Sumber: Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016)
Analisis Puisi:
Tema utama dalam puisi “Mas” adalah kerinduan dan pencarian makna cinta di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan penuh kesibukan. Puisi ini juga mengangkat tema kegelisahan batin seorang perempuan sukses yang merasa kehilangan dirinya sendiri.
Makna Tersirat
Melalui tokoh perempuan dalam puisi ini, Joko Pinurbo menyiratkan bahwa kesuksesan materi dan pencapaian karier tidak selalu sejalan dengan kebahagiaan batin. Di balik status cantik, cerdas, sukses, dan kaya, tersimpan kekosongan dan kerinduan yang mendalam terhadap cinta yang tulus dan sederhana.
Puisi ini juga menyiratkan bahwa kota besar dengan segala hiruk-pikuknya bisa mencuri sebagian jati diri manusia. Kota menawarkan gemerlap pencapaian, tetapi juga membuat manusia kehilangan ketulusan dan ketenangan yang sejati.
Puisi ini bercerita tentang seorang perempuan sukses yang merasa bosan dengan kehidupannya di kota. Di tengah kejenuhan, ia ingin melarikan diri ke pantai terpencil untuk bertemu seseorang yang ia panggil "Mas".
Mas dalam puisi ini bukan sekadar sosok kekasih, melainkan simbol kerinduan perempuan terhadap ketenangan, cinta sejati, dan makna hidup yang lebih dalam. Dalam pertemuan di pantai itu, perempuan tersebut menawarkan dua sisi dirinya: diri yang dingin dan suram, atau jiwa yang panas dan berbahaya.
Namun, Mas memilih duduk di pangkuannya, seolah menunjukkan bahwa cinta tidak membutuhkan sekat atau pilihan, melainkan keterhubungan yang utuh. Pada akhirnya, Mas menghilang, menyisakan kerinduan yang justru menarik perempuan itu kembali ke kota.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini melankolis dan penuh kerinduan. Ada perasaan gelisah, bosan, sepi, sekaligus harapan akan kehangatan cinta yang sesaat terasa dekat, namun kemudian lenyap.
Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi
Pesan yang ingin disampaikan Joko Pinurbo melalui puisi ini adalah bahwa hidup yang terlihat sempurna di permukaan — kecantikan, kecerdasan, kesuksesan, dan kekayaan — tidak selalu menjamin kebahagiaan.
Manusia tetap membutuhkan cinta yang tulus, ketenangan jiwa, dan ruang untuk menemukan kembali dirinya yang asli. Kota besar dan pencapaian modern sering kali membuat manusia terasing dari dirinya sendiri, sehingga ia harus menempuh perjalanan batin, meski hanya sesaat, untuk mengingat siapa dirinya yang sejati.
Imaji
Puisi ini menghadirkan imaji yang kuat, baik visual maupun perasaan:
- Perempuan cantik, cerdas, sukses, dan kaya duduk sendiri, merasa bosan di akhir pekan.
- Pantai terpencil dengan bangku menghadap laut.
- Mas yang mondar-mandir gelisah di pantai.
- Pelukan hangat yang menyentuh dari belakang.
- Senja yang dipersonifikasi sebagai Mas yang perlahan sirna.
Imaji tersebut membentuk gambaran perpaduan antara ruang fisik (pantai, laut, kota) dengan ruang batin (kesepian, kerinduan, kegelisahan).
Majas
Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini di antaranya:
- Personifikasi: Senja diperlakukan sebagai sosok "Mas" yang hidup dan bisa hilang.
- Metafora: Kiri sebagai simbol sisi diri yang dingin dan suram, kanan sebagai simbol belahan jiwa yang panas dan berbahaya.
- Hiperbola: Kerinduan yang begitu mendalam hingga merinding dan menjerit.
- Simbolisme: Pantai terpencil melambangkan tempat pelarian dari kepenatan kota.
Puisi “Mas” karya Joko Pinurbo adalah refleksi tentang pencarian makna cinta dan jati diri di tengah kehidupan urban yang penuh kesibukan dan pencapaian semu.
Melalui dialog antara perempuan dengan "Mas", Joko Pinurbo menyampaikan kerinduan akan ketulusan dan kehangatan cinta yang murni. Namun, cinta itu tidak selalu nyata dan sering kali hanya hadir sesaat, seperti senja yang indah tetapi cepat menghilang.
Pada akhirnya, perempuan itu kembali ke kota — tempat yang membuatnya merasa kosong, tetapi juga tempat di mana ia merasa ‘harus’ berada. Inilah ironi modernitas yang disajikan dengan puitis dan mendalam.

Puisi: Mas
Karya: Joko Pinurbo