Puisi: Rahasia Cula (Karya F. Rahardi)

Puisi "Rahasia Cula" karya F. Rahardi merupakan karya yang menggugah pemikiran dan kritik sosial terhadap eksploitasi badak demi kepentingan manusia.
Rahasia Cula

Mengapa cula itu
tonjolan keras di moncong itu
dicari-cari
lalu dijual dengan harga mahal?

Mengapa pemilik cula itu harus dibunuh
padahal kata ahli farmasi
dalam cula itu hanya ada zat tanduk
hanya ada karbon.

Jadi cula itu sama saja dengan
tanduk kerbau
kuku sapi
bulu bebek
atau rambut bintang film Holywood
jadi mengapa?

"Ya tidak mengapa-mengapa
sesuai hukum ekonomi
kalau yang minta banyak
padahal barangnya sedikit
harganya lalu jadi mahal
semakin susah dicari
akan semakin besar orang berminat
dan berani membayar mahal."

Tetapi marilah kita temui
seorang pakar pengobatan tradisional
dari timur
dia etnis Cina
beragama Kristen
namun juga tetap menganut Kong Hu Cu
dan belajar Zen Budha serta Thao
dia sudah lewat 70 tahun
sehat
berwajah cerah
tampak jauh lebih muda
dibanding usianya.

Sehari-hari
kelihatan dia hepi-hepi saja
meskipun jelas miskin
tinggalnya di pojokan kota
administratif Depok
Jawa Barat.

Namanya?
nomor teleponnya?
alamat lengkapnya?
tarifnya kalau konsultasi?
semua itu ada tetapi
tidak akan dimuat di buku ini
sebab tulisan ini fiksi
bukan features atau
reportase atau news
tetapi supaya kelihatan
lebih serius
inilah petikan wawancara itu.

(P) = pertanyaan
(J) = jawaban

(P) Oom kelihatan masih muda.
Seperti baru umur 50-an.
(J) Tetapi usia kan jalan terus.
Jatah hidup saya paling banyak hanya tinggal
20 tahun lagi.
(P) Wah, oom ini! Bisa saja lo oom
mencapai usia 100 tahun atau lebih!
(J) Untuk apa? 90 tahun cukup!
(P) Oom, menurut ilmu pengobatan Cina
cula badak itu berkhasiat untuk apa?
(J) Mendatangkan kekuatan.
(P) Kekuatan seks maksudnya?
(J) Termasuk!
(P) Tetapi menurut dunia farmasi, cula badak hanya
mengandung karbon. Jadi sama saja dengan tanduk kebo.
(J) Memang. Tetapi Ilmu pengobatan Cina
dasarnya bukan farmakologi. Cula badak itu mengandung
bio energi yang sangat kuat.
Jauh lebih kuat dari taring singa atau tanduk banteng.
(P) Jadi memang benar cula badak bisa mendatangkan kekuatan?
(J) Tergantung orang percaya pada ilmu pengobatan Cina
atau tidak. Kalau orang tidak percaya ya tidak akan
muncul khasiatnya.
(P) Jadi kalau kita percaya, makan tulang ayam juga bisa sembuh?
(J) Minum air putih juga bisa sehat kalau kita yakin.
Tetapi kandungan bio energi di masing-masing benda tidak sama.
Cula badak itu kandungan bio energinya tinggi.
Tinggal kita siap atau tidak menyerap bio energi tersebut.
(P) Tetapi kasihan kan badaknya punah.
(J) Itulah keserakahan. Mestinya cukup culanya dipotong
lalu diobati hingga badaknya bisa tetap hidup.
(P) Tetapi ada juga yang percaya bahwa meminum
ramuan cula badak dan  kontol macan
bisa membuat seseorang jadi presiden?
(J) Jadi raja juga bisa, jadi Tuhan kalau pengin juga mungkin.
Sudahlah, soal punah atau lestari itu
terlalu membosankan bagi saya.
Anda tolong bertanya yang pokok-pokok saja.
Yang esensial.
(P) Contohnya oom?
(J) Misalnya bertanya tentang diri saya.
Dari tadi kok yang ditanyakan yang menyangkut orang lain.
Anda ini menganggap diri saya apa?
Aku ini belajar budaya Cina sudah 50 tahun lebih.
Anda bagaimana?
(P) Kalau begitu saya akan tanya tentang hobi oom saja!
(J) Wah kalau hobi saya itu bermacam-macam dan berkembang terus.
Waktu anak-anak dulu hobi saya main gundu dan layangan.
Setelah remaja hobi saya pacaran.
Pacar saya sampai tujuh orang dan semua cantik-cantik.
(P) Setelah dewasa oom?
(J) Setelah dewasa hobi saya ngumpulin duit.
Saya lalu jadi kaya. Tetapi ya itulah.
Harta kan hanya sementara.
Saya lalu jatuh miskin karena terlalu baik
hingga banyak ditipu orang.
(P) Putera-putera oom?
(J) Saya tidak menikah. Meskipun pacar saya banyak
saya memutuskan untuk  tidak menikah. Mungkin
anak biologis saya juga banyak, tetapi saya tidak tahu.
(P) Oom merasa kesepian sekarang?
(J) Ya kadang-kadang. Tetapi hati saya lebih sering ramai.
Saya senang main musik dan menyanyi dalam hati.
(P) Apakah oom merasa gagal dalam hidup ini?
(J) Juga kadang-kadang. Tetapi setelah
saya timbang masak-masak, akhirnya saya
dapat meyakinkan diri saya bahwa saya ini termasuk
orang sukses. Saya belum pernah masuk penjara,
tidak punya musuh malahan dicintai banyak orang.
(P) Apakah ada cita-cita oom yang belum tercapai?
(J) Ada. Satu. Yakni saya ingin mati secara alamiah
tanpa merepotkan orang lain.
(P) Kalau saya ingin tahu lebih banyak tentang
khasiat cula badak?
(J) Itu sebaiknya Anda tanyakan langsung pada
yang bersangkutan.
(P) Maksud oom pada badaknya?
(J) Ya.
(P) Terimakasih.

