Doa Petani Bunga
Sumber: Kompas (Sabtu, 9 Juli 2016)
Analisis Puisi:
Puisi "Doa Petani Bunga" karya Acep Zamzam Noor merupakan sebuah refleksi spiritual yang dikemas dalam bentuk doa seorang petani bunga. Melalui penggunaan diksi religius dan suasana yang tenang, puisi ini menyampaikan harapan dan permohonan kepada alam semesta agar kehidupan terus berjalan dalam harmoni.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah hubungan manusia dengan alam dan doa sebagai bentuk harapan serta keikhlasan dalam menjalani hidup. Puisi ini menggambarkan keseharian petani bunga yang menggantungkan hidupnya pada pergantian musim dan kemurahan alam.
Makna Tersirat
Puisi ini menyiratkan bahwa kehidupan manusia, seperti bunga, sangat bergantung pada siklus alam dan berkah dari Tuhan.
- "Wahai malam yang memperpendek jarak dengan misa pagi." → Menggambarkan harapan akan segera datangnya hari baru yang penuh berkah.
- "Wahai musim yang mengurapi lapisan tanah dengan sakramen hujan." → Mengibaratkan hujan sebagai berkah suci yang menyuburkan tanah dan membawa kehidupan.
- "Beri kami rekuim yang panjang, hingga segala duka mengendap." → Mengandung harapan agar kesedihan yang dialami dalam hidup dapat sirna seiring waktu.
Secara keseluruhan, puisi ini menunjukkan keikhlasan dan harapan petani bunga dalam menjalani hidup, meskipun bergantung pada faktor alam yang tidak bisa mereka kendalikan.
Puisi ini bercerita tentang seorang petani bunga yang berdoa kepada Tuhan agar tanaman yang ia rawat dapat tumbuh subur dan berbunga indah. Ia mengandalkan pergantian musim dan berkah hujan agar tanamannya dapat berkembang dengan baik.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini terasa tenang, religius, dan penuh harapan. Penyair menggunakan diksi yang memberikan kesan ketenangan dalam doa dan penyerahan diri kepada kehendak Tuhan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Puisi ini mengajarkan bahwa manusia harus berserah kepada alam dan Tuhan dalam menjalani hidup. Seperti petani bunga yang mengandalkan musim dan hujan, manusia pun harus percaya bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan kehendak-Nya.
Imaji
- Imaji visual → "Putik-putik krisan mekar sebelum paskah tiba." menciptakan gambaran bunga yang bermekaran menjelang hari raya.
- Imaji auditorik → "Beri kami orkestra yang ramai hingga pentas sunyi usai." menghadirkan suara kehidupan yang penuh semangat.
- Imaji penciuman → "Kuntum-kuntum peoni tercium semerbaknya." menggambarkan aroma harum bunga yang mengisi udara.
Majas
- Personifikasi → "Wahai paskah yang memberkati daun-daun gugur dengan tembang mazmur." menggambarkan Paskah seolah-olah memberikan berkah pada daun-daun gugur.
- Metafora → "Beri kami rekuim yang panjang hingga segala duka mengendap." menggunakan istilah musik (rekuim) sebagai lambang duka yang akhirnya sirna.
- Hiperbola → "Mengalirkan cahayanya pada paras bunga." menggambarkan bagaimana kehidupan dan keindahan kembali setelah masa sulit.
Puisi "Doa Petani Bunga" karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah doa dan refleksi seorang petani yang menggantungkan hidupnya pada pergantian musim serta berkah alam. Dengan bahasa yang religius dan puitis, puisi ini menyampaikan harapan, keikhlasan, dan ketergantungan manusia kepada Tuhan dan alam semesta.
Biodata Acep Zamzam Noor:
- Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
- Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.