Puisi: Silsilah yang Terpenggal (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi "Silsilah yang Terpenggal" bercerita tentang seorang anak yang merasa jauh dari keluarganya, mengalami penyesalan, tetapi tetap bergelut ...
Silsilah yang Terpenggal
: ibu

jika aku menjelma jadi batu
apakah engkau akan memanggilku malin kundang?
bebal dihantam linu nasib
melepas pesakitan
mengembara pada setiap sesal
dan aku terlibat dalam bengal

di setiap sengal napasmu;
aku memburu silsilah
yang ada hanya ada penggalan
nama-nama
sebuah keluarga yang luka
dengan potret rumah
dan jendela yang tak pernah terbuka

jika aku menjelma jadi batu
apakah engkau memanggilku sebagai anakmu?
ketika itu aku sibuk merapikan keinginan
dan hujan terasa benar tiba di ujung rumah
menggenang pada setiap kejadian di depan pagar

tapi aku malah melepas duka
dengan sedikit doa
sembari mengenang masa kanak
juga berlindung dalam rahimmu
sembilan bukan
terjerat hangat di sana

tapi aku telah bengal dan terjal
menempuh sesuatu dengan hambar
membuatmu hilang sabar
sasar dalam pinak dendam
yang lebam
melulu luka dihantam cuaca

Jakarta, 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Silsilah yang Terpenggal" karya Alex R. Nainggolan adalah refleksi emosional tentang keterputusan hubungan keluarga, luka batin, dan pencarian identitas. Dengan menggunakan metafora batu dan kisah Malin Kundang, penyair mengungkapkan konflik antara anak dan orang tua, serta pergulatan batin dalam memahami akar dan perjalanan hidupnya.

Tema Puisi

Puisi ini mengangkat beberapa tema utama, yaitu:
  1. Hubungan Anak dan Orang Tua – Puisi ini menggambarkan seorang anak yang merasa terputus dari keluarganya, baik secara emosional maupun batin.
  2. Pemberontakan dan Penyesalan – Terdapat kontradiksi antara sikap bengal (pemberontakan) dengan perasaan sesal dan rindu akan masa kecil.
  3. Pencarian Identitas dan Silsilah Keluarga – Tokoh dalam puisi ini merasa kehilangan akar keluarganya, yang digambarkan melalui "silsilah yang terpenggal."
  4. Kenangan dan Luka Batin – Ingatan masa kecil dan hubungan dengan ibu menjadi bagian dari refleksi diri, tetapi juga membawa kesedihan dan luka yang belum sembuh.

Makna Puisi

Puisi ini mencerminkan perjuangan batin seseorang yang merasa terasing dari keluarganya. Penggunaan kisah Malin Kundang sebagai referensi menunjukkan perasaan bersalah dan keterputusan hubungan antara anak dengan orang tua.

Selain itu, penyair juga ingin menggambarkan perjalanan hidup yang penuh dengan penyesalan. Tokoh dalam puisi ini tampaknya telah menjalani hidup yang keras, "bengal dan terjal," sehingga ia merasa semakin jauh dari keluarganya. Namun, di balik itu semua, masih ada kenangan masa kecil yang ia simpan dalam hatinya, terutama tentang kasih sayang ibunya.

Makna Tersirat

Secara tersirat, puisi ini ingin menyampaikan bahwa keluarga adalah akar yang tidak bisa dihindari, meskipun seseorang mencoba menjauh. Tokoh dalam puisi ini mengalami konflik batin—antara kebanggaan dan penyesalan, antara pemberontakan dan kerinduan.

Metafora "batu" bisa diartikan sebagai ketegaran atau kekerasan hati seseorang dalam menghadapi kehidupan, tetapi juga bisa berarti ketidakmampuan untuk kembali atau menebus kesalahan di masa lalu. "Jendela yang tak pernah terbuka" melambangkan hubungan yang terputus atau kesempatan yang tertutup untuk memperbaiki masa lalu.

Selain itu, ada pesan bahwa penyesalan selalu datang terlambat, dan dalam banyak kasus, hubungan keluarga yang retak sulit untuk dipulihkan.

Puisi ini bercerita tentang seorang anak yang merasa jauh dari keluarganya, mengalami penyesalan, tetapi tetap bergelut dengan kebengalan dan kerasnya hidup. Ia mempertanyakan apakah ia masih diakui sebagai anak, meskipun ia telah "menjelma jadi batu"—menjadi keras dan tak mudah berubah.

Puisi ini juga menggambarkan bagaimana kenangan masa kecil tetap melekat dalam hati, meskipun seseorang telah berubah dan menjalani hidup yang berbeda. Ada unsur duka, penyesalan, dan juga kerinduan yang dalam terhadap masa lalu, terutama terhadap kasih sayang ibu yang dulu melindunginya.

Puisi ini adalah gambaran tentang konflik batin, keterasingan dalam keluarga, dan pergulatan untuk memahami identitas diri dalam pusaran waktu dan kehidupan yang penuh tantangan.

Alex R. Nainggolan
Puisi: Silsilah yang Terpenggal
Karya: Alex R. Nainggolan

Biodata Alex R. Nainggolan:
  • Alex R. Nainggolan lahir pada tanggal 16 Januari 1982 di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.