Puisi: Gerimis (Karya Iyut Fitra)

Puisi "Gerimis" karya Iyut Fitra adalah karya sastra yang menyajikan gambaran tentang kehadiran gerimis sebagai perumpamaan dari pencarian .....
Gerimis

Gerimis. ia mencari kekasih di lembar-lembar masa lalu
di luar dendang masih terdengar. sesayup suara malam
tentang kota yang belum lelap. juga semasa orang-orang pernah singgah
masihkah mereka menyimpan mantel itu?

Dan mereka bertemu pada lembar-lembar waktu tak tentu
berbagi gambar, kisah, dan sempat juga alamat
lalu ia menuliskannya pada sajak-sajak tak bernama
gerimis. adakah ia menjadi beranda rindu?

Payakumbuh, September 2012

Sumber: Tempo (22 September 2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Gerimis" karya Iyut Fitra adalah karya sastra yang menyajikan gambaran tentang kehadiran gerimis sebagai perumpamaan dari pencarian kekasih di masa lalu dan kenangan yang masih terbawa hingga saat ini.

Metafora Gerimis: Dalam puisi ini, gerimis digunakan sebagai metafora untuk keadaan hati dan perasaan sang penyair. Seperti gerimis yang lembut dan halus, rindu dan keinginan untuk bertemu dengan kekasih terdahulu hadir dengan perasaan yang lembut dan mendalam.

Keindahan Malam dan Kota yang Belum Lelap: Penyair menggambarkan keindahan malam dan kota yang belum lelap, menyoroti suasana tenang dan hening yang menyertainya. Suara dendang dan kenangan tentang tempat-tempat yang pernah dikunjungi masih menggema di benak, menambah aroma nostalgia dan rindu pada masa lalu.

Masa Lalu dan Kekasih yang Dicari: Penyair mencari kekasih di lembar-lembar masa lalu. Ini menggambarkan upaya untuk mengingat dan menelusuri kenangan yang telah berlalu. Keberadaan orang-orang yang pernah singgah di masa lalu menjadi perhatian karena mungkin ada kesempatan untuk bertemu kembali.

Gambar dan Kisah dalam Lembaran Waktu: Dalam proses pencarian kekasih dan kenangan, penyair bertemu dengan gambar dan kisah yang tersimpan di lembaran waktu yang tak terdefinisikan. Gambar-gambar ini mencerminkan momen-momen berharga dan cerita-cerita yang pernah terjadi dalam hubungan dan perjalanan sang penyair.

Penulisan dalam Sajak: Penyair menuliskan kenangan dan pengalaman. Penulisan ini merupakan bentuk ekspresi emosional sang penyair terhadap perasaan yang tercipta dari gerimis hati dan keinginan untuk kembali kepada kekasih yang dicari.

Beranda Rindu: Dalam penutup puisi, penyair merenungkan apakah gerimis ini menjadi beranda rindu, yaitu tempat di mana kenangan dan perasaan rindu dapat tergantung dan bersemayam. Hal ini menunjukkan bahwa gerimis, sebagai perumpamaan perasaan, mungkin menjadi perekat antara masa lalu dan masa sekarang.

Puisi "Gerimis" oleh Iyut Fitra adalah sebuah puisi yang menggunakan gerimis sebagai metafora untuk pencarian kekasih di masa lalu dan kenangan yang masih terbawa hingga saat ini. Penyair merenungkan tentang keindahan malam, lembaran waktu, gambar, kisah, dan rindu yang menyertainya. Penulisan dalam sajak-sajak yang tak bernama menggambarkan ekspresi emosional dan pemaknaan perasaan yang dihadapi oleh sang penyair. Puisi ini memberikan gambaran mendalam tentang proses menghadapi rindu dan kenangan melalui kelembutan dan keindahan gerimis hati.

Iyut Fitra
Puisi: Gerimis
Karya: Iyut Fitra

Biodata Iyut Fitra:
  • Iyut Fitra (nama asli Zulfitra) lahir pada tanggal 16 Februari 1968 di Nagari Koto Nan Ompek, Kota Payakumbuh, Sumatra Barat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Dari Beberapa Bagian 1. Datang Malam Di luar musik jazz mulai dimainkan. Gerombolan lagu lama atau mungkin seorang kulit hitam menjeritkan birahi malam di teras, seekor capung …
  • Kekasih Seperti kelelawar patah sayap. Paruh dan cakar digantung bulan. Kemudian kau datang membawa sarang. Berumahlah di tebing ini. Di hatiku gerimis dan hujan bersusulan gulu…
  • Dan Kita Bertemu di Bale Timbang Serupa gadis belia. Harum putik padi, dan dada yang tumbuh. 17 tahun jarak diperam dalam hujan atau asin garam. 17 tahun almanak tersimpan sampa…
  • Istri Penyair Setiap pagi ia seduhkan hangat sebagai kopi dan matahari. Di bawah jendela kembang-kembang ditanam mulai daun. Dan ketika ia ceritakan retak mimpi semalam, penyair…
  • Kampung Hilang “Kampung Hilang” Stasiun lama. Letih bendi melintasi tonggak bendera sebelum sepi menepi. Ada malam-malam jagung bakar dan pis…
  • Kusir Bendi Kuda merah dan bendi merah. Sudah berapa jauh penumpang diantarkan sedari pagi muncul matahari. siang sejenak rumput dan sagu hin…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.