Badak itu besar dan berat
dia diam
dia menatap manusia di depannya
dengan sorotan sangat tajam tetapi
lembut
sorot itu memancar
dari butir matanya yang kecil
terlalu kecil dibanding badannya
yang besar dan kaku itu.
Wawancara ini berlangsung
di hamparan rumpun honje
di bawah tajuk meranti
badak itu angker dan dingin.

"Saya Wartawan."
Badak itu diam
"Saya ingin menanyakan perihal khasiat cula Anda itu!"
Badak itu masih diam
"Apa benar di dalam cula Anda itu terkandung
bio energi yang maha dahsyat?"
Badak itu tetap diam
"Kata orang, kalau mereka meminum ramuan
cula Anda itu, dicampur dengan kontol macan
maka mereka bisa jadi presiden?"
Badak itu tersenyum.
"Jadi Anda memahami bahasa manusia. Oh my God!
Jadi Anda tahu?"
Wartawan itu mendekat lalu menepuk-nepuk
pundak si badak. Badak itu meneteskan air mata.
"Anda terharu? Aduh! Ternyata badak juga bisa terharu.
Boleh saya memotret?"

Wartawan itu lalu membidikkan kamera.
Dia mengatur diafragma
menyetel kecepatan
memutar zoom
lalu memfokus
badak itu tampak tegang
dia mendengus
matanya memerah dan berkilauan
seperti planet mars waktu
malam berlangit cerah
tiba-tiba ketika klik
badak itu menggerakkan seluruh
badannya ke depan
langkahnya berderap seperti
langkah tentara berlarian
kepalanya ditundukkan
lalu culanya diserudukkan
wartawan dan kameranya
terjengkang ke belakang
badak itu terus berderap-derap
dan wartawan itu merasa dirinya
kembali jadi mahasiswa
yang sedang demo di garis depan
lalu diseruduk panser
dan pingsan
mungkin koma.

Entah berapa hari
entah berapa malam
ketika sang wartawan
siuman
lingkungan terasa nyaman
hangat
bersih
bau wangi
udara juga segar
sang wartawan itu semula
ingin bertanya
"Aku di mana?"
tetapi itu terlalu klise
dia lalu berpikir sejenak
pertanyaan apa yang mesti dia ajukan
tetapi dia lalu memutuskan
untuk tidak bertanya-tanya.
"Mungkin aku justru harus menjawab."
Maka diapun lalu merancang-rancang jawaban.
Tetapi menjawab apa?
Menjawab siapa?
"Jadi sebaiknya aku memberikan  pernyataan saja."
Maka diapun lalu merancang-rancang pernyataan.
Tetapi sebelumnya dia mengedarkan pandang
ke kiri dan ke kanan
dalam cahaya lampu terang benderang
dia melihat manusia-manusia
entah siapa
tetapi itu tidak penting.
"Siapapun mereka
harus mendengar pernyataan pertamaku ini."
Maka diapun lalu mengumpulkan tenaga
dan menggetarkan pita suaranya
sambil berucap.

