Puisi: Mimbar (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Mimbar" karya Taufiq Ismail merupakan sebuah penghormatan terhadap kebebasan berbicara dan kemerdekaan berekspresi di lingkungan kampus.
Mimbar

Dari mimbar ini telah dibicarakan
Pikiran-pikiran dunia
Suara-suara kebebasan
Tanpa ketakutan

Dari mimbar ini diputar lagi
Sejarah kemanusiaan
Perkembangan teknologi
Tanpa ketakutan

Di kampus ini
Telah dipahatkan
Kemerdekaan

Segala despot dan tiran
Tidak dapat merobohkan
Mimbar kami.

1966

Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Analisis Puisi:

Puisi "Mimbar" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pentingnya mimbar sebagai simbol kebebasan berbicara dan berekspresi dalam konteks kehidupan kampus. Dalam puisi ini, Taufiq Ismail menyampaikan pesan tentang kekuatan mimbar sebagai tempat untuk menyuarakan pikiran, memperjuangkan kebebasan, dan menghadapi tirani.

Simbolisme Mimbar: Mimbar dalam puisi ini bukan hanya sekadar struktur fisik, tetapi juga simbol kebebasan berbicara dan berekspresi. Mimbar menjadi tempat di mana pikiran-pikiran dunia bisa dibicarakan tanpa ketakutan, dan sejarah kemanusiaan bisa diputar kembali. Ini mencerminkan pentingnya mimbar sebagai wadah untuk menyampaikan ide, pandangan, dan perjuangan kemanusiaan.

Suara Kebebasan: Puisi ini menyoroti pentingnya suara-suara kebebasan yang terdengar dari mimbar. Di kampus, mimbar menjadi tempat di mana ide-ide baru diperkenalkan, sejarah kemanusiaan diperbaharui, dan teknologi disikapi dengan bijaksana. Mimbar menjadi lambang keberanian untuk berbicara tanpa rasa takut, serta tempat di mana kemerdekaan bersuara dijunjung tinggi.

Ketahanan Terhadap Tirani: Taufiq Ismail menekankan bahwa mimbar di kampus tersebut telah menjadi lambang ketahanan terhadap despotisme dan tirani. Meskipun dihadapkan pada tekanan dan ancaman dari penguasa yang otoriter, mimbar tersebut tetap kokoh dan tidak bisa diruntuhkan. Ini mencerminkan semangat perlawanan dan keteguhan hati dalam menghadapi segala bentuk penindasan.

Kehormatan pada Kemerdekaan: Puisi ini juga menghormati nilai-nilai kemerdekaan yang telah dipahatkan di kampus tersebut. Kemerdekaan berbicara, berpikir, dan berekspresi menjadi nilai yang dijunjung tinggi, dan mimbar menjadi sarana untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut.

Puisi "Mimbar" karya Taufiq Ismail merupakan sebuah penghormatan terhadap kebebasan berbicara dan kemerdekaan berekspresi di lingkungan kampus. Melalui penggunaan simbolisme dan bahasa yang kuat, Ismail menggambarkan mimbar sebagai tempat yang suci dan kokoh dalam mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dan kebebasan. Puisi ini menjadi panggilan untuk menjaga dan memperjuangkan kebebasan berpendapat di setiap ruang dan waktu.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Mimbar
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Keluh O, pikiranku, pergilah melayang. Dalam. Malam. Ah, bawa hatiku, cinta dan sayang. O, jiwaku, pergi termenung terbang. Hening.…
  • KemuningKemuning, waktu dahulu aku menantiDi bawah daunmu dan aku selaluMelihat adinda mendapatkan daku.Kami membisikkan cinta berganti-ganti.Sekarang, ah, 'ku menanti sudahlah lam…
  • Candi Mendut Di dalam ruang yang kelam terang Berhala Budha di atas takhta, Wajahnya damai dan tenung tenang, Di kiri dan kanan Bodhisatwa. …
  • Taj Mahal (Kepada Anjasmara) Dalam Taj Mahal, ratu astana, Putih dan permai: pantun pualam Termenung diam di tepi Jamna Di atas makam Ardjum…
  • Pagi Pagi telah tiba, sinar matari Memancar dari belakang gunung, Menerangi bumi, yang tadi dirundung Malam, yang sekarang sudahlah lari. Alam bersuka ria, gelak tersenyum, …
  • Teratai (Kepada Ki Hadjar Dewantara) Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai: Tersembunyi kembang indah permai, Tidak terlihat orang yang lalu. Aka…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.