Puisi: Mari Bersamaku Selalu (Karya Sides Sudyarto D. S.)

Puisi "Mari Bersamaku Selalu" karya Sides Sudyarto D. S. bercerita tentang ajakan untuk hidup damai, menjaga persaudaraan, dan menghindari konflik ...
Mari Bersamaku Selalu

Janganlah kau membunuh, sahabatku
Kematian adalah kecelakaan
Bagi kita semua.

Janganlah kau menyerang sesamau, sahabatku
Siapa pun tidak akan hidup, tanpa kawan.

Jangan berperang saudaraku,
Peperangan hanya akan membunuh
Kita bersama.

Janganlah saling berkelahi, saudaraku
Perkelahian hanya akan melenyapkan
Kau dan aku

Mari, bersamaku selalu
Menyalakan api kehidupan
Menyuburkan benih persaudaraan

Sumber: Pancasila dalam Puisi (1979)

Analisis Puisi:

Tema utama dalam puisi "Mari Bersamaku Selalu" adalah persatuan dan perdamaian. Puisi ini mengangkat pentingnya hidup rukun dan saling menjaga antar sesama manusia. Melalui larangan terhadap kekerasan, perang, dan permusuhan, puisi ini mengajak pembaca untuk memelihara persaudaraan dan kebersamaan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah pesan moral tentang betapa berharganya hidup dalam damai dan saling mendukung. Penyair menyampaikan bahwa perpecahan, konflik, dan kekerasan hanya akan membawa kehancuran bagi semua pihak. Sebaliknya, kerukunan dan kebersamaan adalah jalan menuju kehidupan yang lebih bermakna dan harmonis.

Lebih dalam lagi, puisi ini menyiratkan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Kita semua saling membutuhkan, dan hanya dengan menyalakan api kehidupan bersama-sama, kita bisa bertahan menghadapi kerasnya dunia.

Puisi ini bercerita tentang ajakan untuk hidup damai, menjaga persaudaraan, dan menghindari konflik serta kekerasan antar sesama manusia. Penyair menyampaikan seruan moral agar manusia tidak saling membunuh, berperang, atau melukai, karena semua itu hanya akan membawa kehancuran bagi semua pihak. Puisi ini mengajak pembaca untuk merawat kehidupan dengan penuh cinta dan persahabatan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini berisi ajakan lembut namun penuh ketegasan. Ada nuansa harapan yang kuat, sekaligus kecemasan akan ancaman perpecahan. Penyair mencoba menyuarakan keresahan atas konflik dan kekerasan yang kerap terjadi, namun tetap menghadirkan optimisme bahwa perdamaian bisa diraih jika semua mau menjaga persaudaraan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang disampaikan dalam puisi ini adalah pentingnya menjaga persatuan dan menghindari segala bentuk kekerasan. Penyair mengingatkan bahwa konflik, perang, dan perkelahian hanya membawa kehancuran bersama. Sebaliknya, hidup damai dan saling mendukung adalah kunci kebahagiaan dan keberlangsungan hidup umat manusia.

Imaji

Beberapa imaji yang hadir dalam puisi ini meliputi:
  • Imaji visual: “menyalakan api kehidupan” menghadirkan gambaran api sebagai simbol semangat hidup yang menyala bersama.
  • Imaji rasa: “kematian adalah kecelakaan bagi kita semua” menumbuhkan rasa sedih dan kehilangan akibat kekerasan.
  • Imaji gerak: ajakan “mari bersamaku selalu” menggambarkan gerakan menuju kebersamaan dan persatuan.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Alegori: Keseluruhan puisi ini merupakan alegori tentang pentingnya persatuan dan bahaya konflik.
  • Metafora: “menyalakan api kehidupan” adalah metafora tentang menjaga semangat hidup dan persaudaraan.
  • Repetisi: Kata “janganlah” dan “saudaraku” diulang untuk menegaskan larangan terhadap kekerasan dan pentingnya persaudaraan.
Puisi "Mari Bersamaku Selalu" karya Sides Sudyarto D. S. adalah sebuah seruan moral yang relevan sepanjang zaman. Di tengah dunia yang rentan konflik dan perpecahan, puisi ini mengajak pembaca untuk memilih jalur perdamaian, menjaga persaudaraan, dan memelihara api kehidupan bersama. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun sarat makna, puisi ini menjadi pengingat bahwa hanya dengan bersatu dan saling mendukung, manusia bisa menghadapi kerasnya kehidupan.

Puisi: Mari Bersamaku Selalu
Puisi: Mari Bersamaku Selalu
Karya: Sides Sudyarto D. S.

Biodata Sides Sudyarto D. S.:
  • Sudiharto lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 14 Juli 1942.
  • Sudiharto meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 14 Oktober 2012.
  • Sudiharto menggunakan nama pena Sides Sudyarto D. S. (Sides = Seniman Desa. huruf D = nama ibu, yaitu Djaiyah. huruf S = nama ayah, yaitu Soedarno).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.