"Saya sudah sadar!"
di luar dugaan
manusia yang berada di kiri dan kanannya
tampak kaget tetapi gembira
mereka berpaling ke arahnya sambil
buru-buru mendekat dan menunduk
tangan-tangan itu lalu memegang tangannya.
"Sokurlah, kamu sudah sadar!"
"Alhamdulillah!"
"Puji Tuhan!"
"Akhirnya sadar juga dia!"
Lalu ada yang menangis
ada yang memeluk-meluknya
lalu dokter dan perawat datang
dan memeriksanya.

Badak adalah binatang yang baik
binatang yang tidak suka mengganggu
sesamanya
apalagi mengganggu manusia
apalagi dia wartawan
yang hanya sekadar mau memotret.

"Jadi Mas ini sebenarnya mau memotret?"
"Sudah Pak. Sudah memotret."
"La ini to hasilnya. Ada enam frame yang dia hasilkan.
Mula-mula seluruh badan makin lama makin mendekat
sebelum akhirnya menyeruduk."
"Untung tidak diinjak perutnya ya?"
"Badak itu kaget. Mungkin dia pernah melihat
temannya mati dibidik bedil. Badak kan tidak tahu bedanya
bedil dengan kamera foto."
"Apakah badak itu besar?"
"Apakah dia sebesar panser?"
"Dia pasti besar sekali dan culanya itu lo, serem!"
"Memang pada culanya itulah terkandung misteri badak."
"Misteri?"
"Ya, misteri energi purba yang entah
bagaimana juntrungannya."

Cula
mengapa kau tiba-tiba mencuat
di ujung hidung itu?
mengapa tidak di pantat
atau di punggung
atau di kepala seperti lazimnya
para binatang lain?
atau di kaki
bukankah ayam jantan culanya
justru berada di kaki?
bisakah cakar ayam berikut tajinya
itu kita telan utuh-utuh
agar dapat mendatangkan
kekuatan jasmani dan rohani?
atau tanduk kerbau itu
bisakah dipepes dan dikukus
lalu disuapkan ke para jompo
atau perlu digiling halus
diperas
diseduh
lalu dimasukkan dalam dot
dan disumpalkan ke mulut bayi?
atau harus dilebur ke dalam
dada para ibu hingga bayi-bayi
yang meneteknya
akan tumbuh jadi Superman
jadi Rambo yang dengan
pisau dan bedilnya
memberondong dan menyembelih musuh
seperti memotong ayam?
seakan-akan Tuhan memang
sengaja menyembunyikan sesuatu
dia sengaja tidak pernah mau berterus terang
selalu ada yang dibiarkan gelap
dan tidak pernah terjawab.
Benarkah?

Cula itu
mengapa harus digergaji
mengapa harus disatukan dengan
otak monyet
dengan kontol macan
dengan ginseng korea
mengapa tidak dibiarkan saja
dia tetap bertengger di
hidung badak lalu
diusap-usap
dielus-elus
hingga badak-badak itu jinak
dan mau ikut rombongan sirkus
terbang dari Paris ke New York
dengan super kargo Galaxy
disambut dengan tepuk tangan
dan siraman sampanye
mengapa hutan tropis basah itu
tinggal secuil lalu cula-cula
beterbangan ke Hongkong
mengapa Hongkong
mengapa bukan Vatikan atau Mekah
mengapa harus selalu Hongkong
dan Cina
mengapa bukan Batak
bukan Aborigin
bukan Badui Dalam
apakah karena mereka etnis terbesar
di planet ini
atau sejarah mereka yang sangat
panjang dan jauh ke belakang sana
atau karena mata mereka yang sipit itu
yang persis mata badak?

Cula itu
tiba-tiba harus terlepas
dari moncong yang kekar
tiba-tiba darah itu harus tumpah
lalu serasah honje
biji-biji keloncing
dan duri nibung yang tajam
tak ada artinya apa-apa.

Kita tidak boleh berpikir
tidak perlu merenung
semua harus cepat
semua harus tergesa-gesa
sebelum patroli jagawana
mahasiswa pecinta alam
dan para wartawan datang
lalu foto badak yang kaku
dan berdarah itu
terekam lalu meluncur ke satelit
dan beredar ke seluruh penjuru planet.

