Malam Kelabu
Ada angin menerpa jendela
Ada langit berwarna kelabu
Hujan titik satu-satu
Menatap cakrawala malam jauh
Masih adakah kuncup-kuncup mekar
Atas semua telah layu
Kelu dalam seribu janji
Kelam dalam penantian.
Analisis Puisi:
Puisi "Malam Kelabu" Karya Herwa merupakan karya yang menggambarkan suasana kesedihan dan kehampaan melalui simbol-simbol alam. Dengan penggunaan diksi yang sederhana namun kuat, puisi ini menyampaikan makna yang mendalam bagi pembacanya.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah kesedihan dan penantian yang tidak pasti. Penyair menggambarkan suasana kelam yang meliputi perasaan seseorang yang menunggu tanpa kepastian. Hal ini tampak dari penggunaan kata "kelabu," "kelam," dan "penantian."
Makna Tersirat
Secara tersirat, puisi ini mengungkapkan perasaan kecewa terhadap janji yang tidak terpenuhi dan harapan yang semakin memudar. Baris "Masih adakah kuncup-kuncup mekar / Atas semua telah layu" menunjukkan keraguan akan adanya kebahagiaan setelah melalui masa-masa sulit. Sang penyair tampaknya ingin menyampaikan bahwa kehidupan penuh dengan ketidakpastian dan sering kali harapan berakhir dalam kekecewaan.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang tengah mengalami perasaan duka dan kehampaan di tengah malam yang kelabu. Ia merenungkan apakah masih ada harapan atau semuanya telah berlalu dan menjadi kenangan yang menyakitkan. Dengan latar suasana hujan dan malam, puisi ini menciptakan gambaran perasaan sepi dan kesedihan mendalam.
Majas
Puisi ini menggunakan beberapa majas yang memperkuat suasana dan makna yang ingin disampaikan, di antaranya:
- Majas Personifikasi: "Ada angin menerpa jendela" memberikan gambaran angin yang seolah-olah memiliki kemampuan bertindak seperti manusia.
- Majas Metafora: "Kelam dalam penantian" menggambarkan kesuraman dalam menunggu sesuatu yang tidak pasti tanpa secara langsung menyebutkan perasaan sedih.
Puisi "Malam Kelabu" karya Herwa merupakan puisi yang melukiskan perasaan kecewa dan kehilangan harapan dalam suasana malam yang muram. Dengan penggunaan imaji alam dan majas yang memperkuat kesan mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan ketidakpastian dalam hidup serta meresapi bagaimana perasaan kesedihan bisa hadir dalam setiap penantian yang panjang.
Karya: Herwa