggu

ibu, di antara hamparan mutiara
engkau adalah mutiara paling kemilau

ibu, di tengah kelap-kelip cahaya
engkau membawa sinar lebih terang

ibu, bila ada badai dan gelombang
engkau suguhkan teduh dan tenteram

ibu, bila tanda jasa harus disematkan
engkau patut menerimanya

ibu, begitu banyak sudah pahlawan bangsa
bagi kami, engkau adalah pahlawan sejati

Makassar, 1980/ Jakarta, 1996

Sumber: Badik (2011)

Analisis Puisi:

Puisi "Ode buat Ibu" adalah sebuah karya yang memuja dan memperingati peran ibu dalam kehidupan. Puisi ini menggambarkan berbagai aspek perempuan sebagai ibu dan menghargai kasih sayang, cahaya, ketabahan, dan dedikasi mereka dalam mengasuh anak-anak mereka.

Penggambaran Perempuan Sebagai Ibu: Puisi ini mulai dengan pernyataan tegas bahwa "perempuan adalah ibu." Ini adalah pernyataan dasar yang membentuk landasan puisi ini. Puisi ini kemudian melanjutkan untuk menggambarkan berbagai aspek peran ibu.

Mata Air Kasih Sayang: Puisi ini menggambarkan hati seorang ibu sebagai "mata air" yang mengalirkan kasih sayang. Ini adalah gambaran yang kuat tentang kehangatan dan cinta yang diberikan ibu kepada anak-anaknya.

Lilin Kehidupan dan Cahaya: Puisi ini menggunakan metafora "lilin kehidupan" dan "cahaya" untuk menggambarkan peran ibu dalam memberikan cahaya dan petunjuk kepada anak-anaknya. Ibu disamakan dengan sumber cahaya yang membimbing anak-anak dalam kehidupan mereka.

Gunung yang Tegak Menjulang: Puisi ini menggambarkan ibu sebagai gunung yang tegak dan kuat, yang melambangkan ketabahan dan keteguhan hati. Ini mencerminkan sifat-sifat kuat ibu dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.

Ekspresi Perasaan Ibu: Puisi ini menggambarkan berbagai cara di mana ibu mengungkapkan perasaannya. Dari tangisan hingga senyum, dari cinta hingga rindu, puisi ini menyoroti spektrum emosi yang dialami oleh ibu dalam pengasuhan anak-anaknya.

Penghargaan dan Penghormatan: Puisi ini mengakhiri dengan penghargaan dan penghormatan kepada ibu. Penyair mengatakan bahwa ibu adalah "pahlawan sejati" dan patut menerima tanda jasa atas dedikasinya.

Bahasa yang Sederhana dan Emosional: Puisi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana tetapi sangat emosional. Kata-kata yang digunakan memiliki daya ungkap yang kuat dan dapat menggerakkan perasaan pembaca.

Puisi "Ode buat Ibu" adalah penghormatan yang indah kepada peran ibu dalam kehidupan dan masyarakat. Ini merayakan kasih sayang, ketabahan, dan pengorbanan seorang ibu dalam mengasuh anak-anaknya. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai peran ibu dalam kehidupan kita.

Aspar Paturusi
Puisi: Ode buat Ibu
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Perahu Tuatinggal masa lalu milikmuberlayar dari pulau ke pulautangguh menghadapi badaiperkasa mengarungi gelombangnenek moyang sang pelautmengantar kisah dan sejarahkini kau hanya…
  • Vas Cintakuletakkan cinta di mejamuadakah vas bunga buat menyimpannyaagar mudah bagimu merawatnyasiramilah butiran kasih sayangagar tumbuh segar dan wangicinta selalu menyorotkan p…
  • AMARAHsimpan airmatauntuk menyongsong kemenanganbangkitkan geram amarahbila terus-menerus kalahJakarta, 3 Maret 2012Puisi: AMARAHKarya: Aspar PaturusiBiodata Aspar P…
  • Elegi Negerikukita alami murka gelombanggunung muntahkan ancamansungai-sungai meluap ganasangin melaju kesetananalam marahmanusia mabukmaling berkeliarannyawa mudah melayangnasib n…
  • Tangis Purbakalabiarkan padam listrikrumah pun gelap gulitasejak kapan kegelapanmenghantui bumijangan pula padamcahaya di hatimukerna sebersit harapanadalah sekilas cahayasejak pur…
  • POHON TUAkau paling tuapaling tinggipaling besarpaling kukuhbagai penguasa tanahtak ada yang beranimenebang batangmumenebas tangkaimutak goyah oleh badaitak tumbang oleh gempategak…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.