Puisi: Adalah Kamu (Karya Joshua Igho)

Puisi "Adalah Kamu" karya Joshua Igho bercerita tentang seseorang yang merasakan cinta dan rindu yang mendalam terhadap orang yang dicintainya.
Adalah Kamu

Adalah setidaknya cinta
yang masih tersisa
di tiap helaan nafas kita.

Adalah rindu
yang memburu inginku
bertemu wajahmu.

Adalah pilu
yang menusuk sunyi malam
tatkala rindu ini
hanya bersarang pada ragu.

Adalah kamu
yang membuat aku
masih terus bertahan
melawan waktu
aku tak ingin
engkau jadi sekadar bunga
yang mengharumi cinta.

Analisis Puisi:

Puisi "Adalah Kamu" Karya Joshua Igho mengangkat tema cinta, kerinduan, dan perjuangan untuk mempertahankan hubungan. Puisi ini menggambarkan betapa kuatnya perasaan cinta dan rindu seseorang kepada orang yang dicintainya, meskipun dihadapkan pada ketidakpastian dan waktu yang terus berjalan.

Makna Tersirat

Puisi ini secara tersirat menggambarkan perjuangan dalam cinta. Penyair menegaskan bahwa cinta bukan sekadar perasaan sesaat, melainkan sesuatu yang harus diperjuangkan agar tidak memudar. Ada kekhawatiran bahwa sosok yang dicintai hanya akan menjadi kenangan manis seperti bunga yang harum namun fana.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang merasakan cinta dan rindu yang mendalam terhadap orang yang dicintainya. Setiap tarikan napasnya masih dipenuhi oleh cinta, rindu terus menggerogoti pikirannya, dan kesedihan datang saat rindu itu tidak bisa terwujud. Namun, meskipun waktu terus berjalan, ia tetap bertahan demi orang yang dicintainya, berharap cinta mereka tidak hanya menjadi kenangan yang indah tetapi nyata dan bertahan lama.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini penuh kerinduan, kesedihan, dan harapan. Ada nuansa romantis yang kuat, tetapi juga terselip kecemasan akan kehilangan atau ketidakpastian dalam hubungan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Beberapa pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah:
  • Cinta sejati adalah perasaan yang harus diperjuangkan, bukan sekadar dinikmati sesaat.
  • Rindu yang mendalam bisa membawa kebahagiaan sekaligus kesedihan, terutama jika tidak bisa segera terwujud dalam pertemuan.
  • Jangan biarkan orang yang dicintai hanya menjadi kenangan indah, tetapi berusahalah untuk mempertahankan hubungan agar tetap nyata dan bermakna.

Imaji

Puisi ini memiliki imaji yang kuat dalam menggambarkan perasaan cinta dan rindu. Contohnya:
  • "Adalah setidaknya cinta yang masih tersisa di tiap helaan nafas kita." → memberikan imaji perasaan cinta yang terus hidup dalam diri seseorang.
  • "Adalah pilu yang menusuk sunyi malam tatkala rindu ini hanya bersarang pada ragu." → menciptakan gambaran suasana kesedihan dan keraguan yang mendalam.
  • "Aku tak ingin engkau jadi sekadar bunga yang mengharumi cinta." → menghadirkan imaji keindahan yang sementara, menggambarkan kekhawatiran akan cinta yang hanya menjadi kenangan.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Majas repetisi, yaitu pengulangan kata "Adalah..." di awal beberapa bait untuk menekankan makna perasaan yang dialami penyair.
  • Majas metafora, seperti "bunga yang mengharumi cinta", yang melambangkan seseorang yang dicintai tetapi dikhawatirkan hanya menjadi kenangan manis tanpa kepastian.
  • Majas personifikasi, seperti "rindu yang memburu inginku", yang menggambarkan rindu seolah-olah memiliki keinginan sendiri untuk mendesak penyair bertemu dengan kekasihnya.
Puisi "Adalah Kamu" karya Joshua Igho adalah sebuah ungkapan cinta yang mendalam, rindu yang menyiksa, serta keinginan untuk mempertahankan hubungan agar tidak hanya menjadi kenangan. Penyair menggambarkan cinta yang masih bertahan dalam setiap napasnya, rindu yang terus memburu, dan kesedihan yang datang saat rindu itu tidak terwujud. Namun, di balik semua itu, ada harapan bahwa cinta ini tetap nyata dan tidak hanya menjadi sesuatu yang indah tetapi sementara. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungi makna cinta sejati dan pentingnya memperjuangkan hubungan agar tetap hidup dan bermakna.

"Puisi Joshua Igho"
Puisi: Adalah Kamu
Karya: Joshua Igho

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.