Kuingat Padamu
Kuingat padamu bila fajar
Merahkan langit sebelah timur
Kuingat padamu bila senja
Mencium bunga yang kan tidur
Kuingat padamu bila malam
Sepi berbunga bintang bercahaya
Kuingat padamu bila bulan
Teduh benderang purnama raya
Kuingat padamu, ah selalu,
Sampaikan aku turut kau pula,
Baringkan badan di pangkuan bumi
Tempat segala menjadi lupa.
Sumber: Pujangga Baru (1937)
Analisis Puisi:
Puisi "Kuingat Padamu" karya Asmara Hadi adalah sebuah karya sastra yang mengungkapkan perasaan kerinduan dan kenangan yang mendalam terhadap seseorang atau sesuatu yang memiliki makna istimewa. Puisi ini menciptakan gambaran indah tentang bagaimana waktu dan alam dapat menjadi pengingat yang kuat tentang kehadiran yang dicintai.
Ekspresi Rasa Kerinduan: Puisi ini mengungkapkan rasa kerinduan yang mendalam terhadap subjeknya, yang mungkin adalah seseorang atau tempat yang memiliki makna khusus. Penulis menggunakan waktu dan alam sebagai pengingat yang kuat tentang subjek tersebut. Pada setiap waktu berbeda (fajar, senja, malam, bulan), penulis menggambarkan cara subjeknya hadir dalam pikiran dan perasaannya.
Penggunaan Gambaran Alam: Puisi ini menggunakan gambaran alam dengan indah untuk menggambarkan perasaan dan ingatan. Pemandangan seperti fajar yang merah, senja yang mencium bunga yang tidur, malam dengan bintang bercahaya, dan bulan yang teduh, semuanya digunakan untuk menciptakan nuansa keindahan dan keromantisan. Ini memberikan dimensi yang lebih dalam pada pengalaman penulis.
Makna Kehadiran yang Abadi: Pada bait terakhir, penulis menyatakan, "Kuingat padamu, ah selalu," yang menunjukkan bahwa subjek yang dicintai selalu hadir dalam ingatan dan hati penulis. Penggunaan kata-kata "tempat segala menjadi lupa" menciptakan kesan bahwa hubungan dengan subjeknya adalah tempat perlindungan dari segala kesulitan dan kerumitan dalam hidup.
Gaya Bahasa dan Pemilihan Kata: Puisi ini menggunakan bahasa yang indah dan puitis, serta pemilihan kata yang hati-hati untuk menciptakan nuansa romantis dan mendalam. Penggunaan kata-kata seperti "merahkan," "mencium," "teduh," dan "bunga bintang bercahaya" menciptakan gambaran yang kuat dalam pikiran pembaca.
Makna Universal: Meskipun puisi ini mungkin muncul dari pengalaman pribadi penulis, pesan tentang kerinduan, kenangan, dan kehadiran yang abadi adalah tema yang dapat dipahami dan diapresiasi oleh banyak orang. Puisi ini mengingatkan kita akan kekuatan kenangan dan bagaimana alam dapat menjadi cerminan dari perasaan yang mendalam.
Puisi "Kuingat Padamu" karya Asmara Hadi adalah karya sastra yang menggambarkan kekuatan kenangan dan rasa kerinduan. Melalui gambaran alam yang indah dan kata-kata yang puitis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kekuatan perasaan dan ingatan yang abadi.
Karya: Asmara Hadi
Biodata Asmara Hadi:
- Asmara Hadi lahir di Talo, Bengkulu, pada tanggal 8 September 1914.
- Asmara Hadi meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 3 September 1976 (pada usia 61 tahun).