Daratan Ujung Kulon
mendung dan murung
burung enggang tak lagi
mengepakkan sayap
pucuk-pucuk burahol yang dulu
merah jambu
kini menua lalu rontok jadi
serasah cokelat
duri-duri rotan yang tajam
akhirnya mengalah
dia patah lalu terinjak-injak
dan lapuk jadi humus
mungkin rayap atau cacing
masih harus menyempurnakannya
sebelum musim kemarau tiba
dan banteng-banteng itu
seperti digiring oleh Hyang Syiwa
mereka merumput, minum
tidur-tiduran
dan hujan yang lebat hanya
sedikit membasahi pokok-pokok
fikus yang bertajuk lebat dan besar
fikus-fikus itu bagai payung raksasa atau tenda
lalu rusa pun aman dan hangat
mendekam di bawahnya.

Sumber: Negeri Badak (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Rahasia Cula" karya F. Rahardi merupakan karya yang menggugah pemikiran dan kritik sosial terhadap eksploitasi badak demi kepentingan manusia. Melalui narasi yang unik, puisi ini mengeksplorasi berbagai aspek sosial, ekonomi, dan kepercayaan yang berkaitan dengan perburuan cula badak.

Tema

Puisi ini mengangkat tema utama tentang eksploitasi satwa liar, khususnya badak, demi kepentingan ekonomi dan mitos pengobatan tradisional. Selain itu, puisi ini juga menyinggung keserakahan manusia, absurditas pasar, dan ketidakadilan terhadap alam.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah kritik terhadap ketidaksadaran manusia yang memburu badak demi sesuatu yang tidak benar-benar ilmiah. Meskipun secara farmakologi cula badak tidak memiliki khasiat medis yang istimewa, permintaan tetap tinggi karena kepercayaan turun-temurun. Hal ini mencerminkan bagaimana manusia sering kali mempertahankan kebiasaan atau mitos meskipun tidak berdasarkan fakta ilmiah. Puisi ini juga menyoroti bagaimana hukum ekonomi dapat mendorong tindakan yang tidak bermoral, seperti pembunuhan badak hanya untuk mendapatkan cula.

Puisi ini bercerita tentang ironi di balik perburuan cula badak. Puisi ini menghadirkan wawancara dengan seorang pakar pengobatan tradisional yang membahas keyakinan masyarakat terhadap bio energi dalam cula badak. Selain itu, bagian akhir puisi menampilkan interaksi antara seorang wartawan dan seekor badak, di mana badak yang semula diam akhirnya menyeruduk wartawan sebagai bentuk protesnya terhadap manusia.

Amanat/Pesan yang Disampaikan Puisi

Puisi ini mengajarkan pentingnya kesadaran manusia terhadap lingkungan dan satwa liar. Melalui ironi dan satire, puisi ini mengajak pembaca untuk berpikir ulang tentang eksploitasi badak dan bagaimana kepercayaan yang tidak berdasar dapat menyebabkan kehancuran bagi makhluk hidup lain. Pesan lainnya adalah bagaimana manusia sering kali mengorbankan makhluk lain demi kepentingan egois mereka sendiri tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang.

Imaji

F. Rahardi menghadirkan imaji yang kuat dalam puisinya, seperti gambaran tentang badak yang besar dan berat, serta sorot matanya yang lembut tetapi tajam. Imaji ini memperkuat kesan bahwa badak adalah makhluk yang berwibawa dan patut dihormati, bukan sekadar objek eksploitasi manusia.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas, di antaranya:
  • Ironi: Dalam bagian wawancara dengan pakar pengobatan tradisional, ada sindiran terhadap absurditas kepercayaan bahwa cula badak bisa memberikan kekuatan luar biasa.
  • Personifikasi: Badak digambarkan seolah memiliki perasaan, bisa menangis, dan bahkan tersenyum. Ini memberikan kesan bahwa badak memiliki kesadaran dan memahami penderitaannya akibat ulah manusia.
  • Metafora: Perbandingan antara wartawan yang diseruduk badak dengan mahasiswa yang ditabrak panser adalah metafora terhadap ketidakberdayaan manusia ketika berhadapan dengan kekuatan yang lebih besar.
Puisi "Rahasia Cula" karya F. Rahardi adalah sebuah kritik tajam terhadap eksploitasi satwa liar dan keserakahan manusia. Melalui dialog yang satir dan penggunaan imaji yang kuat, puisi ini menggugah kesadaran pembaca tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan tidak terjebak dalam mitos yang dapat merugikan makhluk lain. Sebuah karya yang tidak hanya menyentuh secara emosional tetapi juga memberikan pemahaman yang mendalam tentang hubungan manusia dengan alam.

F. Rahardi
Puisi: Rahasia Cula
Karya: F. Rahardi

Biodata F. Rahardi:
  • F. Rahardi (Floribertus Rahardi) lahir pada tanggal 10 Juni 1950 di Ambarawa, Jawa Tengah.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.