Puisi: Penyair (Karya Mansur Samin)

Puisi "Penyair" karya Mansur Samin tidak hanya menggambarkan perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin penyair dalam menjelajahi kompleksitas ...
Penyair

Pengagum kecintaan dunia
pencari kedalaman manusia
tapi kantuk dan lesu
pengisi jalan hidupmu

Pandangan makin jauh
sambil lupa satu pegangan
memainkan ini hidup
uang dan kesehatan

Penyair adalah cinta yang mengalir

Sumber: Dendang Kabut Senja (1985)

Analisis Puisi:

Puisi "Penyair" karya Mansur Samin menggambarkan perjalanan seorang penyair dalam meresapi dan menghayati kehidupan, serta refleksi tentang nilai-nilai yang dihadapi dalam perjalanan hidupnya.

Pengagum Kecintaan Dunia: Puisi ini dimulai dengan penggambaran penyair sebagai pengagum kecintaan dunia. Ini menciptakan gambaran individu yang memiliki rasa ingin tahu dan keinginan untuk meresapi keindahan dan kedalaman dunia di sekitarnya.

Pencari Kedalaman Manusia: Pernyataan "pencari kedalaman manusia" menggambarkan penyair sebagai individu yang memiliki keinginan untuk memahami dan menjelajahi dimensi batin manusia. Ini merujuk pada kepekaan penyair terhadap perasaan dan pengalaman manusia.

Kantuk dan Lesu Sebagai Pengisi Jalan Hidupmu: Kantuk dan lesu di sini dapat diartikan sebagai metafora dari kelelahan dan kejenuhan yang dihadapi oleh penyair dalam perjalanan hidupnya. Meskipun menjadi pengisi jalan hidup, keduanya dapat menjadi hambatan atau rintangan yang memerlukan kekuatan ekstra untuk diatasi.

Pandangan yang Makin Jauh: Pandangan yang makin jauh menciptakan gambaran tentang penyair yang terus berkembang dan mendalam dalam wawasannya. Namun, sambil lupa satu pegangan menunjukkan bahwa perjalanan tersebut tidak selalu tanpa keraguan atau kehilangan.

Memainkan Ini Hidup, Uang, dan Kesehatan: Baris ini mengungkapkan bahwa penyair terlibat dalam permainan hidup, di mana aspek-aspek seperti uang dan kesehatan menjadi bagian dari pertaruhan. Hal ini mencerminkan kompleksitas dan realitas dunia yang dihadapi penyair.

Penyair adalah Cinta yang Mengalir: Penutup puisi yang kuat, "Penyair adalah cinta yang mengalir," menyatakan bahwa dalam semua perjalanan dan tantangan, esensi penyair adalah cinta. Cinta di sini dapat diartikan sebagai hasrat, dedikasi, dan pengabdian terhadap kehidupan dan pencarian makna.

Kesimpulan Bersifat Terbuka: Puisi ini tidak memberikan penyelesaian yang pasti atau kesimpulan yang tuntas. Ini memberikan kebebasan bagi pembaca untuk menafsirkan maknanya sendiri. Kesimpulan yang bersifat terbuka meninggalkan ruang untuk refleksi dan kontemplasi pribadi.

Puisi "Penyair" karya Mansur Samin tidak hanya menggambarkan perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin penyair dalam menjelajahi kompleksitas dan dinamika kehidupan. Puisi ini menyoroti kerentanan, keindahan, dan tantangan yang dihadapi oleh seorang penyair dalam pencarian makna hidupnya.


Puisi Mansur Samin
Puisi: Penyair
Karya: Mansur Samin

Biodata Mansur Samin:
  • Mansur Samin mempunyai nama lengkap Haji Mansur Samin Siregar;
  • Mansur Samin lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 29 April 1930;
  • Mansur Samin meninggal dunia di Jakarta, 31 Mei 2003;
  • Mansur Samin adalah anak keenam dari dua belas bersaudara dari pasangan Haji Muhammad Samin Siregar dan Hajjah Nurhayati Nasution;
  • Mansur Samin adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.