Sumber: Pahlawan dan Tikus (1995)
Analisis Puisi:
Puisi "Andai Kata" karya Mustofa Bisri merangkai ekspresi yang sederhana tetapi dalam, menggambarkan kekurangan dalam segenap dimensinya dalam konteks hubungan manusia dan kehidupan sehari-hari.
Makna Simbolis dalam Kekurangan Fisik: Puisi menggunakan metafora tubuh manusia untuk menggambarkan kekurangan dalam sebuah hubungan. Lengan lunglai, pangkuan landai, dada luka, dan tangan kelu tidak hanya merujuk pada kekurangan fisik, tetapi juga menggambarkan kekurangan emosional, dukungan, kehangatan, dan ketulusan dalam sebuah relasi.
Kesunyian Kata-Kata dan Penyampaian Emosi: Dalam puisi ini, kehampaan terlihat dari penggunaan repetisi "tak hanya" yang memperkuat kesunyian akan kekurangan yang dirasakan. Frasa ini menguatkan perasaan kekosongan akan apa yang seharusnya ada dalam hubungan tetapi tidak ada.
Eksplorasi "Andai Kata": Frasa "Andai kata" yang diulang mengeksplorasi harapan dan keinginan akan perubahan. Puisi ini bukan hanya menggambarkan kekurangan yang ada, tetapi juga memberikan ungkapan harapan bahwa ada hal-hal lain yang mungkin terjadi, yang diungkapkan melalui frase "Andai kata kupunya tak hanya Andai kata."
Makna Melampaui Kata-Kata: Penutup puisi yang singkat, "tak hanya Andai kata", memberikan makna bahwa ada banyak hal yang tidak terucapkan, yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, yang mungkin tidak pernah terwakili dalam ekspresi bahasa.
Puisi ini merupakan refleksi atas kekurangan yang dapat dirasakan dalam hubungan manusia, tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga emosional. Dengan penekanan pada kesunyian, kekosongan, dan harapan akan perubahan, Mustofa Bisri merangkai ungkapan yang dalam dan membangkitkan pertanyaan tentang apa yang tidak terungkap dalam hubungan manusia.
Puisi "Andai Kata" merupakan karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan aspek-aspek penting dalam hubungan manusia yang terkadang tidak terucapkan atau dilupakan.

Puisi: Andai Kata
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)
Biodata Mustofa Bisri:
- Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
- Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
- Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.