Puisi: Menggerakkan Tenaganya (Karya Bung Karno)

Puisi "Menggerakkan Tenaganya" karya Bung Karno menegaskan bahwa setiap makhluk, umat, atau bangsa pasti akan bangkit ketika telah mencapai titik ...

Menggerakkan Tenaganya


Diberi hak-hak atau tidak diberi hak
Diberi pegangan atau tidak diberi pegangan
Diberi penguat atau tidak diberi penguat
Tiap-tiap makhluk
Tiap-tiap umat
Tiap-tiap bangsa tidak boleh tidak
Pasti akhirnya bangkit
Pasti akhirnya bangun
Pasti akhirnya menggerakkan tenaganya
Kalau ia sudah terlalu sekali merasakan
celakanya diri oleh suatu daya angkara murka!
Jangan lagi manusia
Jangan lagi bangsa
Walau cacing pun tentu berkeluget-keluget
kalau merasa sakit!

Sumber: Puisi-Puisi Revolusi Bung Karno (2002)

Catatan:
Buku Puisi-Puisi Revolusi Bung Karno (2002) dihimpun oleh Maman S. Tegeg. Maman merangkai tulisan-tulisan (termasuk pidato) karya Bung Karno (yang dikutip dari berbagai sumber) menjadi bentuk sajak/puisi.

Analisis Puisi:

Puisi "Menggerakkan Tenaganya" karya Bung Karno merupakan sebuah karya yang sarat dengan semangat perjuangan. Sebagai seorang pemimpin revolusi dan proklamator kemerdekaan Indonesia, Bung Karno menyampaikan pesan kebangkitan dan perlawanan terhadap ketidakadilan.

Tema Puisi

Tema utama dalam puisi ini adalah perjuangan dan kebangkitan melawan penindasan. Bung Karno menegaskan bahwa setiap makhluk, umat, atau bangsa pasti akan bangkit ketika telah mencapai titik penderitaan yang tidak tertahankan. Puisi ini mencerminkan semangat revolusi dan keberanian untuk melawan kekuasaan yang menindas.

Makna Puisi

Puisi ini menegaskan bahwa kebangkitan adalah hal yang tak terhindarkan ketika suatu bangsa atau individu mengalami ketidakadilan dalam waktu yang lama. Bung Karno mengingatkan bahwa meskipun hak-hak dirampas dan kebebasan ditindas, pada akhirnya semua makhluk akan bergerak untuk melawan.

Kalimat "Walau cacing pun tentu berkeluget-keluget kalau merasa sakit!" memperkuat pesan bahwa bahkan makhluk sekecil dan selemah apa pun akan berusaha membela diri ketika berada dalam kondisi terjepit. Ini adalah seruan bahwa perjuangan adalah naluri dasar setiap makhluk hidup.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah peringatan bagi para penguasa atau penindas bahwa ketidakadilan tidak akan bertahan selamanya. Jika suatu bangsa atau kelompok terus-menerus ditekan, maka akan muncul perlawanan. Bung Karno juga ingin menanamkan kesadaran bahwa perjuangan bukanlah sesuatu yang harus menunggu izin atau restu dari pihak lain. Kebangkitan adalah sesuatu yang alamiah ketika penderitaan sudah mencapai puncaknya.

Selain itu, puisi ini juga mengajarkan tentang harga diri dan keberanian. Bung Karno ingin menyampaikan bahwa tidak ada bangsa yang boleh diam saja ketika hak-haknya diinjak. Perlawanan adalah bentuk eksistensi dan kebebasan yang harus diperjuangkan.

Puisi ini bercerita tentang kekuatan alamiah dari makhluk hidup untuk bangkit melawan penindasan. Bung Karno menekankan bahwa meskipun seseorang atau suatu bangsa tidak diberi hak, pegangan, atau penguat, mereka tetap memiliki daya untuk bergerak dan melawan ketika mengalami ketidakadilan yang luar biasa.

Puisi ini juga mencerminkan realitas perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Bung Karno ingin menegaskan bahwa perlawanan terhadap penjajahan bukanlah sesuatu yang bisa dicegah, karena itu adalah bagian dari naluri manusia.

Puisi "Menggerakkan Tenaganya" adalah puisi yang membakar semangat perjuangan dan mengajak setiap individu atau bangsa untuk tidak menyerah dalam menghadapi ketidakadilan.

Ir. Soekarno
Puisi: Menggerakkan Tenaganya
Karya: Bung Karno

Biodata Bung Karno/Ir. Soekarno:
  • Ir. Soekarno (EYD: Sukarno) merupakan Presiden Indonesia (1945-1967).
  • Ir. Soekarno, sering disapa Bung Karno, lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Soerabaja, Oost Java, Hindia Belanda.
  • Ir. Soekarno meninggal dunia karena gangguan ginjal pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.