Yuliaku
Tiap petang tiap malam padamulah selalu
Yulia, keras hati ingin sampaikan salam dan lagu
Bila mendung datang kelam sunyi berkabut
Mengenang hati meski jauh batas memendam pilu
O, Yulia dari segala dipuja, kenanglah selalu
Antara kau dan aku bergetar lagu malam bisu
Tergenang airmata terpagut waktu berlalu
Tiap petang tiap mimpi padamulah selalu
Cemas ingin segala dalam rangkum tanganku
Bila datang sepi segalanya jadi asing diri
Yuliaku ibu dari segala dipuja kenanglah selalu
Bawa daku dalam mimpimu biar 'ku berbaring di matamu
Antara kau dan aku Yuliaku cuma himbauan rasa
Rindu kegelisahan diri sempat 'ku berdoa untukmu
1956
Sumber: Nafiri (1983)
Analisis Puisi:
Puisi "Yuliaku" karya Djamil Suherman mengangkat tema cinta dan kerinduan. Puisi ini menggambarkan perasaan mendalam seorang penyair terhadap sosok yang sangat dicintainya, Yulia, yang tampaknya sudah berada jauh darinya—baik secara fisik maupun emosional.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang terus-menerus memikirkan Yulia, baik di waktu petang, malam, maupun dalam mimpi. Kerinduan yang kuat terasa dalam setiap baitnya, terutama ketika penyair menyebutkan bahwa Yulia adalah "ibu dari segala yang dipuja," yang menunjukkan betapa pentingnya sosok ini dalam hidupnya. Ada kesedihan yang mendalam saat mengenang hubungan mereka, yang kini dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Makna Tersirat
Secara tersirat, puisi ini berbicara tentang kehilangan, nostalgia, dan harapan yang masih tersisa dalam hati penyair. Meskipun hubungan mereka tampaknya telah berakhir atau terhalang oleh sesuatu, cinta dan kerinduan itu tetap hidup dalam doa dan mimpi. Kata-kata seperti "terpagut waktu berlalu" dan "bawa daku dalam mimpimu" menegaskan bahwa satu-satunya cara bagi penyair untuk tetap dekat dengan Yulia adalah melalui kenangan dan harapan.
Puisi "Yuliaku" karya Djamil Suherman adalah ungkapan perasaan cinta yang mendalam dan tidak tergantikan. Dengan bahasa yang melankolis dan penuh emosi, penyair menggambarkan betapa sulitnya melepaskan seseorang yang begitu dicintai, bahkan ketika perpisahan telah menjadi kenyataan.
Puisi: Yuliaku
Karya: Djamil Suherman
Biodata Djamil Suherman:
- Djamil Suherman lahir di Surabaya, pada tanggal 24 April 1924.
- Djamil Suherman meninggal dunia di Bandung, pada tanggal 30 November 1985 (pada usia 61 tahun).
- Djamil Suherman adalah salah satu sastrawan angkatan 1966-1970-an.