Puisi: Patiwangi (Karya Oka Rusmini)

Puisi "Patiwangi" karya Oka Rusmini merenungkan identitas, sejarah, dan upacara-upacara yang menjadi bagian dari kehidupan dan kebudayaan Bali.
Patiwangi

Inilah tanah baruku
Mata air menentukan hidupnya
Ikan-ikan memulai percintaan baru
Batang-batang yang menopang daun-daun muda
Membuat upacara penguburan
Telah kucium beragam bunga
Dan sesajen mengutuk kaki yang kubenamkan di tanah
Suara genta menyumbat mata angin
Tak mampu mengantar dewa pulang

Kubuat peta di pura
Puta
Mengantar warnaku pada silsilah matahari
Bumi mengeram, tanah memendam amarah
Tak ada pecahan suara menyelamatkan warnaku

Para lelaki menantang matahari Penunggu warna perempuan pilihannya
Tak ada upacara untuknya di setiap sudut Pura

Para pemangku hanya mencium bangkai dupa
Terlalu banyak dewa yang harus diingat
Dan para lelaki terus meminang

Karena namaku, kuharus punya sejarah upacara
Anak-anak kelak kumandikan dari pilihan ini.

1995

Sumber: Warna Kita (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Patiwangi" karya Oka Rusmini membawa pembaca ke dalam dunia puitis yang kaya akan citra dan simbol. Dalam karya ini, penyair merenungkan identitas, sejarah, dan upacara-upacara yang menjadi bagian dari kehidupan dan kebudayaan Bali.

Latar Belakang Puisi: Puisi ini tampaknya mencerminkan kekayaan budaya Bali dan kompleksitasnya, khususnya dalam konteks upacara, tradisi, dan spiritualitas. "Patiwangi" dapat diartikan sebagai sebuah tempat atau wilayah yang memiliki makna mendalam dalam konteks puisi ini.

Imaji Alam dan Upacara: Puisi ini menggambarkan gambaran alam dan upacara-upacara yang mengiringi kehidupan di Patiwangi. Mata air, ikan-ikan, batang-batang, dan genta adalah elemen-elemen yang memberikan kehidupan pada puisi ini.

Simbolisme dan Metafora: Simbolisme dan metafora digunakan secara kuat dalam puisi ini. Upacara penguburan, sesajen, genta, dan peta di pura memiliki makna lebih dari sekadar bentuk fisiknya; mereka mencerminkan spiritualitas dan kearifan lokal.

Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini menyoroti hubungan erat antara manusia dan alam. Mata air yang menentukan hidupnya, ikan-ikan yang memulai percintaan baru, dan elemen-elemen alam lainnya menciptakan gambaran harmoni antara manusia dan lingkungannya.

Tradisi dan Upacara: Tema utama puisi ini adalah tradisi dan upacara. Penyair membahas upacara-upacara yang terjadi di Patiwangi, termasuk penguburan dan pemujaan di pura, serta kontrasnya dengan dunia modern yang terus berubah.

Pentingnya Identitas dan Sejarah: Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya identitas dan sejarah. Pembuatan peta di pura ("Puta") dan peran penting silsilah matahari menunjukkan keinginan untuk mengenang dan menyelidiki akar budaya.

Konflik antara Tradisi dan Modernitas: Terdapat konflik yang tersirat antara tradisi dan modernitas. Meskipun ada upacara-upacara tradisional yang kaya makna, pemangku hanya mencium bangkai dupa, dan para lelaki terus meminang, menciptakan gambaran tentang perubahan dan tantangan dalam budaya Bali.

Puisi "Patiwangi" karya Oka Rusmini membawa pembaca ke dalam pengalaman yang dalam dan indah tentang budaya Bali. Dengan menggambarkan upacara-upacara dan kehidupan alam di Patiwangi, penyair berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya merawat identitas budaya dan sejarah. Puisi ini menciptakan ruang bagi pembaca untuk merenungkan keunikan dan keindahan tradisi serta kompleksitas perjalanan manusia antara tradisi dan modernitas.

Oka Rusmini
Puisi: Patiwangi
Karya: Oka Rusmini

Biodata Oka Rusmini:
  • Oka Rusmini lahir di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1967.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Upacaraini upacara kesekianyang memandikan tiap roh jadi cahayabunga-bunga melekat dalam tubuhkumenyekutukan kebesaran prasejarahke mana aku mesti pulangmembingkai pijakan yang asi…
  • Euforia Mungkin kita memang tidak memerlukan pertemuan lagi. Atau kau mulai takut menyentuh api yang terus tumpah dalam bola mataku? Katamu: Aku menginginkan ka…
  • LingkaranDulu, pada masa kanak-kanak, seorang perempuan melemparku ke laut. Membiarkan ikan pari mengasuhku. Sekarang kumuntahkan dagingku sendiri. Akankah kubuang kau ke laut juga…
  • Kuru (1) pernahkah kau kenal cinta anak bajang Betara Surya? cinta yang tumpah dari persembunyian dunianya pecahannya merobek setiap sudut wajah batuku aku, putra …
  • Catatan Kanak-Kanakdengan berbekal ladang-ladang tanduskaubiarkan biji mencari ladang sendiriterlalu banyak upacara kulalui untuk jadi manusiakaupulangkan aku pada lelaki asingyang…
  • Tanah Lelakikutanahku, tanah barumusetiap garis mengandung darahdan benih luka yang kubangun untukmumungkin bunga-bunga yang kautanamtak kaupahami asal mulanyatanahku, tanah barumu…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.