Puisi: Pelajaran Biologi (Karya F. Rahardi)

Puisi "Pelajaran Biologi" karya F. Rahardi adalah kritik sosial terhadap korupsi dan perilaku para pejabat atau penguasa yang diibaratkan seperti ...
Pelajaran Biologi

Selamat pagi anak-anak
hari ini ibu guru akan mulai
dengan pelajaran biologi
kali ini ibu akan menerangkan
soal tikus

Anak-anak
tikus adalah binatang pengerat
famili muridae, suku rodentia
di dunia ini ada dua macam tikus
tikus kecil dan tikus besar
tikus kecil berwarna kelabu
dengan ekor berbulu
sedangkan tikus besar
warnanya macam-macam
ada yang kelabu tua
cokelat tua
hitam dan putih
tikus besar ekornya bersisik
di Jawa Tengah
tikus besar ini disebut tikus wirog
di Jakarta dinamakan tikus got

tikus merupakan binatang hama
yang sangat merugikan manusia
baik di rumah
di kantor
di sawah maupun di ladang

hewan ini mau makan apa saja
selain merugikan sebagai hama
tikus juga dapat menularkan penyakit
antara lain penyakit pes

Tikus dapat berkembangbiak
dengan cepat sekali
masa birahinya berlangsung sepanjang waktu

Anak-anak
tikus termasuk binatang menyusui
alias mamalia
jadi tikus tidak bertelur
tapi melahirkan anak
sekali lahir
anaknya dapat mencapai 22 ekor
masa buntingnya 18-24 hari

Anak-anak
anak tikus disebut cindil
ada pertanyaan?
kalau tidak ada
bu guru akan bertanya
apa beda tikus jantan dan tikus betina
coba kamu Wawan

Tikus jantan bertitit
tikus betina tidak bu

Lo, itu jorok, Wawan
coba kamu Budi

Tikus jantan tidak dapat melahirkan
tikus betina dapat melahirkan bu

Bagus, bagus
tapi tikus betina juga
dapat tidak melahirkan
kalau dia mandul
sekarang coba jelaskan
mengapa tikus suka mencuri
coba sekarang kamu Lastri

Karena ditunggu lama sekali
Lastri diam saja
anak-anak serentak menjawab

Memang sudah diatur
dari sosonya bu

Betul-betul
sekarang coba sebutkan
perbedaan tikus berdasi
dan tikus yang tidak berdasi

Anak-anak
pertanyaan ini
tidak perlu dijawab sekarang
sebab untuk PR.

1991

Analisis Puisi:

Puisi "Pelajaran Biologi" karya F. Rahardi adalah salah satu karya sastra yang mengemas kritik sosial dengan cara yang unik dan jenaka. Melalui dialog antara ibu guru dan murid-muridnya, puisi ini menghadirkan pelajaran biologi tentang tikus. Namun, di balik pembahasan ilmiah yang ringan itu, terselip makna yang jauh lebih dalam tentang fenomena sosial dan realitas di masyarakat.

Tema

Tema utama dalam puisi "Pelajaran Biologi" adalah kritik sosial terhadap korupsi dan perilaku para pejabat atau penguasa yang diibaratkan seperti tikus. F. Rahardi dengan cerdas menggunakan metafora tikus sebagai simbol yang mewakili koruptor dan perilaku culas yang merugikan masyarakat.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini mengacu pada sindiran tajam terhadap sifat serakah, rakus, dan kebiasaan mencuri yang dilekatkan pada tikus, yang pada dasarnya juga mencerminkan perilaku sebagian oknum penguasa di Indonesia. Tikus di kelas biologi bukan sekadar binatang pengerat, melainkan simbol manusia yang tak bermoral, gemar mencuri, dan merugikan rakyat.

Bahkan, ketika ibu guru bertanya mengapa tikus suka mencuri, para murid menjawab spontan: “Memang sudah diatur dari sononya, Bu.” Jawaban ini mengandung kritik bahwa perilaku koruptif sudah dianggap lumrah dan diwariskan secara turun-temurun di negeri ini.

Puisi ini bercerita tentang suasana di kelas saat pelajaran biologi berlangsung. Sang ibu guru menerangkan tentang tikus dengan bahasa ilmiah, menjelaskan ciri-ciri fisik, habitat, hingga siklus reproduksinya. Namun, perlahan pelajaran itu berubah menjadi kritik sosial yang menyindir fenomena korupsi melalui perumpamaan tikus berdasi.

Tikus berdasi tentu merujuk pada pejabat atau penguasa yang kelihatannya rapi dan terhormat, namun di balik itu, mereka menjalankan praktik-praktik kotor seperti mencuri uang rakyat.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terkesan humor, santai, dan penuh kelucuan khas suasana kelas, tetapi di balik humor itu tersembunyi sindiran tajam. F. Rahardi membangun suasana kelas yang hidup, dengan percakapan yang terasa sangat alami, seperti kelas anak SD yang polos, namun justru menyuarakan kejujuran yang pedas tentang realitas sosial.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Pesan yang disampaikan puisi ini cukup jelas, yaitu kritik terhadap budaya korupsi yang sudah mengakar di masyarakat, bahkan dianggap sebagai hal yang wajar dan diwariskan secara turun-temurun. Melalui pelajaran biologi tentang tikus, F. Rahardi mengajak pembaca merenung bahwa sifat rakus dan culas bisa melekat di mana saja, baik pada tikus di got maupun tikus berdasi di kantor-kantor pemerintahan.

Puisi ini juga menyampaikan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya sebatas hafalan ilmiah, tetapi juga membentuk kesadaran moral dan sikap kritis terhadap kondisi sosial di sekitarnya.

Imaji

Puisi ini menghadirkan imaji visual dan auditori yang kuat. Pembaca bisa membayangkan suasana kelas dengan ibu guru yang menerangkan pelajaran, murid-murid yang riuh menjawab pertanyaan, hingga gambaran tikus-tikus di rumah, sawah, dan got. Imaji tentang tikus berdasi juga membawa bayangan pejabat yang berjas rapi tapi menyimpan kelicikan di balik tampilannya.

Majas

Puisi Pelajaran Biologi dipenuhi dengan majas metafora dan ironi. Tikus menjadi metafora yang melambangkan koruptor, sementara dialog-dialog jenaka di kelas mengandung ironi yang menyentil realitas sosial.

Contoh majas:
  • Tikus berdasi sebagai metafora pejabat korup.
  • Kalimat “Memang sudah diatur dari sononya Bu” adalah bentuk ironi sosial, di mana anak-anak yang polos justru menyampaikan fakta menyakitkan tentang kebiasaan korupsi yang dianggap wajar.
Puisi "Pelajaran Biologi" karya F. Rahardi bukan sekadar puisi tentang pelajaran ilmu pengetahuan, tetapi sebuah kritik tajam terhadap fenomena sosial yang terjadi di Indonesia. Dengan gaya bahasa yang ringan, penuh humor, namun sarat sindiran, F. Rahardi berhasil menunjukkan bahwa puisi dapat menjadi cermin yang mengungkap kebobrokan moral masyarakat.

Floribertus Rahardi
Puisi: Pelajaran Biologi
Karya: F. Rahardi

Biodata F. Rahardi:
  • F. Rahardi (Floribertus Rahardi) lahir pada tanggal 10 Juni 1950 di Ambarawa, Jawa Tengah.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.