Puisi: Sajak Penutup Ramadhan (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Sajak Penutup Ramadhan" mencerminkan pengalaman spiritual, introspeksi diri, dan refleksi tentang makna Ramadan, menawarkan pemahaman ...
Sajak Penutup Ramadhan

apakah aku bertemu malaikat
saat lailatullqodar?

kugenapkan puasaku
sepenuh kesabaran
kuingat selalu laparku
setiap melihat si fakir
kusenyumkan hausku
setiap melihat si kikir

inilah hari penutup ramadan
esok aku akan berdiam di sini
menyaksikan bulan mulia pergi
tak tahu adakah yang kukenang
sebagai oleh-oleh paling girang

ataukah aku hanya peziarah
sekadar istirah
menyaksikan orang-orang
yang sungguh-sungguh menyelami ramadan.

28 Ramadhan 1431 H

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak Penutup Ramadhan" karya Isbedy Stiawan ZS merangkum refleksi dan perasaan penyair pada akhir bulan suci Ramadan.

Pengalaman Spiritual: Puisi ini mencerminkan pengalaman spiritual penyair selama bulan Ramadan. Dia merenungkan apakah dia telah bertemu dengan malaikat selama malam Lailatul Qadr, malam yang dianggap istimewa dalam Islam. Ini menunjukkan pencarian spiritualitas dan keinginan untuk mendapatkan manfaat maksimal dari bulan Ramadan.

Pengorbanan dan Kebajikan: Penyair menekankan pengorbanan dan kebajikan yang dia alami selama Ramadan. Dia menyatakan bahwa dia telah menyelesaikan puasanya dengan penuh kesabaran, serta mengingatkan dirinya sendiri untuk merasakan empati terhadap orang-orang yang kurang beruntung, seperti fakir dan kikir.

Hari Penutup Ramadan: Puisi ini mencatat bahwa hari itu adalah hari terakhir Ramadan, di mana bulan suci akan segera berakhir. Penyair merasa akan berdiam diri dan merenung, menyaksikan pergi nya bulan Ramadan dengan perasaan campuran antara kegembiraan dan kesedihan.

Refleksi dan Kontemplasi: Penyair mengajukan pertanyaan tentang apakah dia hanya seorang peziarah yang sekadar beristirahat, atau benar-benar merasakan dan menyelami makna Ramadan. Ini menunjukkan refleksi mendalam tentang perannya selama bulan Ramadan dan tingkat keterlibatannya dalam ibadah dan kebajikan.

Bahasa Simpel dan Introspektif: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna untuk menyampaikan perasaan introspektif dan refleksi spiritual penyair. Metafora seperti "melihat si fakir" dan "melihat si kikir" menggambarkan perhatian dan empati penyair terhadap sesama.

Kesimpulan yang Mendalam: Dengan menutup puisinya dengan pertanyaan dan refleksi, penyair menegaskan pentingnya merenungkan makna Ramadan dan mengevaluasi peran kita sebagai individu dalam menjalankan ibadah dan berbuat baik kepada sesama.

Puisi "Sajak Penutup Ramadhan" mencerminkan pengalaman spiritual, introspeksi diri, dan refleksi tentang makna Ramadan. Ini menawarkan pemahaman mendalam tentang hubungan individu dengan agama dan keberadaannya dalam masyarakat.

Isbedy Stiawan ZS
Puisi: Sajak Penutup Ramadhan
Karya: Isbedy Stiawan ZS

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.