Puisi: Pada Duri (Karya Mahdi Idris)

Puisi "Pada Duri" karya Mahdi Idris menggambarkan perjuangan seseorang dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan rintangan dan luka, baik secara ..
Pada Duri

Kau boleh rebah ditampar angin
mengerang dalam remang pagi
tapi angin meniup duri
menusuk dalam lembah daging;
lukamu nanah menambah garam
di langitmu ayam berkokok
sampai pagi.

Bahkan dalam daging
segalanya diam
mengeram mimpi
mengusir dengus sendiri;
duri membusuk jelma dendam.

Kau bakar dendam
dalam kepala;
siapa yang datang
menjenguk lupa
alamat pulang.

Pondok Kates, 08/01/2016

Analisis Puisi:

Puisi "Pada Duri" karya Mahdi Idris mengusung tema penderitaan dan luka batin yang mendalam. Penyair menggambarkan perjuangan seseorang dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan rintangan dan luka, baik secara fisik maupun emosional.

Makna Tersirat

Puisi ini menyiratkan bahwa penderitaan dan luka yang dialami seseorang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga meresap ke dalam batin. Duri dalam puisi ini dapat dimaknai sebagai simbol penderitaan yang terus menerus menusuk dan membekas dalam kehidupan seseorang. Luka yang semakin dalam dan nanah yang menambah garam menunjukkan bahwa penderitaan tersebut semakin menyakitkan dan sulit untuk disembuhkan. Dendam yang dibakar dalam kepala bisa diartikan sebagai kemarahan atau rasa sakit yang terus dipendam dan sulit untuk dilupakan.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang mengalami penderitaan dan kesakitan yang mendalam. Angin yang meniup duri ke dalam daging menggambarkan bagaimana penderitaan datang tanpa bisa dihindari, dan luka yang membusuk menjadi simbol dari rasa sakit yang tidak kunjung sembuh. Dalam bagian akhir puisi, ada gambaran tentang seseorang yang membakar dendam tetapi kehilangan arah untuk kembali ke jalan yang benar, yang bisa diartikan sebagai seseorang yang tenggelam dalam luka dan kemarahan tanpa tahu bagaimana cara keluar dari penderitaan tersebut.

Imaji

Dalam puisi ini, Mahdi Idris menggunakan imaji yang kuat untuk menggambarkan rasa sakit dan penderitaan. Imaji tentang "duri menusuk dalam lembah daging" memberikan gambaran visual yang kuat tentang luka fisik yang juga melambangkan penderitaan batin. Selain itu, imaji "nanah menambah garam" memberikan efek sensorik yang memperkuat kesan betapa pedihnya luka yang dialami oleh tokoh dalam puisi ini. "Langitmu ayam berkokok sampai pagi" juga menciptakan suasana yang suram dan penuh kesepian.

Majas

Penyair menggunakan beberapa majas dalam puisinya, di antaranya:
  • Metafora: "Duri membusuk jelma dendam" menggambarkan bagaimana rasa sakit bisa berkembang menjadi dendam yang membakar hati seseorang.
  • Personifikasi: "Angin meniup duri" memberikan sifat manusia pada angin, seolah-olah angin secara sengaja membawa penderitaan kepada seseorang.
  • Hiperbola: "Nanah menambah garam" memperkuat kesan penderitaan yang bertambah parah, seakan luka yang ada semakin diperburuk oleh keadaan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini memberikan pesan tentang bagaimana penderitaan bisa membentuk seseorang, baik secara positif maupun negatif. Jika seseorang tidak mampu menghadapi luka dan penderitaan dengan cara yang benar, maka dendam bisa menguasai dirinya dan menjadikannya seseorang yang penuh kemarahan. Namun, jika bisa menerima dan mengelola rasa sakit dengan baik, seseorang bisa menemukan jalan keluar dari penderitaan dan tidak terjebak dalam dendam yang berkepanjangan.

Sepenuhnya Puisi
Puisi: Pada Duri
Karya: Mahdi Idris

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Pengorbanan Tuhan, ambillah yang Kau mau aku sedia merontokkan bulu dan belulangku, aku sahaya tanpa maqam di hadapan-Mu. Jika Kau mau, ambillah tanpa persetujuanku. Raye…
  • Taman Di tanaman ini ada kerinduan yang terpendam. Bertahun lamanya tertanam bersama akar bunga dan rerumputan yang senantiasa memberi asa aku kembali. Ada catatan kecil yang …
  • Secangkir Anggur Ada secangkir anggur yang menari memabukkan selembar panji merah di tanah basah yang kerap resah, pada tiang-tiang pembatas di ujung pulau tandus. Selalu…
  • Membaca Aku membaca Nama-Mu di awan kau melukis diri dengan lafaz yang kutahu aku belajar membaca dari kalimat nama-Mu. Jika engkau sudi, aku membaca lagi nama-Mu di puc…
  • Rasa Sakit Siapa yang telah sakit oleh kecup angin malam dingin, tanyamu. Dia yang sakit, adalah dia yang sedang membaringkan persoalan hidup menjadi renungan. Lalu diterjemahkan…
  • Kepada Engkau Aku tahu, airmatamu tumpah dalam gelimang ragu menunggu kabarku pulang  menujumu menjelang senja namun hari itu adalah penantian panjang burung-burung tel…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.