Ikrar Cinta
Demi bukit-bukit alit yang membentang
Demi hutan hijau yang masih perawan
Kuikrarkan cintaku padamu seorang
Dari lubuk hati yang teramat dalam
Tanpa ragu tanpa bimbang
Disaksikan gemerlap berjuta bintang
Disaksikan berjuta kunang-kunang
Bertabur wewangian kembang-kembang
Demi bintang gemintang yang bersinar cemerlang
Demi bulan purnama yang terang benderang
Kunyatakan cintaku padamu seorang
Dari relung perasaan yang paling dalam
Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan
Bertahan dalam ikrar kesetiaan
Sepanjang jalan kehidupan
Demi arus laut yang menggelora
Demi sungai yang mengalirkan air dari hulu ke muara
Kupahatkan cintaku padamu seorang
Dari lubuk rinduku yang paling dalam
Putih seputih salju
Putih seputih air susu
Manis semanis madu
Demi musim semi yang menghiasi semesta
Demi burung camar yang melayang-layang di angkasa
Kuikrarkan cintaku padamu, sayang
Berayun-ayun di pucuk-pucuk ilalang
Mengalun di bait-bait tembang
Di kalung kenang, di kidung kasih sayang.
Sumber: Ritus (2020)
Analisis Puisi:
Puisi “Ikrar Cinta” karya Faisal Ismail memiliki tema utama yang mengangkat ikrar cinta dan kesetiaan yang tulus. Penyair mengekspresikan rasa cintanya yang mendalam kepada seseorang yang sangat dicintainya, dengan menyertakan berbagai elemen alam sebagai simbol dari kekuatan dan ketulusan ikrar tersebut. Tema cinta dalam puisi ini sangat romantis dan penuh kesetiaan, diungkapkan dalam bentuk ikrar yang bersifat kekal dan tanpa ragu.
Makna Tersirat
Makna yang tersirat dalam puisi ini adalah ikrar cinta yang tidak hanya sekedar kata-kata, tetapi juga merupakan janji yang tulus dan abadi. Penyair menggambarkan cinta yang kuat dan tak tergoyahkan dengan menggunakan simbol-simbol alam yang abadi seperti gunung, laut, bulan, dan bintang. Cinta yang diikrarkan dalam puisi ini adalah cinta yang tidak terpengaruh oleh waktu dan keadaan, tetap bertahan dalam suka dan duka, serta tidak pernah pudar meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan hidup.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang mengikrarkan cintanya secara tulus dan abadi kepada seseorang yang sangat dicintainya. Setiap bagian puisi menyebutkan simbol-simbol alam yang menunjukkan kesetiaan dan kedalaman cinta. Dari bukit yang membentang hingga burung camar yang melayang di angkasa, semuanya dijadikan saksi dari perasaan cinta yang murni dan komitmen untuk menjaga hubungan tersebut. Puisi ini seolah menggambarkan sebuah janji suci yang akan bertahan sepanjang hidup dan diterima dengan tulus oleh penerima cinta tersebut.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini sangat romantis dan penuh dengan keindahan alam. Terdapat nuansa yang tenang, damai, dan penuh dengan kesan mendalam, seiring dengan penggunaan gambaran alam yang luas dan abadi. Dengan simbolisme yang kuat seperti bintang, kunang-kunang, bulan, dan laut, suasana yang dihadirkan terasa sangat magis dan penuh kekaguman, menciptakan sebuah dunia yang ideal dan sempurna untuk perasaan cinta yang tulus.
Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi
Amanat dari puisi ini adalah bahwa cinta yang sejati adalah cinta yang tidak mengenal batas waktu dan keadaan. Cinta yang diikrarkan haruslah penuh kesetiaan dan ketulusan, serta mampu bertahan dalam menghadapi berbagai rintangan hidup. Penyair mengingatkan bahwa cinta bukan hanya soal perasaan, tetapi juga sebuah janji yang harus dijaga dengan sepenuh hati. Dalam puisi ini, kesetiaan dan ketulusan cinta adalah elemen yang tak terpisahkan dari hubungan yang ideal dan abadi.
Imaji
Puisi ini penuh dengan imaji-imaji yang menggambarkan keindahan alam sebagai simbol dari kedalaman dan kekekalan cinta. Beberapa imaji yang digunakan antara lain:
- Bukit-bukit alit yang membentang dan hutan hijau yang perawan menggambarkan kesucian dan kedalaman perasaan cinta yang tidak ternoda.
- Bintang gemintang dan bulan purnama sebagai simbol kesetiaan yang bersinar terang dan abadi, tanpa ada keraguan.
- Arus laut yang menggelora dan sungai yang mengalir dari hulu ke muara menggambarkan perjalanan cinta yang terus mengalir dan tidak terhentikan.
- Musim semi dan burung camar yang melayang-layang menunjukkan keindahan yang mengisi hidup dengan kasih sayang dan harapan.
Imaji-imaji ini tidak hanya memperkaya puisi secara estetis, tetapi juga memberikan kesan bahwa cinta adalah sesuatu yang luas dan tanpa batas, seperti alam itu sendiri.
Majas
Puisi ini menggunakan beberapa majas untuk memperkuat pesan dan keindahan kata-kata, di antaranya:
- Metafora: "Demi bukit-bukit alit" dan "Demi arus laut yang menggelora" menggambarkan ikrar cinta yang abadi dan tak terpengaruh oleh waktu dan keadaan, seperti halnya alam yang tetap ada meskipun waktu berlalu.
- Simbolisme: Elemen alam seperti bulan, bintang, laut, dan musim semi digunakan sebagai simbol dari kesetiaan, keabadian, dan kesucian cinta.
- Hiperbola: "Demi bintang gemintang yang bersinar cemerlang" dan "Demi bulan purnama yang terang benderang" memperbesar gambaran tentang betapa terang dan agungnya cinta yang diikrarkan.
- Paralelisme: Pengulangan struktur kalimat seperti "Kuikrarkan cintaku padamu seorang" yang digunakan di setiap bagian puisi memberikan kesan kekekalan dan keteguhan dalam ikrar cinta yang disampaikan.
Puisi “Ikrar Cinta” karya Faisal Ismail adalah sebuah karya yang penuh dengan romantisme dan kesetiaan, menggunakan simbolisme alam yang kaya untuk menggambarkan kedalaman dan keabadian cinta. Penyair mengungkapkan perasaan cintanya yang tulus melalui metafora dan imaji yang memperkuat pesan tentang ikrar cinta yang abadi dan tidak tergoyahkan. Cinta dalam puisi ini bukan sekadar perasaan, tetapi sebuah janji yang kuat, seperti halnya alam yang tetap ada dan bersaksi sepanjang waktu.
Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan bahwa cinta yang sejati adalah cinta yang tidak hanya datang dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan dan kesetiaan yang tak ternilai.