Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam
mau lebih banyak tahu.
"Sudah lima anak bernyawa di sini,
Aku salah satu!"
Ibuku tertidur dalam tersedu
Keramaian penjara sepi selalu,
Bapakku sendiri terbaring jemu
Matanya menatap orang tersalib di batu!
Sekeliling dunia bunuh diri!
Aku minta adik lagi pada
Ibu dan bapakku, karena mereka berada
di luar hitungan: Kamar begini,
Analisis Puisi:
Puisi "Sebuah Kamar" karya Chairil Anwar mencerminkan suasana hati penulis yang penuh penderitaan, kesedihan, dan keputusasaan. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema tentang keterbatasan, kehilangan, dan kehidupan yang keras.
Keterbatasan Ruang: Puisi ini membahas tentang keterbatasan ruang dalam sebuah kamar. Kamar yang sempit dan terbatas menjadi simbol dari keterbatasan hidup dan peluang bagi seseorang. Kamar ini juga menjadi tempat bagi keluarga yang penuh dengan duka dan kesedihan.
Kematian dan Kesedihan: Puisi ini mencerminkan tema kematian dan kesedihan. Penulis menyebutkan tentang lima anak yang meninggal dunia dalam kamar tersebut, termasuk penulis sendiri. Penggambaran ibu yang tertidur dalam tersedu dan bapak yang terbaring jemu menunjukkan rasa kehilangan dan duka yang mendalam dalam keluarga ini.
Keputusasaan: Ungkapan "Sekeliling dunia bunuh diri!" mencerminkan perasaan keputusasaan penulis terhadap kondisi dunia yang keras dan tak berdaya. Ia merasa bahwa hidup penuh dengan penderitaan dan kehampaan.
Penyair dan Realitas: Puisi ini mencerminkan hubungan antara penyair (penulis) dan realitas kehidupan. Penyair dihadapkan pada realitas yang keras dan menyakitkan, yang ia ungkapkan melalui puisi ini.
Gaya Bahasa: Gaya bahasa Chairil Anwar dalam puisi ini terasa lugas, tegas, dan berani. Penggunaan kata-kata sederhana namun menggambarkan penderitaan yang mendalam.
Puisi "Sebuah Kamar" karya Chairil Anwar merupakan ungkapan keputusasaan, kesedihan, dan keterbatasan dalam hidup. Puisi ini mencerminkan kepekaan penyair terhadap kondisi sosial dan eksistensi manusia yang penuh dengan penderitaan dan kesedihan. Gaya bahasa yang lugas dan tegas menjadi ciri khas puisi Chairil Anwar yang menggambarkan realitas kehidupan yang keras dan tak terelakkan.
Puisi: Sebuah Kamar
Karya: Chairil Anwar
Biodata Chairil Anwar:
- Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
- Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
- Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.