Puisi: Maafkan Saja, Maafkan (Karya Adri Darmadji Woko)

Puisi "Maafkan Saja, Maafkan" karya Adri Darmadji Woko bercerita tentang seseorang yang menyampaikan permintaan maaf kepada orang-orang terdekatnya, .

Maafkan Saja, Maafkan


Maafkan saja, maafkan
o, adinda
Kalaulah pada suatu saat aku melupaknmu
pada pembicaraan dengan teman baruku.

Maafkan saja, maafkan
o, saudara
sebab sekali waktu aku 'kan pergi
kukira akan tinggallah kau sepi sendiri.

Maafkan saja, maafkan
atas kesia-siaanku padamu
kalian yang dengan beban berat di pundak
menggapai angan yang tak menampak.

Maafkan saja, maafkan
o, saudara-saudaraku semua, maafkanlah
adakalanya aku tak mau membujukmu
ataupun menyebut namamu dan apa yang kaupangku.

Sumber: Horison (Oktober, 1975)

Analisis Puisi:

Tema utama dalam puisi ini adalah penyesalan dan permohonan maaf. Puisi ini mengangkat kesadaran penyair tentang kesalahan, kelalaian, dan ketidakpedulian yang pernah atau akan ia lakukan kepada orang-orang di sekitarnya. Tema ini juga berkaitan erat dengan hubungan antarmanusia yang penuh ketidaksempurnaan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang tak luput dari kesalahan. Penyair ingin mengakui bahwa dalam hidup, kadang kita melupakan, meninggalkan, atau bahkan mengabaikan orang-orang yang pernah dekat atau berjasa dalam hidup kita.

Melalui baris-baris permintaan maafnya, puisi ini juga menyiratkan bahwa meminta maaf adalah bentuk keberanian dan ketulusan, meski belum tentu bisa menghapus semua luka yang telah terjadi.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang menyampaikan permintaan maaf kepada orang-orang terdekatnya, mulai dari kekasih, saudara, hingga teman-temannya. Ia mengakui bahwa dirinya tidak selalu hadir, tidak selalu peduli, dan mungkin pernah menyakiti atau mengecewakan mereka.

Ada rasa sesal yang tulus dalam puisi ini, meski diiringi kesadaran bahwa kesalahan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa sendu dan penuh penyesalan, tetapi juga ada ketulusan dan keberanian untuk mengakui kekurangan diri sendiri.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat dipetik dari puisi ini adalah pentingnya meminta maaf dan menyadari kesalahan diri sendiri. Puisi ini mengajarkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, tetapi mengakui kesalahan dan berani meminta maaf adalah bentuk kedewasaan dan penghormatan terhadap orang-orang yang pernah hadir dalam hidup kita.

Imaji

Beberapa imaji yang muncul dalam puisi ini antara lain:
  • Imaji visual: "beban berat di pundak" menggambarkan kehidupan yang penuh perjuangan.
  • Imaji suasana: "kau sepi sendiri" menciptakan gambaran kesepian yang menyedihkan akibat ditinggalkan.
  • Imaji perasaan: "kesia-siaanku padamu" menghadirkan rasa penyesalan mendalam.

Majas

Majas yang digunakan dalam puisi ini meliputi:
  • Repetisi: Pengulangan frasa "Maafkan saja, maafkan" yang memperkuat makna permohonan maaf.
  • Apostrof: Pemanggilan langsung kepada adinda, saudara, dan saudara-saudaraku, seolah penyair berbicara langsung kepada mereka.
  • Metafora: "beban berat di pundak" sebagai simbol dari kesulitan dan perjuangan hidup.
  • Eufemisme: Menggunakan kata-kata lembut seperti "Maafkan saja" untuk meredakan ketegangan atau kesalahan yang dimaksud.
Puisi "Maafkan Saja, Maafkan" karya Adri Darmadji Woko adalah puisi yang sederhana tetapi sarat makna. Dengan bahasa yang jujur dan lugas, puisi ini menggambarkan ketidaksempurnaan manusia dalam menjalani hubungan dengan sesama.

Pesan yang tersampaikan adalah bahwa tidak ada manusia yang lepas dari kesalahan, namun dengan ketulusan untuk meminta maaf dan kesediaan memaafkan, luka dan jarak bisa sedikit terobati.
Puisi ini mengingatkan kita bahwa hidup yang penuh kesibukan, kealpaan, dan egoisme kerap membuat kita lupa menghargai orang-orang terdekat, hingga akhirnya kita hanya bisa memohon maaf.

Adri Darmadji Woko
Puisi: Maafkan Saja, Maafkan
Karya: Adri Darmadji Woko

Biodata Adri Darmadji Woko:
  • Adri Darmadji Woko lahir pada tanggal 28 Juni 1951 di Yogyakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.