Puisi: Winternachten (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Winternachten," karya Joko Pinurbo, menghadirkan keindahan dan kesejukan dalam dinginnya malam. Melalui imaji yang kuat dan bahasa yang ....
Wintemaehten
2002

Magrib memanggilku pulang
ketika salju makin meresap
ke sumsum tulang.

Pulang ke hulu matamu
agar bisa mencair
dan menjadi air matamu.

Musim tidak berbaju,
badan dimangsa hujan,
dan magrib mengajakku pulang.

Pulang ke suhu bibirmu
agar bisa menghangat
dan menjadi kecup-kenyalmu.

Menggigil adalah menghafal rute
menuju ibukota tubuhmu.

2005

Analisis Puisi:

Puisi "Wintemaehten" karya Joko Pinurbo merupakan sebuah karya yang menggambarkan suasana musim dingin dengan metafora yang kaya akan makna emosional dan alamiah.

Tema Utama

  • Musim Dingin dan Kesendirian: Puisi ini mengeksplorasi tema musim dingin yang keras dan kesendirian yang melingkupi. Salju dan hujan digambarkan sebagai elemen-elemen alam yang mempengaruhi keadaan emosional penyair.
  • Kepulangan dan Kehangatan: Tema kepulangan menjadi pusat dari puisi ini, dengan magrib yang mengajak penyair pulang. Kepulangan tidak hanya secara fisik namun juga melambangkan hasrat untuk kembali ke tempat yang hangat dan dikenal, seperti hulu mata dan suhu bibir kekasih.
  • Kehangatan Kekasih: Kehangatan fisik dan emosional dari kekasih diungkapkan dalam metafora-mencairnya air mata di mata kekasih dan hangatnya kecupan bibir. Hal ini menunjukkan kerinduan akan hubungan yang intim dan penuh kasih.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Metafora yang Kuat: Puisi ini menggunakan metafora salju, hujan, magrib, dan suhu tubuh untuk menciptakan gambaran yang kuat tentang musim dingin dan perasaan dalam puisi. Metafora ini tidak hanya menggambarkan alam tetapi juga kondisi emosional penyair.
  • Imaji yang Memikat: Dengan menggambarkan badan yang dimangsa hujan dan kegigilan sebagai penghafalan rute menuju "ibukota tubuhmu", puisi ini menciptakan gambaran yang mendalam tentang perjalanan emosional dan fisik.
  • Bahasa yang Sederhana namun Bermakna: Joko Pinurbo menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna. Pilihan kata-kata yang tepat menggambarkan keadaan alam dan perasaan yang rumit dengan cara yang langsung dan mengena.

Interpretasi dan Makna

  • Perjalanan Emosional: Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional seseorang yang terpengaruh oleh musim dingin yang keras dan kesendirian. Kepulangan yang diinginkan tidak hanya fisik tetapi juga spiritual untuk menemukan kehangatan dan kedamaian dalam hubungan dengan kekasih.
  • Kehangatan dan Kekasih: Kehangatan yang dicari dalam puisi ini bukan hanya fisik tetapi juga simbolis dari hubungan yang intim dan penuh kasih. Penyair merindukan kebersamaan dan keintiman yang bisa ditemukan di suhu bibir dan mata kekasih.
Puisi "Wintemaehten" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang memukau dengan penggambaran musim dingin dan perasaan dalam yang kuat. Dengan penggunaan metafora yang kaya dan bahasa yang mendalam, puisi ini berhasil menciptakan gambaran yang menggerakkan dan memikat pembaca. Tema kepulangan, kehangatan kekasih, dan perjalanan emosional menyelami inti dari puisi ini, menawarkan refleksi mendalam tentang alam dan perasaan manusia dalam suasana musim dingin yang dingin dan sepi.

"Puisi: Wintemaehten, 2002 (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Wintemaehten
Karya: Joko Pinurbo

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sajak Putih Danau Putihkelam warna puncak samosirselamat malam, katanya, selamat malamdiam tusam bagai rindang cerienaknya makan rujak dingin beginiangin bertenggang dengan bunga m…
  • Pebatuaspal turun-naikmembelah rimbun sawittempat si mewah singgah kencingkukatakan di sini apa yang kulihatbertarung kejam hidup dan matiupahkerjaanak yang sakitcinta dan derita s…
  • Sebelum Aek Naulidi teluk pengabisan aku terdiambegitu dingin kelokan ini mendakibegitu jauh perahu terpisahke tengah menyisir danau balikkan kilausimanis dari lembah prianganterpa…
  • Pakter Tuakputih tuak putih tobabersandar pada malam larutmari minum, bung, menyelami dukatandus gunung sebelum ikan melautParapat, 5 November 1956Sumber: yang Tak Terbungkamkan (1…
  • Perampasandi antara tetesan keringat kuning manusia kerjaada goyang-kaki dan bibir berminyakyang puja nenek-moyangmembiarkan tanah dirampas orangpernah berabad hujan sia-sia sajatu…
  • Kitakawan datangkawan pergiyang bersisahanya persahabatanlawan datanglawan pergiyang tinggal teguhcinta kemerdekaanAsamlama, 4 September 1957Sumber: Yang Tak Terbungkamkan (1959)An…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.