Puisi: Karena Paksaan (Karya Kang Thohir)

Puisi "Karena Paksaan" Karya Kang Thohir bercerita tentang seseorang yang menjalani hubungan atau pernikahan karena paksaan, seperti perjodohan ...

Karena Paksaan

Cinta karena paksaan
Terkadang membuat hati tak karuan
Lantaran mungkin dijodohkan
Membuat hidup terasa tertekan

Brebes, 4 Mei 2023

Analisis Puisi:

Puisi "Karena Paksaan" Karya Kang Thohir mengangkat tema cinta yang terpaksa dan perasaan tertekan dalam perjodohan. Puisi ini menggambarkan konflik batin seseorang yang harus menerima cinta bukan atas kehendaknya sendiri, melainkan karena paksaan atau aturan yang mengikat.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah ketidakbahagiaan dalam menjalani hubungan yang tidak dilandasi oleh cinta sejati. Penyair ingin menyampaikan bahwa cinta yang dipaksakan hanya akan membawa penderitaan dan membuat seseorang merasa terkekang dalam hidupnya.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang menjalani hubungan atau pernikahan karena paksaan, seperti perjodohan yang tidak diinginkan. Hal ini menimbulkan perasaan tidak nyaman, kebingungan, dan tekanan batin dalam menjalani kehidupan bersama pasangan yang tidak dicintainya.

Suasana dalam Puisi

Puisi ini menghadirkan suasana sedih, tertekan, dan penuh ketidakpastian. Ada perasaan kecewa dan gelisah akibat cinta yang tidak datang dari hati yang tulus.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah cinta sejati seharusnya lahir dari keikhlasan, bukan dari paksaan. Hubungan yang dipaksakan hanya akan membawa kesedihan dan ketidakbahagiaan bagi kedua belah pihak.

Imaji

  • Imaji Perasaan: "membuat hati tak karuan" → menggambarkan kebingungan dan tekanan emosional akibat cinta yang tidak diinginkan.
  • Imaji Kinestetik: "membuat hidup terasa tertekan" → menunjukkan perasaan terpaksa dalam menjalani hubungan yang tidak didasari oleh cinta.

Majas

  • Majas Hiperbola: "membuat hidup terasa tertekan" → menggambarkan penderitaan emosional yang sangat berat akibat hubungan yang dipaksakan.
  • Majas Repetisi: Kata "karena paksaan" menekankan bahwa hubungan tersebut tidak terjadi secara alami, melainkan karena adanya unsur keterpaksaan.
Puisi "Karena Paksaan" menggambarkan realitas pahit dari hubungan yang tidak didasari oleh cinta sejati. Penyair ingin menyampaikan bahwa cinta yang dipaksakan hanya akan membawa penderitaan dan membuat seseorang merasa tidak nyaman dalam menjalani hidupnya. Dengan bahasa yang sederhana namun bermakna dalam, puisi ini memberikan refleksi tentang pentingnya kebebasan dalam memilih pasangan hidup demi kebahagiaan bersama.

Kang Thohir
Puisi: Karena Paksaan
Karya: Kang Thohir

Biodata Kang Thohir:
  • Kang Thohir merupakan nama pena dari Muhammad Thohir/Tahir (biasa disapa Mas Tair). Ia lahir di Brebes, Jawa Tengah.
  • Kang Thohir suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD sampai masuk ke Pondok Pesantren. Ia menulis puisi, cerpen dan lain sebagainya.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Hawane Musim KetigaHawane musim ketigaPanas, sumuk, pailaLemah pada garing lan mlekahWong keder pan maring sawahBanyune durung anaKeder pan nandurRegane bawang murahAkeh wong tani …
  • Kayong Mumet PikiraneKayong mumet pikiraneAkeh pengeluaraneTapi laka pemasukaneDuh, mumet nemen kiyeApa-apa larangNduwe duwit beh arang-arangKayong pailaPan tuku kuota duwite lakaP…
  • KelicikanAda saja kejadianMeski pahit melandaPada kehidupanSelalu menemani kecewa dan dustaKelicikan yang membabi-butaBrebes, 25 Agustus 2023Analisis Puisi:Puisi "Kelicikan" karya …
  • Bakal Tukaran GedeanSewaktu-waktu bakal ana tukaran gedeanMbuh kue kapan waktuneBakal ana perkara rebutan masalah wilayah lan warisanAnjog perkara perang sedulurGawe wong ora akurD…
  • Akeh Wong Ngaku-NgakuSaiki akeh wong ngaku-ngakuEben gadikna dewekke sugihTapi mung ora berkah tindak lakuSenajan hebate kayak apa ora bakal milihBrebes, 27 September 2023Catatan:P…
  • Kadiran Wong PinterKadiran wong pinter terus remehna wong bodoh, aku ta sengit asline maring wong ngerasa pinter tapi sering ngina, lamona pintere kaya apa yah aja sokan poyak-poyo…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.