Puisi: Betapa Puasa Betapa Puisi (Karya Toto ST Radik)

Puisi "Betapa Puasa Betapa Puisi" menyoroti persamaan antara pengalaman puasa dan pengalaman puisi, serta mengajak pembaca untuk merenungkan ....
Betapa Puasa Betapa Puisi

Puasa itu menahan
seperti puisi
tak banyak kata
tak banyak ingin.

Serang, 22 Juli 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Betapa Puasa Betapa Puisi" karya Toto ST Radik adalah sebuah pengamatan singkat namun dalam tentang sifat dan pengalaman puasa, yang disandingkan dengan esensi puisi itu sendiri. Dalam beberapa kata yang sederhana, puisi ini mengekspresikan perbandingan antara puasa dan puisi, menghadirkan pandangan baru tentang keduanya.

Keterbatasan Kata: Dalam dua baris pertama, penggalan puisi tersebut mencerminkan esensi dari pengalaman puasa dan puisi dengan menggunakan kata-kata yang sedikit namun kuat. Puasa membatasi asupan fisik seseorang, sementara puisi seringkali menggunakan kata-kata dengan hemat untuk menyampaikan makna yang mendalam. Dalam kedua kasus ini, keterbatasan diungkapkan sebagai sebuah kekuatan, di mana makna tersirat menjadi lebih penting daripada jumlah kata yang digunakan.

Ketekunan dan Disiplin: Puasa dan puisi keduanya memerlukan ketekunan dan disiplin. Dalam puasa, seseorang harus menahan diri dari makanan dan minuman untuk periode waktu tertentu sebagai bentuk ibadah dan pengendalian diri. Puisi juga membutuhkan ketekunan dalam memilih kata-kata yang tepat dan menyusunnya dengan cara yang mempengaruhi pembaca. Keduanya menuntut fokus dan konsentrasi yang tinggi.

Pengendalian Diri: Baik puasa maupun puisi merupakan bentuk pengendalian diri. Dalam puasa, seseorang harus mengendalikan hasrat dan keinginan fisiknya. Dalam puisi, pengendalian diri terletak dalam kemampuan untuk mengungkapkan makna yang dalam dengan menggunakan jumlah kata yang terbatas. Dalam kedua konteks, pengendalian diri adalah kunci untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan dunia sekitarnya.

Kesederhanaan dan Kedalaman: Puisi ini menghadirkan kesederhanaan dalam kata-kata yang digunakan, tetapi juga menawarkan kedalaman dalam maknanya. Keterbatasan kata dalam puisi mencerminkan esensi dari pengalaman puasa, di mana kesederhanaan sering kali merupakan jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan Tuhan. Dalam kedua hal ini, sederhana bukanlah sinonim dari dangkal, tetapi merupakan pintu gerbang menuju makna yang lebih mendalam.

Dengan demikian, puisi "Betapa Puasa Betapa Puisi" menyoroti persamaan antara pengalaman puasa dan pengalaman puisi, serta mengajak pembaca untuk merenungkan kedalaman dan kekuatan yang terkandung dalam keterbatasan.

Puisi Toto ST Radik
Puisi: Betapa Puasa Betapa Puisi
Karya: Toto ST Radik

Biodata Toto ST Radik:
  • Toto Suhud Tuchaeni Radik lahir pada tanggal 30 Juni 1965 di desa Singarajan, Serang.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Puasa Bulan puasa bulan Ramadhan. Yaitu bulan yang ke delapan. Berpuasa itu wajib bagi kita. Bagi umat Islam semua. Puasa itu tak boleh ma…
  • Nasihat Ramadhan Buat A. Mustofa Bisri Mustofa, Jujurlah pada dirimu sendiri mengapa kau selalu mengatakan Ramadhan bulan ampunan apakah hanya menirukan Nabi…
  • Ramadhan Di bulan ramadhan pagi hanya sebentar dan siang datang seperti menyergap kemudian perlahan memanjang Kita pun kadang kembali m…
  • Ya Rasulallah Aku ingin seperti santri berbaju putih yang tiba-tiba datang menghadapmu duduk menyentuhkan kedua telapak tangannya di atas paha-pahamu muliamu …
  • Puasa (untuk Hasan Aspahani) Saya sedang mencuci celana yang pernah saya pakai untuk mencekik leher saya sendiri. Saya sedang mencuci kata-kata dengan keringat yang saya ta…
  • Puasa bila hanya menahan lapar dan haus kutahu, apalah arti puasa bagimu lapar dan haus kau geluti setiap hari kau selalu gembira menyongsong puasa makan minu…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.