Puisi: Layang-Layang Ungu (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Layang-Layang Ungu" karya Joko Pinurbo mencerminkan tema transformasi, waktu, kenangan, dan perasaan nostalgia.
Layang-Layang Ungu

Celana ungu pemberian kakekku telah kugubah
menjadi layang-layang; kulepas ia di malam terang.
Terbang, terbanglah layang-layangku, celanaku,
mencium harum bulan: ranum bayi
yang masih disayang waktu;
menjangkau relung bunda di palung senja.

Saat aku sakit, layang-layangku menggelepar manja
di bawah jendela, lalu lenyap entah ke arah mana.

Telepon genggam menyampaikan pesan dari Ibu:
"Layang-layangmu yang lucu telah mendarat
di dahan pohon sawo belakang rumah, tempat kau
dan bulan dulu sering menyepi membaca buku.
Ayahmu yang suka melamun segera berlari.
Ini baru layang-layang, katanya girang sekali.

Kini bapakmu sedang menerbangkan si ungu
di atas bukit di samping kuburan kakekmu.
Bulan sedang nakal-nakalnya. Salam rindu. Ibu."

2006

Analisis Puisi:

Puisi "Layang-Layang Ungu" karya Joko Pinurbo adalah karya yang penuh dengan metafora dan simbolisme, menggambarkan transformasi dan konsep waktu. Puisi ini memiliki sejumlah makna yang mendalam dan mendalam yang terkait dengan perubahan, kehidupan, dan kenangan.

Transformasi dan Perubahan: Puisi ini dimulai dengan perubahan yang kuat, di mana penyair mengubah celana ungu pemberian kakeknya menjadi layang-layang. Transformasi ini menggambarkan keinginan penyair untuk mengubah sesuatu yang konvensional dan biasa menjadi sesuatu yang berbeda dan indah. Ini mencerminkan gagasan tentang perubahan dan inovasi dalam kehidupan.

Metafora Layang-Layang: Layang-layang dalam puisi ini adalah metafora yang kuat untuk harapan, kebebasan, dan eksplorasi. Ini adalah simbol kemungkinan dan kreativitas. Ketika layang-layang ini terbang di malam yang terang, ia mencari harum bulan yang melambangkan kebahagiaan, kenangan, dan kehangatan.

Konsep Waktu: Penyair merujuk pada waktu dalam puisi ini. Layang-layang membawa penyair pada perjalanan melintasi waktu, mengingatkan mereka kepada kenangan dan waktu kecil. Ini adalah representasi dari bagaimana kenangan dan masa lalu bisa menjadi bagian dari kita saat kita berkembang dan tumbuh.

Perasaan Nostalgia: Pesannya dari ibu tentang layang-layang yang terbang ke tempat-tempat yang penuh kenangan memunculkan perasaan nostalgia. Ini menciptakan gambaran tentang koneksi antara masa lalu dan masa sekarang, serta perasaan kerinduan dan kehangatan yang terkait dengan kenangan tersebut.

Keluarga dan Warisan: Puisi ini merujuk pada ayah dan kakek penyair, menyoroti hubungan keluarga dan warisan. Aktivitas yang dilakukan oleh ayahnya membawa kehidupan dan makna lebih lanjut pada layang-layang ungu tersebut.

Puisi "Layang-Layang Ungu" adalah karya yang indah dengan banyak lapisan makna. Ini mencerminkan tema transformasi, waktu, kenangan, dan perasaan nostalgia. Melalui gambar-gambar dan simbolisme yang digunakan, penyair menggambarkan keindahan perubahan dan hubungan antara masa lalu dan masa kini.

Puisi: Layang-Layang Ungu
Puisi: Layang-Layang Ungu
Karya: Joko Pinurbo

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Dangdut (1) Sesungguhnya kita ini penggemar dangdut. Kita suka menggoyang-goyang memabuk-mabukkan kata memburu dang dang dang dan ah susah benar mencapai dut. Dangdut&n…
  • Kebun Hujan (1) Hujan tumbuh sepanjang malam, tumbuh subur di halaman. Aku terbangun dari rerimbunan ranjang, menyaksikan angin dan dingin …
  • Malin Kundang Malin Kundang pulang menemui ibunya yang terbaring sakit di ranjang. Ia perempuan renta, hidupnya tinggal menunggu matahari angslup ke cakrawala. "Malin, man…
  • Kisah Senja Telah sekian lama mengembara, lelaki itu akhirnya pulang ke rumah. Ia membuka pintu, melemparkan ransel, jaket, dan sepatu. "Aku mau kopi," katanya sambil dilepa…
  • Hampir Ada sepasang pengemis buta suatu hari datang ke rumah. Sebelum minta sedekah, mereka bertanya dulu: "Apakah Tuan sudah kaya?" Aku menimpal: "Hampir!" Dengan halus mere…
  • Doa Seorang Pesolek Tuhan yang cantik, temani aku yang sedang menyepi di rimba kosmetik. Nyalakan lanskap pada alisku yang gelap. Ceburkan bulan ke lubuk …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.