Puisi: Menjemput Ramadhan (Karya Ahmad Yani AZ)

Puisi "Menjemput Ramadhan" membahas tradisi menjelang Ramadhan, khususnya ritual sahur, dan menyoroti nilai-nilai budaya yang terus dilestarikan ...
Menjemput Ramadhan
Di Balik Kamar Isolasi
(Mempertahankan dan Melestarikan Budaya
Tradisi di Antara Pandemi)

Sejenak suaranya terkurung waktu
Begitu indah didengar
Bebunyian beragam alat berpadu
Nyanyikan irama bangunkan sahur

Yaaa ... sebuah tradisi yang takkan hilang oleh zaman
Menemani santapan menjelang sahur
Meski kemarin terhalang pandemi
Meski kemarin sempat ditampilkan kembali secara virtual
Namun auranya takkan pupus di hati

Sebuah tradisi yang semakin merakyat dari tahun ke tahun
Yang selalu mengundang decak kagum di antara kerumunan mengundang khalayak
Untuk dipertahankan dan dilestarikan

Arakan Sahur
Yang barangkali di daerah lain tak seperti di kota kecil Kuala Tungkal ini
Menjadi kebanggaan dan salah satu aset yang sangat berharga
Tradisi masyarakat yang semakin dinanti menjelang Ramadhan
Semoga kembali bisa hadir
Semoga pandemi pun segera berakhir

Kuala Tungkal, 19 Februari 2022
04.59 dini hari WIB

Analisis Puisi:

Puisi "Menjemput Ramadhan" karya Ahmad Yani AZ membahas tradisi menjelang Ramadhan, khususnya ritual sahur, dan menyoroti nilai-nilai budaya yang terus dilestarikan dalam masyarakat, meskipun mungkin mengalami hambatan seperti pandemi. Melalui nada-nada yang penuh haru dan nostalgia, penyair membawa pembaca untuk memahami keindahan tradisi tersebut.

Nostalgia akan Tradisi Sahur: Penyair menghadirkan gambaran keindahan dan keseruan tradisi menjelang sahur, menggambarkan keragaman alat musik yang dipadukan dalam irama sahur yang begitu mempesona. Deskripsi ini menciptakan suasana rindu dan kekaguman terhadap momen-momen tradisional yang dijalani sebelum berbuka puasa.

Perlambatan Pandemi dan Keberlanjutan Tradisi: Meskipun ada tantangan pandemi yang mungkin menghambat pelaksanaan tradisi ini, puisi ini tetap mengekspresikan harapan akan berakhirnya pandemi dan kembalinya tradisi ini dalam bentuk yang utuh. Hal ini menunjukkan pentingnya mempertahankan dan melanjutkan tradisi budaya yang berharga.

Makna Kebanggaan Lokal dan Kearifan Tradisi: Puisi ini juga menyoroti nilai kebanggaan lokal dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh daerahnya. Arakan sahur, yang mungkin unik untuk daerahnya, diangkat sebagai suatu kebanggaan dan kekayaan yang perlu dilestarikan.

Puisi "Menjemput Ramadhan" menciptakan gambaran keindahan tradisi menjelang Ramadhan dan kekaguman terhadap kearifan lokal serta keberlanjutan budaya dalam masyarakat. Meskipun menghadapi hambatan, puisi ini menciptakan harapan akan kelangsungan dan kebangkitan kembali tradisi tersebut.

Menjemput Ramadhan
Puisi: Menjemput Ramadhan
Karya: Ahmad Yani AZ

Biodata Ahmad Yani AZ:

Ahmad Yani AZ lahir di Kuala Tungkal (Bungsu dari 9 bersaudara, 11 Februari 1969. Sejak kelas 4 SD sudah mulai mencoba untuk terjun ke dunia kepenulisan dan sampai SLTA maupun saat melanjutkan studi pada Akademi Komunikasi Jurnalistik Yogyakarta sampai sekarang ini. Yang pada waktu itu mengikuti test pada Universitas Jambi, IKIP Karang Malang dan Institut Seni Indonesia Jurusan Tari, justru lulus pada Akademi Komunikasi Jurnalistik Yogyakarta (tahun 1993).

Di samping menekuni dunia kepenulisan, juga sambil aktif mengisi waktu masuk di sanggar Natya Lakshita Yogyakarta pimpinan Didik Nini Thowok (3 bulan) dan LPK. Kepenyiaran Radio & TV (Jurusan Kepenulisan Naskah 1994).

Selesai di Akademi Komunikasi Yogyakarta dan kembali ke kampung halaman, kemudian menjadi Freelance Journalist (dan magang) di Harian Independent (yang sekarang Jambi Independent) kemudian aktif menulis di rubrik opini dan budaya di Pos Metro, Jambi Ekspres dan sempat menjadi Kabiro/Reporter Mingguan Jambi Post (1998-2000), Pimred Bulletin Poltik KIN RADIO (2004), kemudian diminta menjadi staf redaksi Mingguan Media Pos Medan (lebih kurang 1,5 tahun: 2002), Wakil Sekretaris Pincab. Pemuda Panca Marga (2001–2014), Bagian Seni Budaya/Pariwisata Pemuda Panca Marga Tanjab Barat 2014-2018 dan 2009-2012 Freelance Journalist: Harian Radar Tanjab, Pos Metro, Jambi Eks, Jambi Independent, Infojambi, Tipikor Meda, Harian Jambi, Tribun, Staf Disporabudpar Tanjab Barat (November 2014 sampai sekarang Wartawan/Pengasuh Rubrik Seni dan Sastra Harian Tungkal Post). Putra bungsu H. Ahmad Zaini (Tokoh Pejuang/Anggota Veteran, Anggota Laskar Hisbullah, Barisan Selempang Merah & Saksi/Pelaku Sejarah).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.