Sumber: Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016)
Analisis Puisi:
Puisi “Bertelur” karya Joko Pinurbo mengangkat tema tentang proses kreatif seorang penyair dalam melahirkan karya sastra, serta pergulatan batin yang menyertai proses tersebut. Dalam puisi ini, Joko Pinurbo menggunakan metafora bertelur sebagai simbol dari melahirkan puisi atau kata-kata.
Makna Tersirat
Di balik narasi jenaka tentang telur yang hitam pekat, puisi ini menyiratkan bahwa melahirkan karya sastra bukanlah proses yang mudah dan sederhana. Itu adalah perjuangan panjang dan melelahkan, penuh rasa sakit, kegelisahan, bahkan ketakutan. Penyair harus mengembangkan, merawat, dan mengerami kata-kata dengan sepenuh jiwa, hingga akhirnya melahirkan sebuah karya yang belum tentu sesuai harapan.
Makna lain yang tersirat adalah kegelisahan eksistensial seorang penyair dalam mencari makna "kita" — yaitu suara bersama yang mampu mewakili pengalaman kolektif manusia, bukan sekadar suara personal sang penyair.
Puisi ini bercerita tentang perjuangan seorang penyair melahirkan puisi, yang digambarkan sebagai telur hitam pekat yang harus dierami dengan penuh cinta, derita, dan kegilaan. Namun, ketika akhirnya telur itu menetas, yang keluar bukanlah sesuatu yang indah atau sempurna, melainkan sesuatu yang asing, penuh darah, dan membawa luka. Bahkan, telur tersebut menjadi sumber konflik karena banyak orang mengklaim telur itu sebagai milik mereka.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini terasa jenaka, absurd, sekaligus getir. Ada unsur humor khas Joko Pinurbo dalam menggambarkan telur yang menggelinding ke toilet, tetapi di balik kelucuan itu, terasa ada kegelisahan mendalam tentang proses kreatif yang penuh penderitaan dan ketidakpastian.
Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi
Pesan yang tersirat dalam puisi ini adalah bahwa melahirkan karya adalah proses panjang yang melelahkan dan tidak selalu berujung bahagia. Penyair harus siap menghadapi rasa sakit, kehilangan, dan bahkan tuduhan-tuduhan dari pihak lain. Namun, karya yang lahir dari kegelisahan dan penderitaan justru menjadi cermin kejujuran batin seorang kreator.
Imaji
Puisi ini menghadirkan banyak imaji menarik dan absurd yang khas Joko Pinurbo:
- Telur hitam pekat — Imaji visual yang melambangkan kata-kata yang lahir dari pergulatan batin.
- Telur meloncat dan menggelinding ke toilet — Imaji gerakan yang lucu sekaligus menyiratkan ketidakberdayaan.
- Telur memecah dan memuncratkan darah — Imaji tragis yang menggambarkan betapa sakitnya proses melahirkan karya.
- Ranjang kata-kata yang mandul — Imaji tentang kreativitas yang mandek dan perasaan buntu.
Majas
Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
- Metafora: "Telur" sebagai simbol karya sastra atau puisi.
- Personifikasi: Telur digambarkan bisa meloncat, memantul, dan menggelinding.
- Hiperbola: Kecemasan berlebihan tentang telur yang hilang dan tuduhan mencuri telur.
- Simbolisme: Telur hitam pekat melambangkan proses kreatif yang gelap dan penuh kegelisahan.
Puisi “Bertelur” adalah contoh cemerlang bagaimana Joko Pinurbo menyatukan humor, absurditas, dan refleksi eksistensial ke dalam satu rangkaian kata yang sederhana, namun menyimpan lapisan makna yang begitu dalam. Puisi ini tidak hanya tentang proses menulis, tetapi juga tentang perjuangan manusia menemukan dan melahirkan makna di tengah kekacauan dunia.

Puisi: Bertelur
Karya: Joko Pinurbo