Puisi: Kidung Dobrak Salahurus Karya: D.N. Aidit)

Puisi "Kidung Dobrak Salahurus" Karya D.N. Aidit bercerita tentang seorang rakyat kecil yang datang dari daerah penuh penderitaan, yakni daerah ...

Kidung Dobrak Salahurus


Kau datang dari jauh adik
Dari daerah banjir dan lapar
Membawa hati lebih keras dari bencana
Selamat datang dalam barisan kita

Di kala kidung itu kau tembangkan
Bertambah indah tanah priangan
Sesubur seindah priangan manis
Itulah kini partai komunis

Tarik, tarik lebih tinggi suaramu
Biar tukang-tukang salahurus mengerti
Benci rakyat dibawa mati
Cinta rakyat pada pki

Teruskan, teruskan tembangmu
Bikin rakyat bersatupadu
Bikin priangan maju dan jaya
Alam indah rakyat bahagia

Cipanas, 13 Januari 1963

Sumber: Gugur Merah (2008)

Analisis Puisi:

Puisi "Kidung Dobrak Salahurus" Karya D.N. Aidit mengangkat tema perjuangan rakyat dan perlawanan terhadap ketidakadilan. Puisi ini menyoroti kesengsaraan rakyat akibat bencana dan kemiskinan serta menyerukan persatuan dalam perjuangan politik.

Makna Tersirat

Secara tersirat, puisi ini menggambarkan perlunya perubahan dalam sistem yang tidak berpihak pada rakyat. Penyair menegaskan bahwa ketidakadilan dan kepemimpinan yang salah harus dilawan, serta menekankan bahwa rakyat memiliki kekuatan untuk bersatu dan memperjuangkan hak-hak mereka. Selain itu, puisi ini juga menunjukkan bahwa kecintaan rakyat terhadap perjuangan akan terus hidup dan menjadi kekuatan utama dalam perubahan sosial.

Puisi ini bercerita tentang seorang rakyat kecil yang datang dari daerah penuh penderitaan, yakni daerah yang terkena bencana banjir dan kelaparan. Namun, ia memiliki semangat yang lebih kuat dari bencana itu sendiri. Ia bergabung dalam perjuangan dan menyanyikan kidung perjuangan, yang diharapkan dapat menyadarkan orang-orang yang selama ini salah dalam mengurus negeri. Kidung itu tidak hanya membawa semangat perlawanan, tetapi juga menyatukan rakyat untuk mencapai kesejahteraan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini dipenuhi dengan semangat dan optimisme. Ada unsur keprihatinan pada awalnya, tetapi kemudian berubah menjadi suasana penuh harapan dan ajakan untuk bangkit melawan ketidakadilan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa rakyat harus bersatu untuk melawan kepemimpinan yang tidak adil dan sistem yang salah kelola. Penyair juga menekankan bahwa perjuangan tidak boleh berhenti, dan suara rakyat harus terus disuarakan untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bersama.

Imaji

  • Imaji Visual: "Dari daerah banjir dan lapar" menciptakan gambaran tentang kondisi rakyat yang menderita akibat bencana dan kemiskinan.
  • Imaji Auditori: "Tarik, tarik lebih tinggi suaramu" menghadirkan suara nyanyian perjuangan yang lantang dan penuh semangat.
  • Imaji Kinestetik: "Teruskan, teruskan tembangmu" menggambarkan ajakan untuk terus bergerak dan menyuarakan perjuangan.

Majas

  • Majas Metafora: "Membawa hati lebih keras dari bencana" menggambarkan tekad kuat yang tidak goyah meskipun menghadapi penderitaan.
  • Majas Hiperbola: "Benci rakyat dibawa mati" memperlihatkan kebencian rakyat terhadap ketidakadilan yang begitu besar dan tidak akan pudar.
  • Majas Personifikasi: "Bikin priangan maju dan jaya" memberikan kesan bahwa daerah Priangan memiliki kemampuan untuk maju seperti manusia yang berkembang.
Puisi "Kidung Dobrak Salahurus" adalah seruan perjuangan rakyat melawan sistem yang tidak adil dan salah urus. Dengan bahasa yang penuh semangat dan ajakan, D.N. Aidit ingin menanamkan kesadaran bahwa rakyat memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan jika mereka bersatu dan terus menyuarakan perjuangan. Puisi ini menggambarkan harapan akan masa depan yang lebih baik, di mana rakyat bisa

D.N. Aidit
Puisi: Kidung Dobrak Salahurus
Karya: D.N. Aidit

Biodata D.N. Aidit / Dipa Nusantara Aidit:
  • D.N. Aidit (nama lahir Achmad Aidit) lahir pada tanggal 30 Juli 1923 di Tanjungpandan, Belitung, Hindia Belanda. 
  • D.N. Aidit meninggal dunia pada tanggal 22 November 1965 di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.