Sinar Itu Dekat
Jikalau kita insyaf
bahwa kekuatan hidup itu
letaknya tidak dalam menerima
tetapi dalam memberi
Jikalau kita semua insyaf
bahwa dalam percerai-beraian itu
letaknya benih perbudakan kita;
Jikalau kita semua insyaf
bahwa permusuhan itulah yang menjadi
asal kita punya "via dolorosa"
Jikalau kita insyaf
bahwa roch rakyat kita masih penuh
kekuatan untuk menjunjung diri
menuju Sinar yang satu
yang berada di tengah-tengah kegelapan gulita
yang mengelilingi kita ini
pastilah persatuan itu terjadi
dan pastilah Sinar itu tercapai juga
Sebab Sinar itu dekat
Sumber: Puisi-Puisi Revolusi Bung Karno (2002)
Catatan:
Buku Puisi-Puisi Revolusi Bung Karno (2002) dihimpun oleh Maman S. Tegeg. Maman merangkai tulisan-tulisan (termasuk pidato) karya Bung Karno (yang dikutip dari berbagai sumber) menjadi bentuk sajak/puisi.
Analisis Puisi:
Puisi "Sinar Itu Dekat" karya Bung Karno merupakan refleksi mendalam tentang persatuan, perjuangan, dan optimisme dalam menghadapi tantangan. Puisi ini memberikan pesan kebangsaan yang kuat dan mengajak pembaca untuk selalu berpegang pada semangat persatuan.
Tema Puisi
Puisi ini mengangkat beberapa tema utama yang erat kaitannya dengan perjuangan dan kehidupan berbangsa, di antaranya:
- Persatuan dan Kesatuan – Bung Karno menegaskan bahwa perpecahan hanya akan membawa penderitaan dan perbudakan, sementara persatuan adalah jalan menuju kemerdekaan sejati.
- Kekuatan dalam Memberi – Puisi ini mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada apa yang kita terima, tetapi pada apa yang kita berikan untuk kepentingan bersama.
- Harapan di Tengah Kegelapan – Meskipun dunia dipenuhi oleh tantangan dan kesulitan, ada cahaya harapan yang selalu dekat dan bisa diraih dengan tekad dan kebersamaan.
Puisi ini menggambarkan perjalanan manusia, khususnya rakyat Indonesia, dalam mencari kebebasan dan kemerdekaan sejati.
Makna Tersirat
Selain makna eksplisit, puisi ini juga mengandung beberapa makna tersirat yang mendalam:
- Optimisme di Tengah Perjuangan – Meskipun situasi bisa terasa gelap dan penuh tantangan, harapan selalu ada jika rakyat tetap bersatu dan bergerak menuju cita-cita bersama.
- Perjuangan Tidak Pernah Berakhir – Bung Karno mengingatkan bahwa perjuangan tidak hanya selesai dengan kemerdekaan, tetapi harus terus diperjuangkan dalam bentuk persatuan dan pembangunan bangsa.
- Kesadaran Kolektif untuk Bangkit – Sinar yang dimaksud dalam puisi ini bisa diartikan sebagai cita-cita kemerdekaan, kejayaan bangsa, atau bahkan pencerahan dalam kehidupan sosial dan politik.
Puisi ini bercerita tentang pentingnya persatuan dan semangat memberi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bung Karno mengajak rakyat untuk menyadari bahwa perpecahan hanya akan membawa penderitaan, sementara kebersamaan akan mengantarkan mereka menuju cahaya harapan dan kemajuan.
Dengan gaya bahasa yang khas, puisi ini menyampaikan pesan bahwa cahaya kemenangan dan kejayaan sudah dekat, asalkan rakyat tetap bersatu dan berjuang bersama.
Karya: Bung Karno
Biodata Bung Karno/Ir. Soekarno:
- Ir. Soekarno (EYD: Sukarno) merupakan Presiden Indonesia (1945-1967).
- Ir. Soekarno, sering disapa Bung Karno, lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Soerabaja, Oost Java, Hindia Belanda.
- Ir. Soekarno meninggal dunia karena gangguan ginjal pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta, Indonesia.