Puisi: Duri (Karya Sulaiman Juned)

Puisi: Duri Karya: Sulaiman Juned
Duri

Merangkai
duri jadi kembang di dinding
hati. Nyeri mempersiang sepi 
mata air melaut di nurani.

Menata
duri jadi mawar di bingkai
kalbu. Aku rautkan siksa sembilu
agar sakitnya terasa nikmat.

Padang Panjang, 2008

Analisis Puisi:

Tema utama dalam puisi "Duri" adalah penderitaan batin dan penerimaan rasa sakit. Puisi ini mengangkat bagaimana rasa sakit, luka, dan derita justru diolah menjadi sesuatu yang indah, bahkan dinikmati.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa penderitaan, kesedihan, dan luka batin merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari. Namun, alih-alih menghindar atau menolak, manusia terkadang justru memilih merangkai derita tersebut menjadi sesuatu yang bernilai, bahkan indah. Ini adalah refleksi bagaimana manusia mengolah luka menjadi kekuatan atau bahkan sumber kreativitas.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang mengalami penderitaan batin, di mana duri—lambang luka atau kesakitan—justru dirangkai menjadi kembang atau mawar. Ini menunjukkan bagaimana rasa sakit dipelihara, diolah, bahkan dinikmati. Ada sisi kelam dari seseorang yang justru merangkul penderitaan sebagai bentuk pembuktian bahwa dirinya masih mampu merasa.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa suram, pilu, sekaligus ironis. Ada kesedihan mendalam yang dibungkus dengan penerimaan dan kenikmatan akan luka.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah bahwa penderitaan adalah bagian dari hidup, dan bagaimana kita menghadapinya menentukan makna hidup itu sendiri. Ada yang lari dari derita, tetapi ada pula yang memeluknya erat-erat hingga ia menemukan keindahan tersembunyi di balik luka.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji yang melibatkan indra:
  • Imaji visual: "duri jadi kembang di dinding hati" dan "duri jadi mawar di bingkai kalbu" menghadirkan gambaran kontras antara sesuatu yang menyakitkan (duri) dengan sesuatu yang indah (kembang/mawar).
  • Imaji perasaan: "nyeri mempersiang sepi" menciptakan sensasi pedih yang terasa nyata.
  • Imaji taktil: "siksa sembilu agar sakitnya terasa nikmat" menghadirkan sensasi sakit fisik yang disulap menjadi kenikmatan.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora: "duri jadi kembang" dan "duri jadi mawar" sebagai perlambang bagaimana penderitaan diubah menjadi keindahan.
  • Hiperbola: "mata air melaut di nurani" melebih-lebihkan rasa sakit batin yang mengalir deras.
  • Paradoks: "sakitnya terasa nikmat" menggambarkan kontradiksi antara rasa sakit yang justru dinikmati.
  • Personifikasi: "nyeri mempersiang sepi" seolah-olah nyeri punya kemampuan untuk membakar sepi.
Puisi "Duri" karya Sulaiman Juned adalah puisi pendek yang sarat makna tentang bagaimana manusia bernegosiasi dengan rasa sakit dan penderitaan. Dengan bahasa puitis yang kuat dan kaya imaji, puisi ini menyampaikan bahwa luka batin tidak selalu harus dihindari atau dihapus, tetapi bisa diolah menjadi kekuatan baru.

Pesan mendalam dari puisi ini adalah bahwa penerimaan terhadap luka dan derita adalah salah satu cara manusia untuk bertahan dan menemukan keindahan di balik kepedihan.

Sepenuhnya Puisi
Puisi: Duri
Karya: Sulaiman Juned

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.