Puisi: Sebatang Pohon yang Rindang (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Sebatang Pohon yang Rindang" karya Kurniawan Junaedhie menyiratkan makna tentang kehangatan dan keteguhan seorang ayah yang menjadi tempat ...
Sebatang Pohon yang Rindang
(Ulang tahun Ayah ke-85 tahun)

Bagiku ayah adalah sebatang pohon tua yang rindang. Daunnya rimbun. Kalau aku melihat ke atas, yang kulihat hanya susunan daun bertrap-trap. Begitu banyak daun tersusun. Di kelopak daun itu aku lihat kutu, semut, juga kadang buliran embun. Beberapa daun terkulai, lalu jatuh rebah. Karena gemas, pada suatu hari aku masuk ke dalam tanah, berkomplot dengan remah-remah. Aku lihat ayah dari bawah. Ayah adalah sebatang pohon tua yang rindang. Akarnya kuat, mencengkeram ke bumi erat-erat. Aku merasa terlindung dalam himpitan daun dan cengkeraman cacing tanah.

2009

Sumber: Perempuan dalam Secangkir Kopi (2010)

Analisis Puisi:

Puisi "Sebatang Pohon yang Rindang" karya Kurniawan Junaedhie adalah puisi yang memiliki makna mendalam tentang hubungan antara seorang anak dan ayahnya. Menggunakan metafora pohon yang rindang, puisi ini menggambarkan sosok ayah sebagai pelindung dan penopang kehidupan.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah kasih sayang dan perlindungan seorang ayah terhadap anaknya. Pohon yang rindang melambangkan peran ayah yang selalu memberikan perlindungan, kenyamanan, dan kestabilan bagi keluarganya.

Makna Tersirat

Puisi ini menyiratkan makna tentang kehangatan dan keteguhan seorang ayah yang menjadi tempat berlindung bagi anak-anaknya. Beberapa makna yang dapat diinterpretasikan dari puisi ini antara lain:
  • Ayah sebagai sosok yang kuat dan kokoh → Ayah diibaratkan sebagai pohon tua dengan akar yang kuat, melambangkan keuletan dan ketahanan dalam menghadapi hidup.
  • Anak sebagai bagian dari pohon itu sendiri → Narator dalam puisi ini melihat ayah dari berbagai sudut, mencerminkan bagaimana seorang anak belajar memahami dan mengagumi sosok ayahnya dari waktu ke waktu.
  • Keabadian kasih sayang → Meski beberapa daun berguguran, pohon tetap berdiri kokoh. Hal ini menggambarkan bagaimana kehidupan terus berjalan, namun peran ayah tetap penting dan tidak tergantikan.
Puisi ini bercerita tentang penggambaran seorang ayah melalui metafora pohon yang rindang. Seorang anak merenungkan bagaimana sosok ayahnya adalah tempat berlindung, memberikan kenyamanan, dan memiliki kekuatan yang luar biasa.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa hangat, penuh kekaguman, dan sedikit reflektif. Ada rasa aman yang muncul dari perlindungan sang ayah, namun juga ada unsur perenungan tentang kehidupan dan keteguhan seorang ayah.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji yang memperkuat penggambaran ayah sebagai pohon yang rindang:
  • Imaji visual: "Begitu banyak daun tersusun" → Memberikan gambaran rimbunnya dedaunan yang menaungi anaknya. "Aku lihat ayah dari bawah" → Membantu pembaca membayangkan bagaimana anak memandang ayahnya dari sudut pandang yang berbeda.
  • Imaji taktil (perasaan melalui sentuhan): "Akarnya kuat, mencengkeram ke bumi erat-erat" → Menyiratkan kekuatan dan stabilitas seorang ayah.
  • Imaji kinestetik (gerakan): "Beberapa daun terkulai, lalu jatuh rebah" → Menggambarkan perjalanan waktu dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini untuk memperkuat makna:
  • Metafora: "Ayah adalah sebatang pohon tua yang rindang" → Menggambarkan ayah sebagai sosok yang kuat dan melindungi.
  • Personifikasi: "Akarnya kuat, mencengkeram ke bumi erat-erat" → Seolah akar memiliki kehendak untuk mencengkeram dan mempertahankan posisinya.
  • Hiperbola: "Aku merasa terlindung dalam himpitan daun dan cengkeraman cacing tanah" → Meningkatkan kesan perlindungan yang diberikan oleh ayah dengan cara yang dramatis.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah penghargaan terhadap peran seorang ayah sebagai pelindung dan pemberi kenyamanan bagi anak-anaknya. Anak-anak harus belajar untuk memahami dan menghargai perjuangan serta keteguhan hati seorang ayah dalam membesarkan mereka.

Puisi "Sebatang Pohon yang Rindang" karya Kurniawan Junaedhie adalah puisi yang menggambarkan sosok ayah sebagai pohon yang melindungi dan memberikan ketenangan bagi keluarganya. Dengan penggunaan metafora pohon, puisi ini memberikan gambaran betapa pentingnya peran seorang ayah dalam kehidupan anak-anaknya. Lewat puisi ini, kita diajak untuk merenungi dan lebih menghargai kehadiran serta perjuangan seorang ayah dalam kehidupan kita.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Sebatang Pohon yang Rindang
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.